NovelToon NovelToon
Bukan Sebatas Pengganti

Bukan Sebatas Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hany Honey

Kalandra terpaksa menerima perjodohannya itu. Padahal dia akan dijodohkan dengan perempuan yang sedang hamil lima bulan.

Saat akan melangsungkan pernikahannya, Kalandra malah bertemu dengan Anin, perempuan yang sedang hamil, dan dia adalah wanita yang akan dijodohkan dengannya. Ternyata Anin kabur dari rumahnya untuk menghindari pernikahannya dengan Kalandra. Anin tidak mau melibatkan orang yang tidak bersalah, harusnya yang menikahinya itu Vino, kekasihnya yang menghamili Anin, akan tetapi Vino kabur entah ke mana.

Tak disangka kaburnya Anin, malah membawa dirinya pada Kalandra.

Mereka akhirnya terpaksa menikah, meski tanpa cinta. Apalagi Kalandra masih sangat mencintai mantan kekasihnya. Akankah rumah tangga mereka baik-baik saja, ketika masa lalu mereka mengusik bahtera rumah tangga mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sembilan Belas

Sudah enam bulan Anin menjadi istri Kala, tapi mereka belum pernah melakukan kegiatan suami istri di ranjang, tidur pun mereka terpisah, hanya sebatas ciuman mesra hingga saling memegang satu sama lain. Yang membuat Anin sakit hati adalah, Anin sudah mau di sentuh Kala, tapi selalu Kala mengehentikannya. Malam ini Anin benar-benar tidak mengerti apa yang ada di pikiran Kala. Dengan perlakuan yang manis, dia menjamah tubuh istrinya, dan setelah puas bermain saja, dia menghentikannya. Istri mana yang tidak sakit hatinya, hanya di sentuh saja tanpa melakukan keintiman yang menyalurkan hasrat mereka.

Anin hanya berdiam diri di sofa ruang tamu setelah menidurkan Dava. Pikirannya sungguh kalut, seperti ingin melepaskan beban lalu tertahan. Itu yang di rasakan Anin.

"Kala, apa tujuan kamu, kamu sudah membuat aku gila dengan perbuatanmu, apa akan selalu begini akhirnya? Kekecewaan yang aku dapat," gumam Anin.

"Iya, mulai sekarang aku tak akan mau disentuhnya  lagi, seperti tidak ada harga diri sama sekali aku menjadi wanita. Setelah pasrah, tapi di tinggalkan." Anin masih bergumam dalam hatinya. Hatinya sangat bergemuruh, ingin marah, ingin teriak tapi tidak bisa.

Kala keluar dari kamarnya, dia melihat Anin sedang menyeka air matanya yang keluar dari pelupuk matanya. Kala mendekati Anin dan duduk di samping Anin.

"Kamu menangis?" tanya Kala tanpa rasa bersalah.

"Tidak, aku tertawa," jawab Anin ketus.

"Anin, maafkan aku, aku belum bisa melakukannya." Ucap Kala.

"Tidak ada gunanya minta maaf. Aku capek ingin tidur." Anin meninggalkan Kala masuk ke dalam kamarnya. Dia langsung mengunci pintu kamarnya dan merebahkan tubuhnya di samping Dava.

***

Hari ini Anin mengajak Dava ke mall, dia memilih ke Mall dari pada memikirkan kelakuan Kala yang menyiksa batinnya. Ingin rasanya dia merasakan kepuasan batin dari Kala, tapi apalah daya, Kala belum mau melakukannya.

Anin sudah sampai di mall tujuannya, dia menggunakan taxi untuk ke mall, padahal Kala meyuruhnya untuk pergi bersama sopir, tapi Anin tidka mau. Dia asik memilih baju di sebuah butik yang berada di dalam mall tersebut. Dava yang baru bisa berjalan, dia mondar mandir sendiri dan Anin mengikuti di belakangnya.

"Aww ...." Pekik seorang wanita yang tidak sengaja menabrak Dava yang sedang jalan. Dava jatuh, tapi tidak terlalu keras dan wanita itu menunda Dava.

"Anak tampan, maafkan Tante sayang. Hai kamu dengan siapa?" Wanita itu membangunkan Dava, mengusap pipi Dava dengan gemas dan mencium pipinya.

