NovelToon NovelToon
Godaan Suami Tetangga

Godaan Suami Tetangga

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Tukar Pasangan
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: rishalin

Arumi Khoerunisa, seorang wanita yatim piatu yang peristri oleh seorang pria yang selalu saja menghina dirinya saat dia melakukan kesalahan sedikit saja.
Tapi kehidupan seketika berubah setelah kehadiran tetangga baru yang rumahnya tepat disampingnya.

Seperti apakah perubahan kehidupan baru Arumi setelah bertemu tetangga baru?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Tok... Tok... Tok...

Arumi mendengar suara ketukan pintu saat tengah membereskan kamar. Ia segera keluar dari kamar lalu melangkah ke arah pintu.

Sebelum membuka pintu Arumi menoleh ke arah jam dinding yang bertengger diruang tamu sudah menunjukkan jam 12 siang.

"Siapa ya yang bertamu tengah hari gini?" gumam Arumi dalam hati.

"Apa jangan-jangan tukang kredit ya? Tapi perasaan, daster yang dikreditin Mas Ibrahim buat aku udah lunas kemarin." Arumi kembali membatin sebelum membuka pintu.

Ckleekk!!

Setelah pintu terbuka Arumi melihat Rika yang menyambutnya dengan senyuman.

"Hay, Mbak!" sapa Rika.

"Eh Rika, ada apa tengah hari sampai repot-repot ke sini?"

"Gini Mbak aku mau minta tolong sama Mbak Arumi, bisa gak?" Tanya Rika ragu.

"Minta tolong apa emang?" Jawab Arumi penasaran.

"Mbak Arumi lagi sibuk gak?"

"Gak terlalu sibuk sih."

"Ajarin aku masak dong, Mbak!" ucap Rika penuh permohonan.

"Masak?"

"Iya, Mbak. Aku pengen banget bisa masak buat Mas Erlan. Mbak Arumi jago masak, kan?"

"Cuma bisa aja, bukan jago, Rika."

"Mbak suka bohong deh! Kemarin aku sempat denger kok kalau Mas Ibrahim muji masakannya Mbak Arumi."

Arumi yang mendengar ucapan Rika seketika membantin.

"Kalau Mas Ibrahim sih makanan apa aja pasti di bilang enak. Tai ayam dicampur tepung terus digoreng juga pasti dibilang enak."

"Ayo, Mbak! Mau ya? Mau dong!!" Ucap Rika seraya meraih tangan Arumi.

"Tapi...." Arumi menahan tarikan tangan Rika.

"Ayo dong, Mbak! Mau ya, ajarin aku masak! Please!!" mohon Rika dengan wajah yang dibuat seimut mungkin, sampai akhirnya Arumi tak mampu menolak permintaan Rika.

"Oke deh kalau gitu."

"Asyikkk! Makasih banget ya Mbak Arumi."

Rika terlihat sangat senang lalu menarik tangan Arumi agar mengikuti langkahnya.

"Lho, kita mau ke mana?" Tanya Arumi bingung.

"Ke rumah aku dong, Mbak. Kita belajar masaknya di rumah aku aja."

"Kenapa gak dirumah aku aja?"

"Aku udah siapin semua bahannya dirumah, Mbak. Tinggal masaknya aja yang belum." jelas Rika.

Akhirnya mau tak mau Arumi pun menuruti kemauan Rika dengan mengikuti langkahnya menuju rumahnya.

Setelah sampai dirumah Rika, ia langsung mengajak Arumi ke dapur.

Arumi cukup dibuat takjub saat melihat keadaan dapur di rumah Rika.

Tapi sepertinya ucapan Rika yang mengatakan kalau ia tak bisa masak memang benar, karena Arumi sama sekali tak melihat ada bekas orang memasak disana.

Seperti noda minyak yang tak bisa hilang, bau sayur busuk di kulkas, bau bawang di sudut ruangan, atau sekedar kuah makanan yang tumpah.

Kedaan ini menunjukkan kalau benar Rika memang tak bisa memasak. Dan mungkin jarang sekali menjamah ruangan ini.

