Menantu Yang Tidak Diinginkan sebuah cerita yang dialami seorang wanita yang tidak diinginkan oleh mertuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Asiseh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
Mereka bertiga pun makan malam bersama, hal yang selalu dilakukan. Meski Nita tidak terlalu bernafsu untuk makan karna apa yang telah didengarnya meski sebelumnya Nita sudah mendengarnya.
Surya melihat Nita yang tidak seperti biasanya, Surya tahu pasti Nita sedang memikirkan ucapannya tapi memang tak perlu ada yang ditutupinya lagi agar Nita lebih berhati-hati lagi dan kejadian itu tidak terjadi. Surya tidak menegur Nita dan memilih melanjutkan makannya, sedangkan Dara melihat Surya dan Nita bergantian.
“Beberapa hari terakhir ini mereka tidak terlalu dekat, apa karna masalah kemarin. Surya juga tidak menegur Nita karna makannya tidak benar dan Nita kenapa makannya seperti sedang memikirkan sesuatu. Masa bodo lah yang penting nanti Surya bisa meninggalkan Nita karna tidak bisa memberinya anak” ucap Dara dalam hati
Tak ada obrolan diantara mereka, setelah makan pun Surya dan Dara langsung ke kamar sedangkan Nita membereskan bekas makannya dan juga mencuci piringnya.
Selesai membersihkan semuanya, Nita masuk ke dalam kamarnya. Surya masih belum tidur, ia bermain ponselnya, Nita melihat Surya dan segera duduk di sampingnya.
“Mas” panggil Nita
“Ya” jawab Surya
“Boleh aku berbicara sesuatu dan meminta sesuatu?”
“Memang kamu mau bicara dan minta apa?”
“Aku bosan di rumah mas, boleh aku bekerja lagi?”
Surya menaruh ponselnya dan melihat Nita.
“Apa kamu akan bekerja di perusahaan Hengki lagi?” tanya Surya
“Mungkin kalau masih bisa tapi kalau tidak aku akan mencari yang lain” jawab Nita
“Kenapa tidak langsung ke perusahaan lain kenapa mesti ke perusahaan Hengki dulu?”
Nita mengkerutkan keningnya, ia tak mengerti dengan ucapan Surya. Bukannya Surya sudah mengenal Hengki dan bahkan sudah banyak mengobrol dengannya, kenapa sekarang seperti orang yang tidak menyukainya.
“Memang kenapa mas?” Nita mencoba bertanya dan tahu alasannya
“Terserah kamu saja” Surya berbaring karna malas untuk melanjutkan percakapannya dengan Nita
Seharusnya Nita mengerti kenapa ia menyuruhnya untuk mencari perusahaan lain bukan malah bertanya kenapa.
“Mas, kamu kenapa?” Nita tak mengerti dengan suaminya kenapa malah seperti ini
“Kalau kamu mau kerja silakan aku tidak akan melarang kamu, walaupun kembali ke perusahaan Hengki” ucap Surya membelakangi Nita
Nita masih tidak mengerti dengan sikap Surya yang tiba-tiba berubah pada Hengki. Pikir Nita tak mungkin kalau Surya cemburu karna sebelumnya ia pernah bertemu dan sikapnya biasa saja bahkan mereka mengobrol seperti sangat akrab.
“Mas cemburu?” tanya Nita
Surya tak menjawab, Nita mencoba melihat suaminya ternyata Surya sudah memejamkan matanya.
Nita menghela nafasnya, ia juga bingung harus bagaimana. Kalau ia harus mencari pekerjaan di perusahaan lain pasti akan susah apalagi sekarang jarang ada perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan.
Sebelum Nita menanyakan pada Surya, Nita menghubungi Wiwik untuk menanyakan tempatnya sudah terisi atau belum karna dirinya tak lama berhenti jadi kemungkinan masih kosong. Benar saja Wiwik mengatakan kalau tempatnya bekerja masih kosong karna belum menemukan orang yang tepat, dan Hengki juga menyeleksi secara ketat agar karyawannya bisa diandalkan dan bisa membuat perusahaannya lebih maju lagi.
Nita pun ikut memejamkan mata karna hari juga sudah malam dan Surya sudah terlebih dulu memejamkan matanya, entah Surya hanya pura-pura atau memang sudah tidur benaran.
