Kisah Cinta Putra Gus Atha dengan Salah satu santri di pesantren Sang Abi. cinta itu datang seusai pernikahan, pernikahan terjadi hanya karena persetujuan kedua mempelai. Perjodohan tanpa penolakan dan tanpa skandal apapun
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Al Qassam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Beautiful Night
Sunyi.
Senyap.
Krik. Krik. Krik.
Berasa ada suara jangkrik dimana - mana. Kedua pasangan itu nampak saling menatap satu sama lain. Hawa kamar tiba - tiba menjadi panas seketika. Hafla pun nampak menelan ludah sendiri dengan kasar. Haseena nampak memegang erat selimut yang membungkus tubuhnya yang polos.
Koe seng paling ngerti marang kahanane ati
Aku mok semangati ngusap iluhku seng mbrebes mili
Pepujane ati kinaryo kembange wangi
Sabar sabarno momong aku
Mugo selawase dadi siji
Matursuwun gusti mpun maringi seng gemati nemu slirane ngobati ati kang sepi
Matur suwun gusti mpun maringi seng gemati yang pergi biarlah pergi ono koe seng ngancani.
" Astaga!!!" kaget Haseena langsung meraih ponselnya yang berdering dengan tangan gemetar. Hafla pun nampak kaget dan gugup saat istrinya itu bingung. Namun detik berikutnya Haseena mengangkat telpon.
" Assalamualaikum Umma," lirihnya sambil menatap Hafla yang tiba - tiba menatap objek lain.
" Waalaikumsalam .. Sayangnya Umma. Bagaimana kabarnya ? Umma kangen Hafla tak sekali menemui Umma. Apakah dia sudah melupakan Umma? Semenjak menikah denganmu dia tak lagi sempat?" umma-nya itu terdengar terkekeh setelahnya. Haseena melirik suaminya dengan sinis.
" Umma cantiknya Seena ... Ini mas Hafla-nya belum tidar. Silahkan melepas rindu!" ujarnya sambil manja. Hafla melotot pada istrinya.
" Apa? Tidak ... Aku sedang tidak ingin bicara," jawabnya gugup. Namun Seena melempar ponselnya di pangkuan Hafla.
" Iya ... Umma," lirihnya. Terpaksa dia mengangkat telpon Ummanya. Istrinya itu benar - benar nakal.
" Sedang apa? Sudah malam kalian kok tidak tidur??" goda Umma-nya. " Sedang berusaha membuatkan generasi penerus untuk Umma?" tanyanya membuat Hafla membola.
" Ehmmm ... Umma. Ada apa Umma menelpon?" tanyanya gugup lagi karena Haseena menatapnya. Nampaknya dia ingin bergerak namun gerakannya melambat.
" Apakah sudah Gol???" tanya Umma membuat Hafla tersedak ludahnya sendiri.
" Uhuuuk ... Uhuuuk ... Umma!" serunya malu sebenarnya. Mata Hafla tak hentinya mengamati istrinya yang hendak turun.
" Aaauuuhhhh .... " teriakan kecil dari istrinya itu mengagetkan Hafla dan Umma.
" Kenapa Seena???" tanya Umma panik tapi bohong.
" Umma sudah dulu ya bercandanya! Hafla mau mengantar Seena ke kamar mandi. Klik," Hafla pun mematikannya. Dia berlari memutari ranjang dan memggendong.
" Biar mas bantu!" serunya dan Haseena mengangguk. Hafla menggendongnya tanpa menunggu lama.
" Jika sudah selesai panggil mas!" pinta Hafla yang dapat anggukan kecil. Hafla segera keluar dari kamar mandi.
Hafla duduk di kursi sambil menatap ranjang di depannya yang berantakan. Terdapat noda merah di sana. Senyum itu tersungging dari wajah tampannya.
Flashback on
" Terlanjur basah milik kita! Aku bayar kontan loh kemarin maharnya sayang," ujar Hafla dengan sengaja mengajak ngobrol. Sesekali dia menggesekkan sesuatu agar tak ada jeritan lagi.
