Setelah keluarganya Whitewolf County dihancurkan oleh sebuah skema perebutan kekuasaan.
Lucas Whitewolf yang dicap sampah oleh semua orang, melarikan diri dari rumah dan bertahan hidup sebagai tentara bayaran untuk menemukan teka-teki kehancuran keluarganya.
Selama perjalanannya, Lucas berhasil merangkai puzzle dan mengetahui dalang dibalik kehancuran keluarganya, yaitu sebuah organisasi yang bergerak dalam bayang-bayang.
"Siapa pun kalian, aku akan mengejar dan membunuh kalian semua."
Lucas memulai perjalanan pembalasan dendam, dengan mengorbankan perang besar, dan dikenal sebagai Iblis Medan Perang.
Tapi perjalanan Lucas harus terhenti, setelah bertarung dengan Jeremy Silva, salah satu 10 Manusia Terkuat di Benua.
Lucas mengira dia telah mati, tetapi dia mendapati dirinya kembali pada saat dia masih muda, sebelum keluarganya dihancurkan.
Dengan kesempatan kedua dan pengetahuan masa depan dia bertekad untuk merubah segalanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Luzor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18. Penyelasan dan Penyelesaian
Perawatan Lucas berlanjut pada hari kedua, tetapi belum menunjukan hasil Silan masih belum menghilangkan keinginan untuk kembali.
“Kenapa dengan orang itu, aku memang mengatakan bahwa aku akan menyembuhkannya dalam tiga hari tapi aku berniat menyelesaikannya pada hari ke dua. Tidak kusangka aku harus bekerja keras seperti ini, kira-kira bagaimana cara membawanya kembali ke dunia nyata?.”
‘Berpikirlah Lucas, Berpikir!.’
Lucas memeras kemampuan otaknya, untuk memikirkan sebuah cara. Lalu sebuah ide muncul di otaknya.
“Masa bodoh dengan kelanjutannya, aku hanya akan memikirkan hidupku.”
Lucas pun bergegas keluar dari kamar Silan, dia memandang pelayan yang ada di depan pintu kamar.
“Tolong, sampaikan kepada Baron dan Istrinya, ada hal penting yang ingin aku sampaikan.”
“Baiklah Tuan, Aku akan segera menyampaikannya.” Lalu pelayan itu dengan terburu-buru meninggalkan Lucas.
Beberapa saat kemudian, pelayan kembali dan meminta Lucas untuk menuju ruangan Baron. Di dalamnya Gillian dan Rachel sudah menunggu Lucas.
“Ada urusan apa kau mencari ku?. Apakah kau akan menyerah.”
“Sama sekali tidak, aku hanya menemukan cara agar dapat menyembuhkan Silan. Tapi aku butuh dukungan Tuan Gillian dan Nyonya.”
Gillian dan Rachel terkejut dengan perkataan Lucas.
“Jelaskan dengan detail?.”
“Aku butuh kalian berdua dan satu orang lagi untuk berada di dekat Silan pada saat aku merawatnya besok.”
Gillian dan Rachel hanya bertanya-tanya mendengar penjelasan Lucas.
“Siapa orang yang satu lagi?.”
“Seseorang bernama Anna”. Jelas Lucas singkat.
“Siapa Anna? Aku baru pertama kali mendengar namanya.” Ucap Gillian yang bingung.
“Dia adalah gadis yang tinggal di pinggiran Bern, kau bisa menyuruh pelayan untuk mencarinya dan membawanya kesini.”
Penjelasan Lucas semakin membuat Gillian kebingungan.
“Hey berhentilah mengucapkan lelucon. Apa hubungannya gadis pinggiran dengan kesembuhan Silan?.”
“Bawa saja dia kesini, dan pastikan memperlakukannya dengan baik. Jika tidak, mungkin Silan tidak akan bisa sembuh.”
Gillian dan Rachel tidak mampu berkata-kata apa lagi, karena itu menyangkut kesembuhan Silan.
“Baiklah aku akan memerintahkan pelayan untuk membawanya besok.”
Di istana Bern.
Seorang gadis dengan pakaian yang lusuh sedang duduk di lantai. Walaupun pelayan menyuruhnya duduk di tempat duduk yang disediakan, tapi gadis itu menolak dan memilih untuk duduk di lantai. Gadis itu takut jika nantinya bajunya akan mengotori tempat duduk yang terlihat sangat mewah itu. Gadis itu adalah Anna, pakaian lusuhnya tidak mampu menyembunyikan wajah cantiknya.
