"Ketika cinta dan kesetiaan diuji oleh kebenaran dan darah, hanya hati yang tahu siapa yang benar-benar layak dicintai." - Kenzie William Franklyn.
•••
Vanellye Arch Equeenza, atau Ellyenza. Perempuan nakal dengan masa lalu kelam, hidup dalam keluarga Parvyez yang penuh konflik. Tanpa mengetahui dirinya bukan anak kandung, Ellyenza dijodohkan dengan Kenzie, ketua OSIS yang juga memimpin geng "The Sovereign Four." Saat rahasia masa lalunya terungkap—bahwa ia sebenarnya anak dari Sweetly, sahabat yang dikhianati ibunya, Stella—Ellyenza harus menghadapi kenyataan pahit tentang jati dirinya. Cinta, dendam, dan pengkhianatan beradu, saat Ellyenza berjuang memilih antara masa lalu yang penuh luka dan masa depan yang tidak pasti.
Akan seperti apakah cerita ini berakhir? mari nantikan terus kelanjutan untuk kisah Kenzie dan Ellyenza.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meka Gethrieen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ZIELL - 17 Dor!
..."Menyingkirlah tuan, aku bisa menjadi putri tanpa harus bersanding dengan pangeran."...
...- Princess Svetlana 👑 -...
...•••...
Dor!
Dor!
Suara tembakan yang terdengar dari luar mansion tersebut, mengalihkan seluruh atensi mereka yang berada didalam ruangan itu.
Pintu terbuka dengan kasar yang menampilkan sekelompok para pria berbadan kekar dengan pakaian serba hitamnya mengepung para bodyguard Kevin dengan cepat.
Jumlahnya yang jauh lebih banyak dari para bodyguard Kevin itu, telah membuat sang tuan merasa panik sekaligus kebingungan.
"Ell."
Ellyenza menoleh, ia melihat Kenzie berjalan menghampirinya bersama dengan seorang pemuda laki-laki yang terlihat seumuran dengannya.
Karena merasa takut dengan yang barusan terjadi, Ellyenza segera memeluk Kenzie dengan erat. Dapat Kenzie rasakan, bahwa Ellyenza saat ini tengah ketakutan dan sangat khawatir akan keadaan diri juga keluarganya.
Kenzie mengelus dengan lembut puncak kepala Ellyenza, lalu ia kecup kening perempuan itu cukup lama, dan kemudian berkata, "Kamu gak apa-apa? Maaf, saya terlambat." Ucapnya seraya mengecup kening itu sekali lagi.
"Ken, hiks.." karena tak tahan, akhirnya Ellyenza pun menangis kecil dipelukan Kenzie.
"Ssttt! Gak apa-apa, ada saya. Semuanya akan baik-baik saja, Ell." Tutur Kenzie lembut dan menenangkan.
"Tapi Ken, keluarga gue-" Belum sempat Ellyenza menyelesaikan perkataannya, sebuah tangan telah menariknya paksa untuk menjauh dari Kenzie.
Ellyenza marah, ia menghentakkan genggaman tangan itu pada lengannya.
"Lepas, Kevin!" Bentaknya tak suka.
"Maksud kamu apa peluk-peluk dia, hah?!!" Bentak Kevin balik.
Bugh!
Tanpa berfikir panjang, Kenzie langsung melayangkan satu pukulan keras pada Kevin. Lelaki itu marah, ia tidak suka cintanya diperlakukan seperti itu oleh orang lain selain dirinya.
"Sialan!" Umpat Kevin tak terima, apalagi setelah melihat sudut bibirnya sedikit terluka.
Bugh!
Kevin hendak memberikan pukulan balik pada Kenzie, namun Ellyenza segera menghalanginya yang alhasil pukulan itu mengenai tepat ke wajahnya.
"Ell.." Kevin shock, lelaki itu tak menyangka bahwa Ellyenza akan menghalanginya seperti itu.
"Ell, kamu gak apa-apa?" Tanya Kenzie cemas, "Sayang, maaf.." ucapnya menundukkan kepala.
