Karena penghianatan sang ibu di masa lalunya, membuat seorang Zayyan Erik Mahesa (30) menutup dirinya pada semua wanita dan menjadikannya pria dingin dan anti wanita.
Namun ia terpaksa menikah dengan Mia Azzura (26) demi memenuhi permintaan terakhir sang ayah.
Mia tak keberatan dengan hal itu karena sudah lama sekali Mia menaruh hatinya pada Erik, namun mampukah Mia meluluhkan hati dan mendapatkan cinta Erik? bagaimana kisah mereka berlanjut?
"Aku tidak pernah percaya pada cinta dan wanita." Erik.
"Menaklukan hatinya adalah sebuah tantangan bagiku!'' Mia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Mia duduk di tepi kolam ikan dan memandang para ikan di kolam itu dengan tatapan kosong. Tak lama kemudian Erik pun datang menghampiri dan duduk di sampingnya.
"Maaf,'' ucap Erik lirih dan hampir tak terdengar. Membuat Mia langsung terkejut dan menatap ke arahnya dengan kening sedikit mengerut.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Erik dengan wajah datarnya.
Mia menghela nafas secara perlahan dan kembali terdiam tak menyahuti perkataan suaminya. Pandangannya kini kembali tertuju pada ikan-ikan di kolam yang berenang saling mengejar dan mengacuhkan keberadaan Erik disana.
Bukan Mia membenci Erik tapi ia merasa sangat lelah jika terus berdebat dalam berbagai macam hal yang akan percuma dan membuang waktu juga energinya saja, karena sesuai saran dari dokter Grace ia tidak boleh terlalu stres dan banyak pikiran yang akan mempengaruhi kesehatannya.
Lama Erik dan Mia terdiam tanpa ada satu pun kata yang terucap di antara mereka membuat Erik sedikit bimbang karena diacuhkan istrinya.
"Mia apa kau tidak akan mengatakan sesuatu?'' tanya Erik dalam hatinya.
''Ehm.." Erik sedikit berdehem untuk menyadarkan Mia dari lamunannya, namun usahaha seperti sia-sia saja bahkan kini ia melihat air mata lolos di pipi sang istri.
"Begitu dalamkah aku menyakiti nya, tapi hanya menggertaknya sedikit saja. Lagi pula ini bukan salahku aku tidak menggoda wanita itu tapi sebaliknya, kenapa dia tidak percaya padaku.'' Batin Erik.
"Mia?"
"Tinggalkan aku sendiri Erik!" Jawab Mia dengan cepat dan tanpa melihat ke arah suaminya.
"Aku tahu Mia aku salah, tapi kau salah paham jika kau menyangka aku memiliki hubungan lain bersama wanita itu dan kau harus tahu bahwa,''
"Aku tahu siapa dirimu Erik aku percaya padamu tapi aku hanya ingin sendiri saja saat ini.'' Jawab Mia menyela perkataan Erik.
"Baiklah jika itu mau mu!'' sahut Erik yang langsung berdiri dan berjalan meninggalkan Mia yang masih duduk di tempatnya.
"Erik aku tahu hubungan kita di awali dengan keterpaksaan tapi apakah kau tidak ingin memberikan kesempatan untuk kita memulai awal yang lebih baik?'' tanya Mia yang langsung menghentikan langkah kaki suaminya.
"Erik coba belajarlah untuk mencintai aku dan percaya bahwa tidak semua wanita sama seperti ibumu, karena aku juga percaya bahwa tidak semua pria sama seperti ayahku. Erik aku tidak bisa terus seperti ini aku butuh kepastian bahkan aku ingin bahagia di sisa umurku.'' Sambung Mia dengan wajah sendu nya.
Mia berdiri dan berbalik menatap mata elang suaminya dengan penuh ketulusan. Ia pun berjalan beberapa langkah menghampiri suaminya, ia menutup matanya dan mulai mengusap lembut wajah sang suami dan memahami setiap inci wajah Erik dan menguncinya dalam ingatannya dan memeluk tubuh Erik dengan sangat erat.
Dengan sedikit ragu kini Erik pun mulai membalas pelukan istrinya dan mengecup puncak kepalanya dengan penuh kasih sayang. Mia tersenyum mendapatkan perlakuan manis dari suami dinginnya bahkan ia pun semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku akan berjuang untuk melawan sakit ini agar aku bisa tetap bersama dengan mu Erik, walau aku tak pernah tahu apa yang ada di dalam hatimu tapi aku yakin jika kau hanya milikku seorang." Batin Mia.
"Erik. Apa kau akan memberikan kesempatan untuk hubungan kita? aku janji tidak akan pernah mengecewakan mu.'' Ujar Mia yang masih dalam pelukan suaminya.