Anna masih belum tahu kenapa dia dipanggil ke Istana Bern. Pagi-pagi sekali, seorang pelayan dan penjaga mendatangi rumah Anna dan meminta Anna untuk mengikuti mereka bertemu dengan Baron. Kedua orang tua Anna sempat mencegah Anna untuk pergi karena takut hal buruk akan terjadi, tetapi setelah diyakinkan oleh Anna, orang tuanya hanya pasrah melepaskan Anna pergi.
Anna bukannya tidak takut, dia sangat takut ketika datang kesini. Anna menelusuri kembali ingatannya, mencari-cari alasan dia dibawa kemari, apakah dia pernah melakukan sesuatu yang dapat menyinggung Baron. Tapi Dia merasa tidak menemukannya, dan hanya pasrah kepada keadaan.
Lalu tidak lama kemudian tiga orang muncul, dia adalah Lucas, Gillian dan Rachel. Anna yang terkejut segera berlutut.
“Aku menghadap Tuan Baron.”
“Kau bisa bangun.” Jawab Gillian singkat.
Lalu Gillian menatap Lucas dan berbicara,
“Apakah ini gadis yang kau cari?.”
“Ya betul sekali.”
Lalu Lucas pun memandang Anna.
“Anna apakah kau mengenal seorang pria bernama Silan?.”
!!!
Anna terkejut saat nama kekasihnya tiba-tiba disebut, Gillian dan Rachel pun hanya bisa bertanya-tanya mencoba memahami maksud Lucas.
“Ya tuan aku mengenal seseorang bernama Silan.”, Anna menjawab dengan menundukan kepala.
“Apakah kau tau siapa Silan itu? Dan berapa lama kau mengenalnya?.”
“Silan adalah anak pedagang kecil di dekat pinggiran Bern. Dan Aku… sudah mengenalnya selama setahun ini.” Ucap Anna dengan bingung
Gillian dan Rachel kaget dengan ucapan Anna. Kebingungan muncul di wajah mereka.
Tapi Lucas hanya menghiraukan mereka dan menjelaskan kepada Anna siapa Silan sesungguhnya.
“Anna, Silan bukanlah anak pedagang kecil. Nama asli Silan adalah Silan Bern, dia pewaris keluarga ini.”
!!!
Anna sangat terkejut dengan penjelasan Lucas, wajanya berubah pucat.
“Ti-tidak… mungkin. Tapi Silan … “ Anna tidak bisa melanjutkan kata-katanya dan memahami alasan dia dibawa kemari mungkin karena Silan. Anna pun berlutut di depan Gillian dan Rachel
“Mohon maafkan aku Baron. Aku tidak tahu kalau Silan yang ku kenal adalah Tuan Muda Bern. Silakan Anda boleh menghukumku, tapi tolong ampunilah kedua orang tuaku.”
Gillian dan Rachel tidak berkata apa apa dan hanya menatap Lucas.
“Apa maksud dari semua ini?.” Ucap Gillian yang masih kebingungan dengan semua yang terjadi.
Tanpa merubah ekspresi, Lucas menjelaskan dengan enteng.
“Silan seringkali mengunjungi pinggiran Bern dan mengaku sebagai rakyat jelata, dan Anna adalah orang yang dicintai Silan.”
Gillian tidak bisa tidak terkejut dengan penjelasan Lucas.
“Tidak mungkin. Anakku tidak mungkin seperti itu, dan apa alasan kau membawa gadis itu kemari?.”
Lucas melanjutkan penjelasannya.
“Anna, bangunlah dulu dan dengarkan penjelasanku, saat ini Silan sedang sakit parah. Dan aku butuh bantuanmu agar Silan dapat sembuh.”
Wajah Anna bertambah pucat, setelah mendengar perkataan Lucas.
“Dan Baron, penyebab Silan tidak sadar adalah karena tekanan mental yang sangat besar. Apakah kau sebelumnya pernah membahas perjodohan? Silan mungkin ingin mempertahankan hubungannya dengan Anna tapi dia takut itu akan mengecewakanmu, sehingga semua itu membuatnya kelelahan secara mental dan akhirnya dikuasai oleh penyakitnya.”
Gillian dan Rachel hanya bisa lemas tak berdaya mendengarkan penjelasan Lucas, mereka tidak menyangka bahwa merekalah yang menyebabkan Silan menderita.