"Aku berencana mau masak Rendang, Mbak. Masakan favoritnya Mas Erlan. Semua bahannya udah aku siapin." ucap Rika sambil menunjukkan bahan-bahan seperti daging sapi yang sudah diiris-iris dengan beberapa bumbu pelengkapnya.

"Bahannya ada yang kurang nggak, Mbak?" tanya Rika.

"Tunggu, aku cek dulu." Arumi mengedarkan pandangannya pada bahan-bahan di atas meja dapur itu.

"Kamu gak punya lengkuas?" tanya Arumi.

"Ya ampun!! Aku lupa beli, Mbak." Jawab Rika sambil menepuk Jidatnya pelan.

"Sebentar, ya, Mbak! Aku mau beli dulu ke warung sebentar." Ucap Rika lalu melangkah keluar dari dapur.

"Tunggu, Ka!" Ucapan Arumi membuat langkah Rika terhenti dan seketika berbalik.

"Kenapa, Mbak?" tanya Rika.

"Kalau kamu gak ada, aku disini gimana?" Jawab Arumi canggung.

"Mbak Arumi tunggu di sini aja dulu, ya!"

"Tapi, Ka, aku ...."

"Aku cuma sebentar aja kok Mbak. Mbak tunggu disini aja. Oke!"

Rika kembali melangkah keluar dapur dan menghilang dibalik pintu depan tanpa menunggu jawaban dari Arumi.

Arumi yang ditinggal sendirian di dapur mulai merasa tak nyaman.

Untuk menghilangkan rasa tak nyamannya akhirnya Arumi berinisiatif untuk menyiapkan beberapa peralatan yang akan mereka gunakan nanti.

Arumi mulai membuka beberapa rak yang ada di dapur untuk mencari barang yang ia butuhkan, meski hal itu sedikit sulit karena Arumi tak tau dimana si pemilik dapur menyimpan barang itu.

Alhasil Arumi harus membuka satu persatu rak berjejer didapur yang luas itu untuk menemukan barang ia cari.

Arumi menyiapkan panci, mangkok, pisau, penggorengan, dan terakhir Arumi mencari keberadaan tatakan yang tak kunjung ia temukan.

Di sekitaran rak piring, di dalam lemari dapur bagian atas, bahkan di bawah di tempat penyimpanan, barang itu sama sekali tak nampak.

Pandangan Arumi terus saja menulusuri seluruh penjuru dapur. Sebuah ruangan yang berdampingan langsung dengan kamar mandi.

Sampai akhirnya Arumi melihat barang yang sedang ia cari itu, berada di sebuah rak kecil di samping pintu kamar mandi.

"Akhirnya ketemu juga!" Arumi sedikit bernafas lega karena akhirnya bisa menemukan benda itu.

Arumi yang berniat mengambilnya, berjalan ke arah rak kecil itu. Tapi saat Arumi hendak melakukan niatnya, tiba-tiba seseorang keluar dari kamar mandi.

Hingga tak sengaja Arumi menabrak tubuh seseorang yang keluar dari kamar mandi itu dengan cukup keras.

"Awww!" Pekik Arumi bersamaan dengan seseorang yang ia tabrak tadi.

"Mas Erlan!" ucap Arumi setelah menyadari kalau orang itu ternyata Erlan.

Pria itu kini berdiri tepat di hadapan Arumi dengan rambut yang masih basah dan handuk yang melilit pinggangnya.

Wangi khas seseorang yang baru selesai mandi seketika menyapu indra penciuman Arumi, membuat Arumi sedikit terbuai oleh aromanya.

"Maaf, Mas. Aku gak sengaja." Arumi dengan cepat menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Arumi merasa kurang sopan melihat tubuh suami orang dalam keadaan bertelanjang dada seperti ini.

Erlan justru malah tertawa kecil melihat tingkah Arumi yang baginya terlihat menggemaskan.

Arumi yang mendengar tawa Erlan sedikit membuka celah di jarinya. Dan ia pun melihat Erlan tengah tersenyum sambil menatap kearahnya.

"Kenapa Mas malah ketawa?" tanya Arumi ketus.