"Aku akan berusaha.'' Jawab Erik singkat.
"Terimakasih.'' Mia merasa sangat bahagia dengan jawaban dari suaminya. Kini semangat nya untuk mendapat kesembuhan pun semakin meningkat.
*
*
Setelah beberapa hari berlalu. Kini hubungan Erik dan Mia pun mulai terlihat ada perubahan sikap Erik sedikit perduli padanya membuat Mia semakin bersemangat untuk memulai pengobatan nya bersama dokter Grace.
"Hallo selamat siang Mia sang dewi matahari." Seru dokter Grace mulai dengan candaan garingnya.
"Selamat siang dokter.'' Mia tersenyum ramah dan menjabat uluran tangan dokter Grace.
"Bagaimana kabarmu?'' tanya dokter Grace mulai berbasa-basi sebelum membuka obrolan serius di antara mereka.
"Sangat baik dokter. Terimakasih atas waktu nya karena dokter bersedia menemui saya disini.'' Sahut Mia penuh ketulusan.
"Jangan sungkan, anggap saja aku ini kakakmu dan kamu boleh memanggilku kakak seperti kamu memanggil dokter Adreas." Sambung dokter Grace dengan senyuman penuh ketulusan.
''Terimakasih kak.'' Mia memeluk dokter Grace dengan sangat erat. ''Walau aku ada di negara asing tapi aku merasa sangat dekat dengan keluargaku, terimakasih orang baik.''
"Terimakasih kembali.'' Jawab dokter Grace dengan senyuman manisnya.
''Jadi kapan kita akan menjalani pengobatan awal?'' tanya dokter Grace mulai membuka obrolan seriusnya.
''Besok. Karena besok suamiku akan pergi ke luar kota untuk beberapa hari.''
''Apakah kau menyembunyikan hal sebesar ini dari suamimu?'' tanya dokter Grace tak percaya.
Mia hanya menjawab anggukan kepalanya Membuat dokter Grace menatap heran pada gadis muda yang kini duduk di hadapannya.
''Kenapa?''
"Hubungan ku dan Erik baru saja di mulai, aku tidak ingin membuatnya merasa bersedih aku hanya ingin melihatnya tersenyum walau senyuman itu sedikit kaku." Mia sedikit meringis saat mengingat senyuman aneh suaminya.
"Cinta yang luar biasa!'' seru dokter Grace takjub.
Mereka berdua pun mulai bercakap-cakap sampai lupa waktu. Kini dering ponsel Mia berbunyi dengan keras menyadarkan dua wanita itu dari obrolan serunya.
"Aku permisi sebentar.'' Mia meminta ijin pada dokter Grace untuk mengangkat panggilan nya.
''Hallo Erik?''
"Dimana kau sekarang?'' tanya Erik dengan nada dinginnya.
''Aku ada di cafe bersama temanku, ada apa? apa kau perlu sesuatu? jika kau membutuhkan sesuatu aku akan segera pulang sekarang juga.''
"Apakah kau bersama dengan Adreas? tanya Erik mulai posesif.
"Tidak, aku bersama kak Grace teman baruku.'' Jawab Mia jujur.
''Hmm... ''
''Erik?''
''Hmm..''
"Apa kau mulai cemburu jika aku bersama dengan kak Adreas?''
"Tidak.'' Jawab Erik dengan cepat.
Mia langsung mengerucutkan bibirnya saat mendengar ucapan sang suami yang masih bersikap acuh dan cuek padanya.
"Baiklah terserah kau saja!'' sahut Mia dengan ketusnya.
"Mia, kau disini?" suara bariton mengejutkan Mia dari kekesalan nya.
''Ya," jawab Mia singkat dan berbalik ke arah sumber suara.
"Mia apa kau masih mendengarku?'' tanya Erik sedikit berteriak dalam sambungan teleponnya.
"Erik kita sambung nanti.'' Mia langsung mematikan sambungan teleponnya secara sepihak dan menatap ke arah pria yang berdiri di hadapannya dengan tatapan mengintimidasi.
Sedangkan Erik yang berada di kantornya langsung melemparkan ponselnya begitu saja membuat Liam sedikit terkejut.
"Bos!''
"Cancel semua meeting hari ini.'' Ujar Erik yang langsung pergi meninggalkan Liam begitu saja.
''Tapi bos,'' perkataan Liam menggantung di udara saat Erik menutup pintu ruangan itu dengan sangat kencang membut Liam terkejut dan hampir terjatuh dari kursinya.
"Ada apa dengan bos Erik?''
Bersambung...