"Dava, mamah mencarimu, Nak. Kamu kenapa, pasti menyusahkan tantenya ya? Maaf ya mba?" ucap Anin.

"Tidak apa-apa mba, lucu sekali anaknya mba. Berapa tahun mba?" tanya wanita itu.

"Sebelas bulan mba, satu tahunnya bulan depan," jawab Anin.

"Senangnya punya baby, namanya siapa sayang, ayo ikut Tante, boleh aku menggendongnya?" tanya wanita tersebut.

"Namanya Dava, Tante. Boleh, tuh tantenya ingin menggendong Dava," ucap Anin. Dia memberikan Dava pada wanita tersebut, Dava langsung mau di gendongnya.

"Mba namanya siapa?" tanya Anin.

"Aku Anya, Mba, kalau mba?" tanya Anya.

"Sayang, kamu aku cariin kok di sini? Lalu ini anak siapa?" Seorang laki-laki menghampiri Anya, dan mencium keningnya dengan mesra.

"Hai ini anak siapa, lucu sekali, kamu?" Laki-laki itu mencium Dava.

"Vino? " Ucap Anin yang melihat Vino di depan Anya.

"A—Anin?" ucap Vino gugup.

"Kalian kenal? Mba kenal dengan suamiku?" tanya Anya.

"Emmm .... Iya saya kenal mba. Ayo Dava, kita pulang, sudah hampir sore." Anin mencoba mengambil Dava dari gendongan Anya. Tapi Dava malah meraih Vino dan ingin di gendong Vino.

"Eh, ingin ikut Om ya, sayang? Coba sayang gendong Dava." Anya memberikan Dava pada Vino. Vino langsung menggendong Dava dan mencium pipinya. Mata Vino berkaca-kaca saat menggendong Dava. Begitu juga Anin, dia ingin sekali meneteskan air matanya.

"Maafkan ayah, Nak. Ini ayahmu, ayahmu, Dava...," Gumam Vino dalam hati.

"Sayang, kamu kenapa menangis?" tanya Anya.

"Ah .... tidak apa-apa," ucap Vino sambil menyeka air matanya

"Maafkan aku, Sayang. Aku belum bisa memberimu keturunan," ucap Anya dengan menundukkan wajahnya.

"Jangan bicara seperti itu, anak kan rezeki juga, Sayang? Kita memang harus bersabar, sudah jangan sedih," tutur Vino.

"Oh iya, kalian kok bisa saling kenal?" tanya Anya yang membuat Anin dan Vino kebingungan menjawabnya.

"Suami kamu, teman semasa SMA dan kuliah dulu," jawab Anin.

"Tapi, kita hanya saling kenal saja, kenal wajah dan nama. Iya kan, Vin?” Imbuh Anin.

"Iya betul," jawab Vino.

"Ya sudah, Dava, ayo kita pulang, sebentar lagi papah pulang, nanti papahmu ngambek kalau kita belum sampai," ucap Anin. Anin mengambil Dava dari gendongan Vino.

"Papah? Kamu sudah menikah, Nin?"  tanya Vino dalam hati.

"Yah ... kita berpisah, ya sudah sana Dava pulang, hati-hati ya?" Vino mencium pipi Dava dan Anya pun juga

"Mba, boleh kapan-kapan kita main ke rumah mba? Aku ingin bermain lama dengan Dava," pinta Anya.

"Emm ... Boleh-boleh," jawab Anin.

"Boleh minta nomor hp mba dan alat rumahnya?" tanya Anya.

Saat Anin ingin memberika nomor ponsel pada Anya, Kala menelfonnya, dengan segera dia mengangkat telfon dari suaminya. Anin buru-buru karena Kala sudah berada di depan mall menjemputnya. Akhirnya tanpa memberi alamat dan nomor ponsel pada Anya dia cepat-cepat pergi.

"Mohon maaf, suami saya sudah menunggu di luar. Mari permisi," ucap Anin sambil meninggalkan Anya dan Vino.

"Mba, Mba Anin, tunggu, nomor ponselmu berapa?" seru Anya.