Ellyenza menggelengkan kepalanya, "Aku gak apa-apa.." ujarnya yang dibantu berdiri kembali oleh Kenzie.
"Ell, aku-"
"Kevin, udah.. tolong pergi dan lepasin keluarga gue." Pinta Ellyenza memelas.
"Ell, gak bisa. Aku tetap bakalan pergi kalo kamu juga setuju buat ikut pergi bareng aku.." balas Kevin menggelengkan kepala, tanda tidak setuju.
"Sekarang udah gak ada lagi alasan buat gue harus bersama lo, Kev. Semuanya udah selesai.. tolong, lepasin keluarga gue juga." Mohon Ellyenza dengan halus.
"Kenapa? Kamu kan tau alasan kita sebelumnya putus. Kita dijebak Ell, aku dan kamu sama-sama ditipu mama kamu!!" Bantah Kevin keras kepala.
"Ada alasan lain selain itu yang gak bisa gue kasih tau ke lo, Kevin." Tekan Ellyenza pada ucapannya.
"Dia, kan? Alasan kamu nolak buat ikut pergi bareng aku?!" Tunjuk Kevin ke arah Kenzie.
Ellyenza terdiam, ia tidak bisa mengelak perkataan Kevin. Karena memang itulah kebenarannya.
Kevin terkekeh pelan, lalu berkata, "Dia siapanya kamu?!" Tanyanya dengan sebelah alis yang terangkat.
Ellyenza menggenggam sebelah tangan Kenzie. Ia kemudian dengan lantang mengatakan, "He's my boyfriend now, not you."
Kevin tercengang mendengar pengakuan dari Ellyenza.
Sementara itu, disisi lain dengan ruangan yang sama. Ada seorang gadis juga yang ikut mendengarnya dan merasa patah hati akan pengakuan itu.
Kevin tertawa kecil, ia merasa lucu dengan semuanya. Hidupnya, dirinya, perasaannya, semuanya telah dipermainkan!
"Hhh, fine! Kalo emang kamu gak mau ikut dan hidup bersamaku, aku bakal lepasin kamu.." ada jeda sebelum melanjutkannya, " ... Tapi cuma dengan kematian." Lanjutnya, lalu mengarahkan pistol miliknya tersebut pada Ellyenza. Dan..
Dor!
...•••...
Ellyenza bangun dengan nafas yang menderu cepat serta keringat dingin yang membasahi pelipisnya.
Kenzie yang melihat Ellyenza telah sadar itu, merasa sangat senang. Tangannya masih dengan setia menggenggam tangan Ellyenza tanpa berniat melepaskannya sedikit pun.
Ya! Setelah kejadian penembakan Kevin hari itu, tak lama Ellyenza langsung pingsan di tempat. Ia tidak tahan menyaksikannya secara langsung. Dan begitu melihat Kevin tertembak pun, pada akhirnya para bodyguard Kevin memilih untuk menyerah demi menyelamatkan keadaan sang tuan muda.
Terlebih lagi, jika memaksakan diri, maka akan merugikan mereka. Karena lawan yang mereka hadapi adalah Svetlana's Family. Jadi hanya ada kekalahan dan kerugian bagi mereka.
"Ken.. Kenzie," panggil Ellyenza.
"Iya, saya disini Ell." Jawab Kenzie.
Lelaki itu membantu Ellyenza untuk mendapatkan posisi duduknya dan bersandar pada kepala ranjang kamar miliknya.
"Ken, Kevin.. gimana keadaannya?" Tanya Ellyenza, dari sorot tatapan matanya tersirat akan rasa takut dan sedikit kekhawatiran.
"M-mama.. mama gimana, Ken?!" Lanjutnya cemas.
