"Lo memang adek tiri gw, tapi kita gak sedarah, apa salah nya gw pake Lo buat kepuasaan gw."
________________________________________________
seorang gadis culun yang selalu di bully oleh siswa si penguasa sekolah nya. tak di sangka orang yang setiap hari membully nya, bisa menjadi sodara tiri nya Sekarang.
selain bandel bocah itu juga mesum, dan sedikit kasar jika meminta sesuatu, apakah si gadis culun itu akan bertahan hidup seatap dengan orang yang selalu membully nya? atau ia akan memutuskan untuk berbeda rumah dengan kakak tiri nya? yuk langsung baca aja cuss 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tanzila mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 35
Sesampainya di mansion megah tersebut......
Tok tok tok
Suara ketukan pintu dari luar ruangan Raka.
"Masuk."
Edi pun masuk ke ruangan Raka, setelah di izinkan.
"Maaf, tuan. Apa kedatangan saya telat?,"Tanya Edi sedikit menjulurkan lidah nya yang kepanasan, gara gara meminum kopi yang masih panas.
"Apa maksud mu menjulurkan lidah seperti itu Ha?!!."marah Raka, yang merasa di ejek, karena komuk Edi yang seakan sedang mengejek.
"Maaf, tuan....saya tidak bermaksud mengejek, tuan. Lidah saya terasa terbakar, tuan, karena meminum kopi yang masih panas."beri tau Edi.
"Bodoh juga kamu ya, kopi panas di minum." Ucap Raka sedikit mengejek Edi.
"Sabar Edi....dia bos mu. Jika bukan bos, sudah lama ku jewer bibir jahat nya itu." Batin Edi yang mencoba menenangkan diri nya sendiri.
"Apa kau mengumpati diri ku?."tanya Raka menatap tajam ke arah Edi.
"Ti-tidak, tuan."Jawab Edi, menunduk takut.
"Sudah lupakan saja masalah tadi, lebih baik kau fokus pada tugas mu."ucap Raka.
"Baiklah, tuan. Tugas saya apa, tuan?."tanya Edi.
"Tugas mu adalah....."
...----------------...
Kini Kania dan Elbra sedang berada di danau luzern. Mereka bersantai di tepi danau, sembari membentak karpet berwarna merah muda, yang di atas nya kini penuh dengan makanan makanan lezat, yang mampu membuat siapa saja akan lapar jika mencium aroma makanan tersebut.
"Hey....Lo ngapain sih ngelamun terus? Kita lagi liburan loh, masa masih sedih sih."Heran Elbra, ketika melihat Kania yang terus melamun menatap ke arah danau.
"Kamu makan lah duluan....aku sedang tak selera."Jawab Kania tanpa melihat ke arah Elbra
Elbra pun menghembus nafas panjang. Ia sangat bingung dengan kondisi Kania sekarang. Namun ia tak menyerah untuk membuat senyuman terukir di bibir Kania.
Elbra pun membawa makanan lezat itu ke arah Kania. Ia pun mencoba menyuapi Kania. Walau awal nya Kania tak mau. Hingga akhirnya Kania mau, karena Elbra yang menyuapi nya seperti anak bayi.
"Suuuuuuu......pesawat akan mendarat," ucap Elbra sembari menerbangkan sesendok makanan itu seperti pesawat, lalu mengarahkan nya pada mulut Kania.
"Wah....kok jalan nya macet. Wah wah ternyata ada putri cantik sedang mogok makan. Apa yang harus pilot lakukan, agar pesawat bisa lewat."ucap Elbra seakan sedang membacakan Dongeng untuk anak anak.
Kania pun tersenyum tipis melihat tingkah Elbra yang mencoba menghibur nya.
"Coba lihat....ada senyuman di bibir putri cantik itu, sepertinya pilot harus lebih berusaha agar putri cantik tidak mogok makan lagi,"ucap Elbra sembari menggerakkan sendoknya, seakan sendok itu yang bicara.
"Ayolah putri cantik....beri jalan untuk pesawat kecil ini. Ayo buka mulut mu putri cantik."ucap Elbra masih berusaha memainkan drama nya, agar Kania mau memakan makanan yang ada di sendok tersebut.
"Yah....putri cantik nya tak mau memberi jalan untuk pesawat kecil ini, pilot sangat sedih loh putri cantik,"ucap Elbra sembari menunjukkan wajah sedih nya pada Kania. Hingga akhirnya Kania pun sedikit tertawa melihat wajah sedih yang di buat buat oleh Elbra.
"Wah....putri cantik tertawa, apa kah putri cantik mau memberikan jalan?."tanya Elbra sembari kembali menyodori sendok itu di depan mulut Kania. Kania pun akhirnya mau membuka mulut nya. Lalu memakan makanan yang Elbra suapi.
"Akhirnya....Lo makan juga, Kania,"batin Elbra senang, tanpa ia sadar, senyuman terukir di wajah Elbra.
"Kenapa kamu senyum?."tanya Kania bingung melihat Elbra yang tiba tiba senyum, tanpa sebab.
"Eh...gw gak senyum. Lo salah liat kali."Jawab Elbra mengelak.
"Masa sih....ya sudah lah, lupakan saja." Ucap Kania yang tak mau bingung memikirkan masalah kecil tersebut.
"Ya udah, makan lagi ya....kalo Lo gak makan, kasihan baby yang ada di dalam perut Lo. Dia pasti kelaparan, gara gara ibu nya kini sedang mogok makan,"ucap Elbra sembari kembali menyuapi Kania.
continued.....
*pelakor dilaknat dan dibinasakan - adil
*kesalahan suami ditegas itu salah dapat balasan - adil
*intraksi suami dengan pelakor dipandang menjijikan - adil
ini yang masalah sesungguhnya yang membuat novel jadi egois
*pebinor disesuaikan dan dipuja2
*pebinor merayu, kadang mengahsut istri orang untuk cerai dan pergi dengan dibenarkan
*kesalahan istri selalu dibenarkan
*istri dekat, berduaan, curhat berduaan, bahkan ngomong tentang perasaan bahkan sampai kontak fisik dibenarkan
*intraksi istri dengan pebinor dibenarkan
hal2 begini yang membuat novel jadi egois terkesan munafik dan kalian benarkan
miria