" Apa hubungannya dengan ini mas??? Jangan ngada - ngada deh. Udah sanaan mas besok lagi," jawabnya.
Namun Hafla tak menyerah begitu saja. Dia tak mau bersolo karir selain tidak terbiasa dia juga enggan melakukannya. Bukannya dia tidak kasihan pada Haseena. Di lakukan kapan pun tetap saja Seena akan merasa sakit karena ini memang yang pertama.
Hafla tetap menikmati tubuh itu dengan sangat sopan. Dia tak memperlihatkan bahwa sesungguhnya dia buru-buru. Bagaimana tidak laki-laki dewasa di suguhi pemandangan indah seperti ini pasti langsung wow.
" Maaf sayang ... "
Setelah mengatakannya Hafla menerobos dinding pertahanan Haseena yang lengah saat itu. Haseena langsung membola saat mendapati serangan itu rasanya sudut kakinya melemas. Rasanya tidak karuan. Sakit ya jelas sakit tapi dia tidak bisa berteriak. Malu. Itu yang dia rasakan saat ini. Tapi air matanya merembes seperti kran bocor. Sungguh menyedihkan.
" Maaf sayang ... Sebentar lagi selesai," ucap Hafla sambil menikmati panorama Malam yang indah ini. Seena masih mematung merasakan sesuatu bergerak di sana dengan sangat posesif. Ada kalanya dia mendesah tidak jelas. Tak berselang lama rupa-rupanya Hafla menyelesaikannya dengan baik.
Lava -lava hangat itu memasuki area sensitif Haseena. tak ada penolakan dari Haseena. Dia pasif karena ini yang kali pertama baginya. Rasanya masih sangat tidak nyaman karena mengganjal. Sampai sentuhan itu berakhir Haseena tak berterial sekencang tadi. Gadis itu hanya tertegun dan diam menikmati rasa sakit dan perih yang menjalar.
Flash back off.
" Mas ... Bantuin Seena sudah selesai!" serunya dari dalam kamar mandi. Hafla langsung membuyarkan lamunannya dan segera menghampiri istrinya.
" Ayo mas gendong!" serunya.
" Jahat kamu mas ... Sakit," rengeknya tiba-tiba.
" Loh ... Tapi tadi diem aja! Kok malah sekarang merengeknya," heran Hafla.
" Speachless tahu gak sih! Ngeselin putranya Umma satu ini," jawaban Haseena membuat Hafla terkekeh.
" Ya maaf ... Daripada solo karir! Mending manfaatin istri yang udah di bayar kontan," ledeknya dengan menatap wajah istrinya yang cemberut.
" Nyebelin!" kesalnya. Hafla terkekeh lagi di buatnya. Malam pertama yang di bayangkan olehnya malah tidak sesuai dengan prediksinya yang bakalan romantis seperti pengantin baru pada umumnya.
" Apa? Mikirin apa coba?" tanya Haseena dengan melotot ke arah suaminya.
" Malam pertama kita aneh!" seru Hafla sambil menggeleng.
" Mas yang aneh ... ! Nerobos sesuka jiwa," cebiknya sambil membenahi dress yang sudah di pakai.
" Lah ... Kalau gak suka bahaya dong Seen. Kamu kan istrinya mas," belanya sambil menaik turunkan alisnya. Kemudian dia gendong Haseena menuju ranjang.
" Istirahatlah sayang ... ! Thank you untuk malam ini," bisiknya. Haseena menatap ranjang sudah bersih itu artinya hafla sudah merapikannya. Haseena tersenyum menghangat.
Di kamar mandi ...
Bisa berdenyut tiap saat ini sih! Bahaya ... Dekat Lama - lama dengannya. Huft ... Indahnya malam ini. Terima kasih Seena sudah membuatku jatuh cinta.
Likeeeeeeeeee.