Keesokan harinya, Nita sudah berpakaian rapi. Surya tak berkomentar apapun, ia hanya melihat Nita lalu mengalihkan pandangannya.
“Ayo sarapan mas” ajak Nita
“Hemm” Surya membawa tas kerjanya
Nita dan Surya berjalan menuju meja makan. Di sana Dara melihat Nita yang berpakaian rapi, wajah Dara tampak bingung sekaligus penasaran.
“Mau ke mana kamu? Tanya Dara
“Aku mau kerja bu” jawab Nita
Dara tampak tidak suka mendengar jawaban Nita, jika Nita mulai bekerja lagi siapa yang akan disuruh-suruh oleh Dara.
“Kenapa mau kerja lagi? Atau kejadian kemarin memang akal-akalan kamu saja ya biar kamu bisa kerja dan keluyuran bebas” cerocos Dara
Surya enggan menengahi perdebatan antara Nita dan ibunya, entah kenapa hari ini Surya tak banyak bicara pada Nita.
Nita tidak mau mendengar kejadian yang sudah dilewatinya, ia susah payah melupakan kejadian menyakitkan itu, tapi Dara selalu saja mengungkitnya.
“Tidak bu, aku bekerja karna di sini juga bosan” Nita membela Diri
“Terus siapa yang akan membantu aku mengerjakan semuanya, kamu pasti sengaja kan biar tidak mengerjakannya dan kamu bisa santai-santai”
“Tidak bu, aku akan membantu ibu aku hanya bosan jika di rumah kalau ibu memang merasa capek karna mengerjakan semuanya kita cari pembantu saja” Nita mencoba memberi pengertian pada Dara
“Mentang-mentang kamu kerja seenaknya mau ngeluarin uang, kamu kan bisa kerjakan sendiri tidak perlu bayar pembantu kamu harus hemat!”
“Kenapa ibu selalu tidak mau mencari pembantu tapi selalu mengeluh jika mengerjakan semuanya” keluh Nita dalam hati
Nita tak habis pikir dengan ibu mertuanya, bagaimana bisa dia punya pikiran seperti itu. Dara seperti ingin Nita tidak bekerja dan tetap berada di rumahnya, entah itu hanya perasaan Nita atau memang kenyataannya.
“Sudahlah Ni, kamu turuti ibu dulu. kamu kerja lain kali saja” Surya mencoba menengahi
“Bagaimana bisa kamu berbicara seperti itu mas, padahal tadi malam kamu bilang iya dan sekarang malah seperti ini” ucap Nita dalam hati
Nita ingin menangis tapi ia tak bisa apa-apa dan menuruti keinginan Surya dari pada nanti malah bertambah panjang dan menjadi pertengkaran hebat.
“Benar kata Surya, lagian ngapain sih kerja kebutuhan juga terpenuhi dengan gaji Surya meski tidak sebesar gaji kamu atau jangan-jangan kamu ingin ketemu mantan bos kamu ya oh sekarang aku tahu kamu pasti balik lagi ke perusahaannya agar bisa bertemu dengan dia kan?!”
Bagaimana bisa Dara punya pikiran seperti itu, sedangkan dirinya tak pernah sampai berpikir seperti itu.
“Astaghfirullah bu, kenapa ibu punya pikiran seperti itu. Aku bekerja hanya ingin mencoba melupakan kejadian kemarin yang membuat aku sangat terpuruk. Bahkan sampai sekarang masih belum bisa menerima semua, ibu malah berpikir seperti itu” Nita menggelengkan kepalanya dengan tuduhan yang diucapkan oleh Dara
“Sudah-sudah kenapa malah jadi bertengkar seperti ini, Nita kamu tidak perlu bekerja lebih baik kamu bantu ibu saja di rumah” ucap Surya
Nita pun mengangguk, ia tak mau semakin membuat Surya tambah emosi nantinya.
Sarapan pagi ini terasa tidak nikmat karna adu mulut yang terjadi oleh Nita dan Dara. Nita tak mungkin memarahi Dara dan mengatakan hal-hal yang tidak pantas, Dara pasti akan semakin tidak suka. Nita harus menambah kesabarannya untuk menghadapi sikap Dara.
Surya pun berangkat bekerja setelah berpamitan pada Dara dan Nita.