"Mbak Arumi lucu banget deh!" Jawab Erlan lalu mencondongkan tubuhnya untuk melihat jelas wajah Arumi yang memerah di balik telapak tangannya.

Arumi yang terkejut dengan gerakan Erlan langsung mundur beberapa langkah. Tapi, na'as tubuh Arumi justru malah limbung dan hampir saja terjatuh.

Beruntung Erlan dengan cepat meraih pinggang Arumi, dan kini kedua tangan yang sebelumnya menutupi wajah mendarat sempurna di dada bidang Erlan.

"Apanya yang lucu sih, Mas?" tanya Arumi bingung.

"Wajahnya Mbak Arumi yang lucu. Cuma lihat dada kaya gini aja, wajahnya langsung berubah merah kaya kepiting rebus. Kenapa? Dada aku seksi, ya, Mbak? Mbak Arumi suka gak?" Jawab Erlan yang kembali tertawa.

"Suka apa?"

"Dadaku?" ucap Erlan sambil menunjuk dada bidangnya yang dihiasi roti sobek yang berjejer rapi.

"Hahaha ... gak mungkin, lah, Mas!" Kilah Arumi dengan tawa kecil yang dipaksakan.

"Bohong! Buktinya dari tadi dipegangin terus."

"Maksudnya?" tanya Arumi semakin bingung.

Glekkk!!!

Arumi menelan ludahnya dengan susah payah saat menyadari kalau tangannya kini menempel sempurna di dada Erlan.

Arumi dengan cepat menarik tangannya dari dada Erlan. Membuat Erlan kembali tertawa kecil.

"Gak papa, kok, Mbak. Kalau Mbak mau pegang lagi. Nih!" Erlan menyodorkan dada bidangnya pada Arumi dan mengikis jarak di antara mereka.

"Emmm Mas. A-a-aku ...." Arumi seketika tergagap saat posisi mereka sangatlah dekat.

Tapi, Erlan justru malah terlihat santai dan kembali menertawakan Arumi.

"Hehe, aku cuma becanda kok, Mbak." Ucap Erlan tertawa kecil lalu mengacak rambut Arumi gemas.

Hal itu membuat Arumi sedikit merasa heran dengan perasaannya. Entah kenapa ia merasa senang diperlakukan seperti itu oleh Erlan.

Bukankah seharusnya dia marah diperlakukan seperti itu oleh suami orang.

"Maaf ya Mbak. Aku gak tau kalau Mbak Arumi ada di rumah ini." ucapan Erlan berhasil membuyarkan lamunan Arumi.

Kali ini sikap Erlan berubah manis, tak nakal lagi seperti tadi.

"Maaf aku udah gak sopan sama Mbak Arumi, karena bertelanjang dada seperti ini di hadapan Mbak Arumi." Lanjut Erlan yang terlihat sedikit merasa bersalah.

Anehnya kepala Arumi justru malah menggeleng pelan seolah terhipnotis oleh tatapan teduh Erlan.

Jantungku Arumi tiba-tiba berdebar kencang, seperti yang ia rasakan kemarin. Dan kali ini ia ingat saat pertama kali merasa berdebar seperti ini adalah saat ia jatuh cinta pada Ibrahim.

Bahkan kali ini debarannya lebih kencang seolah tak terkendali. Mungkin akibat posisi mereka yang saat ini sangatlah dekat.

Arumi bahkan bisa merasakan hangatnya tubuh Erlan dengan sangat jelas.

Pikiran liar Arumi seketika memenuhi isi kepalanya saat mengingat tangannya yang menyentuh dada bidang Erlan. Yang seolah kalau tubuh mereka sudah saling bersentuhan.

Entah kenapa Arumi jadi ikut merasakan apa di rasakan perempuan yang melewati malam panas bersama Erlan malam itu.

Pasti terasa sangat nikmat.

"Ya Ampun Arumi, kamu mikir apa sih? Sadar Arumi sadar." batin Arumi sambil terus menggelengkan kepalanya untuk mengusir semua pikiran liar yang ada dalam pikirannya.

"Erlan!" Suara Rika yang berdiri di ambang pintu dapur seketika membuyarkan lamunan Arumi.