“Silan … “. Rachel tidak bisa menahan airmatanya.
Begitu pun juga Anna, kekecewaan karena telah dibohongi oleh Silan digantikan oleh rasa sakit setelah mendengar keadaan Silan.
“Hanya ada satu cara agar Lucas bisa sadar kembali, kalian bertiga harus membujuknya.”
Ketiga orang bersama dengan Lucas berjalan menuju ruangan Silan. Anna yang telah beberapa minggu tidak melihat Silan, terkejut melihat kondisi Silan.”
“Silan … “, air mata mengalir di pipi Anna.
“Maafkan aku, aku tidak pernah tahu apa yang kau rasakan.”
Ruangan menjadi sunyi, namun Lucas memecah kesunyian itu,
“Ayo kita mulai perawatannya. Mungkin akan membutuhkan waktu lama, jadi persiapkan diri kalian.”
Ketiganya bersiap.
Di alam bawah sadar Silan.
Di ruangan putih sunyi ini, dia duduk sendiri sambil termenung. Walaupun Silan punya keinginan untuk kembali ke kenyataan, tapi masih ada rasa takut dihatinya. Dia tidak bisa menghadapi orang-orang yang dicintainya.
Terdengar suara tiba-tiba dari belakang Silan.
“Silan, putraku.”
!!!
Silan yang kaget dengan suara itu, membalikkan tubuhnya.
“Ayah… ibu?.”
Di belakang tubuhnya, Ayah dan Ibunya yang seolah-olah terlihat lebih tua dari sebelum Silan tidak sadarkan diri.
“Kenapa dengan kalian? Apakah kalian tidak menjaga kesehatan?.”
“Maafkan Ayah dan Ibumu nak, Kami tidak tahu kalau kau begitu menderita.”
Mendengar perkataan Ayahnya, Silan tanpa sadar meneteskan air mata.
“Tidak Ayah, Ayah tidak seharusnya minta maaf. Aku yang salah, mohon maaf karena aku begitu lemah dan mengecewakanmu”.
Lalu, Gillian dan Rachel bergegas memeluk Silan.
“Tidak pernah sedikitpun kau mengecewakanku Anakku, kami akan terus mendukungmu. Engkau adalah putra kami yang sangat berharga. Maka dari itu kembalilah.”
Silan yang mendengar ucapan kedua orang tuanya, hanya bisa terdiam dan tidak mampu menjawab.
“Kami tahu, apa yang kau pikirkan. Maka dari itu kami membawa seseorang.”
Seorang gadis cantik berjalan mendekati ketiga orang itu.
“Silan … “
Silan yang tidak asing dengan suara itu, langsung memandang ke arah datangnya suara.
“Anna … “
Dia ingin sekali memeluk Anna, tapi dia ragu karena Ayah dan Ibunya di sampingnya. Lalu, sebuah tangan menepuk bahu Silan, itu adalah tangan Ayahnya. Silan memandang Ayahnya, dan Gillian pun hanya tersenyum dan mengangguk.
Silan yang tahu maksud dari Gillian, langsung berlari menuju Anna dan memeluknya.
“Anna … maafkan aku karena tidak berkata jujur padamu. Maafkan aku Anna.”
Anna hanya tersenyum dalam pelukan Silan.
“Tidak apa apa Silan, Aku tahu keadaanmu. Sekarang Tuan Baron dan Nyonya telah mengetahui hubungan kita, kau tidak perlu lagi untuk berbohong.”
“Benar sekali Putraku, lupakan tentang perjodohan. Dan jalani hidupmu sesuai kata hatimu.” Ucap Ibunya.
“Maka dari itu, kembalilah Silan. Kembali dan jalani hidup sesuai dengan keyakinanmu. Bern akan tetap menjadi Bern dengan siapapun kau menikah.” Ucap Ayahnya tulus sambil memandang Silan dengan senyuman.
“Ayo kembali, Silan”.
Silan terdiam dan mengangguk.
“Baiklah Anna, Ayah, Ibu.”
Lalu semua dunia mimpi Silan, memudar dan cahaya hangat menyinari ke empat orang itu.
Di ruangan Silan,
“Silan … “
“Silan … “
Silan membuka matanya dengan perlahan mendengar seseorang memanggilnya. Dia memandang sekelilingnya, dan mendapati Ayah Ibunya bersama Anna ada di dekatnya. Silan pun tersenyum.
“Aku kembali … Ayah, ibu, Anna.”