Kenzie tersenyum simpul, lalu berkata, "Kevin baik-baik aja keadaannya sekarang, dia lagi dirawat di rumah sakit. Sedangkan mama.." Kenzie berdeham pelan sebelum melanjutkannya, " ... Maksudnya mama kamu, semuanya udah aku dan Ares urus. Jadi kamu gak usah khawatir lagi, ok?" Sambungnya yang diakhiri dengan senyuman manis.
Ellyenza menganggukkan kepalanya dan memeluk tubuh Kenzie. Berusaha mencari ketenangan dan kenyamanan dipelukan hangat itu.
"Ell, maaf.." permintaan maaf spontan dari Kenzie itu membuat Ellyenza melepaskan pelukannya dan mengerutkan keningnya bingung.
"Kenapa? Kan lo gak ada salah apapun. Atau jangan-jangan.." Ellyenza sengaja menggantungkan kalimatnya.
"Atau jangan-jangan?" Ucap Kenzie mengikuti kalimat terakhir Ellyenza dengan sebelah alis yang terangkat ke atas.
"Lo selingkuh ya?!" Tuduh Ellyenza secara tiba-tiba dan langsung menarik telinga kanan Kenzie tanpa ampun.
Kenzie meringis kesakitan karena telinganya yang ditarik cukup kencang oleh Ellyenza.
Telinganya pun terlihat memerah dan terasa panas. Namun Ellyenza cukup puas melihatnya.
"Jadi bener lo selingkuh?!!" Tanya Ellyenza sekali lagi dengan wajah yang menahan amarah.
"Nggak Ell, kita bahkan baru pacaran dua hari dan aku terus ada dideket kamu. Gimana bisa aku ada waktu buat selingkuh?" Jelas Kenzie, namun Ellyenza tidak puas dengan penjelasannya.
"Ya, terus lo minta maaf kenapa?!" Greget Ellyenza dengan tingkah Kenzie yang selalu diluar akal fikirannya.
"Sebenarnya, ini rencana saya." Akunya yang membuat Ellyenza melongo tak mengerti.
"Ha? Rencana apa? Rencana-" Ellyenza akhirnya tersadar akan maksud perkataan Kenzie.
Namun sebelum perempuan itu salah paham, Kenzie segera menjelaskannya dari mulai ia menyuruh perempuan itu untuk pulang ke rumahnya sampai kejadian tertembaknya Kevin.
"Jadi.. niat lo itu cuma biar gue tau?" Tanya Ellyenza yang dibalas anggukan kepala oleh Kenzie.
"Saya cuma mau kamu tau tentang apa yang lagi terjadi sama keluarga kamu. Tapi saya gak nyangka akan seperti ini.. Ell, maaf." Ucap Kenzie merasa bersalah.
Ellyenza tersenyum tipis, ia lalu mengusap lembut wajah Kenzie seraya berkata, "Udah gue maafin, tapi buat kedepannya lo harus ngasih tau gue dulu apapun itu. Ken, gue gak mau ada yang ditutupin antara kita dan gue gak mau lo ngerencanain semuanya sendiri kaya gini. Gue juga.."
" ... Mau minta maaf sama lo karena udah nuduh lo selingkuh tadi." Lanjutnya pelan yang masih dapat didengar oleh Kenzie.
Kenzie terkekeh pelan, Ellyenza terlihat sangat menggemaskan saat ini. Ia tidak tahan dan akhirnya mengacak rambut perempuan itu dengan gemas, kemudian ia mengatakan, "Dengan satu syarat."
"Apa?"
Senyum penuh kemenangan muncul dibibir Kenzie.
Lelaki itu mengarahkan jari telunjuknya pada bibirnya. Ellyenza yang melihat itu paham akan maksud Kenzie.
Ellyenza melototkan kedua matanya dan mengambil bantal tidurnya, bersiap untuk melemparkannya pada Kenzie. Keduanya pun saling bercanda gurau dan tertawa lepas.
Pemandangan itu tidak lepas disaksikan oleh seorang gadis yang melihatnya dari celah balik pintu kamar Ellyenza yang sedikit terbuka.
Tes..
Setetes air mata pun turun membasahi pipinya.
...To be continue...