Rika dengan cepat melangkah ke arah Arumi dan Erlan yang masih berdiri saling berhadapan.

"Kebiasaan, ya, kamu, Mas! Kalau mandi gak suka bawa baju ganti!" umpat Rika sambil mencubit lengan suaminya.

"Coba kamu lihat, Mbak Arumi sampai ketakutan lihat kamu. Dia gak kaya perempuan-perempuan yang sering ngejar-ngejar kamu. Mbak Arumi itu wanita baik-baik. Dia gak bakal tergoda liat wajah tampan kamu itu, apalagi sambil bertelanjang dada kaya gini!"

Erlan malah tertawa kecil mendengar omelan Rika, lalu melangkah pergi meninggalkan mereka berdua setelah memperlihatkan kembali senyum nakalnya pada Arumi.

***********

***********

1
Ma Em
Arumi gaskeun lah sama Erlan dan tinggalkan saja Ibrahim , punya suami emosian cepat marah untuk apa dipelihara
Vajar Tri
semangat Thor up ny 🥳🥳🥳🥳
Vajar Tri
ayok pendukung Arumi Erlan ...perselingkuhan yang di dukung emak emak pembaca 🤭🤭🤭🤭
Ma Em
Aku setuju kalau Arumi sama Erlan daripada sama Ibrahim lelaki yg tdk punya pendirian sebentar baik sebentar galak plin plan orangnya
dynda
buat ibrahim selingkuh sama erika thor
dynda
ibrahmin coba selingkuh sama istri erlan thor
Ma Em
Ibrahim ini kadang baik kadang sadis banget sama Arumi sampai pukul Arumi , coba selidiki Ibrahim beneran punya selingkuhan
💞Aulia Adriani💕
recommended
ReogKhentir
Waduh...... Arumi kelihatannya keceplosan bicara ini bisa bahaya nanti........ pasti Rika berpikir keras dengan maksud dari menjadi obyek foto atas ucapan Arumi tadi
ReogKhentir
Pasti kepala atas bawanya Ibrahim pusing berat karena lagi tanggung 😁😁😁
Rohmi Yatun
arumi kok gitu.. jgn nambah mslh buat diri sdri... selesai kan semuanya baru melangkah .. biarpun gk ngapa2in tp pandangan orang lain yg melihat pasti beda.. apalgi kalo pasangannya yg melihat..
lanjut Thor.. double up dong🙏👍👍
ReogKhentir
Ibrahim bukan suami yang baik Arumi kenapa masih tetap bertahan dengannya....... sudah sering berbuat KDRT pula selama hidup berumah tangga bersamanya, sudah tinggalkan saja
Ma Em
Aku benci banget sama si Ibrahim kok sama istrinya galak banget apa saja yg dilakukan Arumi dimata Ibrahim itu selalu salah ga ada benarnya sdh Arumi tinggalkan saja suami macam Ibrahim itu.
Vajar Tri
ehm gawat ini rumput tetangga lebih hijau kaya nya 😅😅😅😅
ReogKhentir
Ibrahim mananya saja yang bagus kelakuan sama tingkah laku sama persis seperti kewan binatang..... sudah mandul berlaga lagi mau nikah sama perempuan lain
ReogKhentir
Tebar pesona mulai dilakukan Erlan pada Arumi........ semakin lama Arumi pasti luluh juga hatinya pada Erlan
ReogKhentir
Belum tahu saja ibu Darmi kalau anaknya Ibrahim yang ternyata mandu...... bergaya ingin menikahkan dengan anak teman dekatnya
Ma Em
Arumi kalau Ibrahim sampai poligami mending kamu cerai saja untuk apa mencintai kalau hanya untuk disakiti.
Ma Em
Kenapa Arumi masih mau memaafkan Ibrahim meskipun itu suaminya karena sehabis menganiaya Arumi dia minta maaf tapi diulang lagi dan lagi semoga Arumi segera sadar bahwa lelaki itu bkn hanya Ibrahim seorang didunia ini sdh tinggalkan saja Ibrahim
Vajar Tri
Ibrahim,, jangan salahkan Arumi jika nanti berpaling ya .....jangan marah ma 🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!