"Yah .... dia pergi. Ayo, sayang kejar dia, aku masih ingin bermain dengan Dava." Anya menarik tangan Vino untuk mengejar Anin. Vino menuruti apa kata Anya, istri yang sangat ia cintai.

Dia mengejar Anin, beruntung Anin berjalan tidak terlalu cepat. Anin sudah sampai di depan mobil Kala. Kala terlihat bersandar di mobilnya dengan menggunakan jas dan kaca mata hitam. Membuat semau wanita yang melihatnya terpukau.

Anin melihat Kala sudah berada di depan Mall, dia turun ingin masuk mencari Anin, tapi Anin keburu keluar.

"Maaf lama." ucap Anin.

"Kok keluar mall dengan tangan kosong?" tanya Kala.

"Mau pilih baju, susah bawa Dava, dia lari-lari ke sana ke mari." Jawab Anin. Dia beralasan seperti itu. Iya memang seperti itu, sedang memilih baju, Dava muter sana-sini, lari sana-sini.

"Mau masuk lagi, ya? Aku pilihkan." Kala menggamit tangan Anin, lalu mengajaknya masuk ke dalam lagi.

"Tidak usah, besok lagi saja," tolak Anin.

"Ayo masuk." Kala terus menarik tangan Anin, dia juga mengambil Dava dari gendongan Anin.

Saat mereka akan masuk, Anya menyapa Anin yang akan kembali masuk ke mall dengan Kala.

"Mba Anin, akhirnya ketemu juga," ucap Anya.

"Pak Kala?” Sapa Vino.

"Pak Vino, apa kabar?" Tanya Kala. Kala sebenarnya sudah tau kalau Vino adalah mantan kekasih Anin yang menghamilinya.

"Jadi ini istri anda, Pak Vino?" tanya Kala

"Ah iya, ini istri saya, Pak Kala," jawab Vino gugup.

"Oh, kenalkan, Anin, istriku, dan ini Dava putraku." Kala memperkenalkan Anin dan Dava pada Vino.

"Oh, jadi ini suami mba?" tanya Anya.

"Iya, Anya." Jawab Anin.

"Kalian kenal?" tanya Kala. Anin menjelaskan semua pada Kala, kenapa bisa bertemu dengan Anya, dan dia juga bercerita kalau Anya ingin meminta nomor ponselku dan alamatku. Dengan segera Kala memberi kartu namanya, di sana tertera nama dan alamat Kala juga nomor rumahnya.

"Maaf, kami bisa memberikan alamat rumah dan nomor telepon rumah saja." ucap Kala.

"Baik, tidak apa-apa, yang penting aku bisa bertemu Dava lagi." ucap Anya.

"Ya sudah, ayo Anin kita masuk, katanya tadi belum sempat pilih baju." ajak Kala.

"Iya, Kala." ucapnya. Kala dan Anin pergi meninggalkan Vino dan Anya. Tangan Kala melingkar di pinggang Anin, Vino memperhatikan mereka hingga mereka hilang dari pandangannya.

"Benarkah Anin istri Kala?"gumam Vino.

Vino tak menyangka akan bertemu Anin kembali setelah hampir dua tahun tak bertemu dengannya. Dia meninggalkannya demi keinginan orang tuanya. Iya, dia terpaksa menuruti ayahnya, untuk menikahi Anya, anak dari sahabatnya.

1
sarinah najwa
miris sekali jadi Anin..... di tinggal kan pacar lagi sayangnya hamil lagi terus harus mengemis cinta suami keintiman saja mengemis juga... hum author kejam sekali sama anin😤😤😤
RN
lumayan
RN
lanjut
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Siti Aisyah Aisyah
smngat trs thor
Siti Aisyah Aisyah
lajut up lg thor dn💪💪💪💪💪
Jeng Ining
aq ga mampu meliat niat baik sandra meskipun omongannya bgtu manis membujuk Kala utk tetap menikahi Anin dn menolak utk ttp dicintai Kala.. krn kenyataannya dia menyodorkan diri dn bahkan smpe menginap di rmh Kala.. klo dia perempuan baik² gak akan ninggalin suami dn nginep d rmh mantan pacar smpe berhari²🙄🙄🙄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!