NovelToon NovelToon
Kasihku Yang Takkan Hilang

Kasihku Yang Takkan Hilang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Reinkarnasi / Cinta Murni / Bad Boy
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: M. Novri Al-zanni

Demand adalah seorang petarung maniak dan menakutkan di sekolah Giulietta. Pertarungan selalu ada di depan mata, tanpa pandang bulu, hanya ada perkelahian baginya. Sebuah geng ataupun seorang individu, yang kuat ataupun yang lemah, yang memiliki kuasa atau tidak, semuanya akan dimusnahkan.
Rekannya Miller sedang diculik oleh sekelompok geng misterius, tanpa ragu Demand datang seorang diri ke markas geng tersebut. Dalam beberapa saat geng itu dibuatnya tak berkutik dan hancur dikalahkan olehnya.
Namun ternyata seorang wanita cantik terlibat dalam masalah itu dan juga sedang disandera, ia bernama Lasiana. Seorang wanita cantik dengan karakter pemalu dan baik hati itu membuat Demand mengalami cinta pandangan pertamanya. Tapi... siapa sangka hal itu akan membawanya kepada kematian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M. Novri Al-zanni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cerita Orang Tuaku

Sejak saat Miller mengikuti jejakku di kehidupan sebelumnya, ia sudah tidak pernah pulang ke rumahnya lagi dan tinggal di mana pun ia berada. Kadang tinggal di sekolah, rumah kosong, dan tempat-tempat lainnya yang dirasanya cukup aman untuk tidur.

Namun karena di kehidupan kali ini Miller mengambil langkah yang berbeda, maka Miller masih tinggal di tempat yang membuatnya sengsara. Aku tidak tahu apakah orang tua angkatnya saat ini masih memperlakukan Miller dengan buruk, tapi begitu aku mendengar kabar tentang sepupunya William yang sifatnya berubah seperti apa yang dikatakan Miller, itu membuatku cukup terkejut.

Miller bercerita tentang sepupunya yang mengalami perubahan pada sifatnya. Dia bilang sepupunya William mulai mengacuhkan Miller, ia bilang bahwa sepupunya sudah tidak pernah mengajaknya mengobrol ataupun saling menatap. Miller bilang tatapan sepupunya terlihat seperti tatapan kosong yang tidak seperti biasanya, bila bertemu pasti akan tersenyum lebar.

Di kehidupan sebelumnya di saat ini, kalau tidak salah Miller sudah tidak pernah pulang selama dua bulan, dan sejak saat itu ia tidak pernah pulang. Tapi karena kami menjalani kehidupan yang berbeda, dan di kehidupan sebelumnya Miller tidak pernah bertemu dengan sepupunya lagi, Miller sama sekali tidak mengetahui apa yang membuatnya menjadi seperti ini.

Pikirkanku terkadang mulai terganggu dengan kata-kata diriku yang berasal dari masa lalu. Tapi aku tetap tidak akan goyah dan akan terus berjalan di atas pendirian yang telah ku buat. Kemudian untuk mengatasi masalah seperti ini, aku memberi saran kepada Miller.

"Miller, besok saat kau pulang. Temui lah sepupumu William, dan berbicara kepadanya. Kau harus berbicara dengan baik dan lembut sebagaimana sepupumu selalu memperlakukanmu dengan sangat baik" ucapku kepada Miller.

"Kau benar ... Tapi sebenarnya aku cukup khawatir, karena setelah mendengar ceritamu ... Itu membuatku cukup takut" ucap Miller sambil tersenyum tipis.

Aku tahu dengan pikirannya, aku sudah menjadi lebih mengenal seseorang. Aku sudah jadi lebih baik dalam memahami orang lain daripada diriku sebelumnya. Pikirannya pasti terganggu karena di kehidupan yang lalu ia tidak pernah merasa seperti ini, dan karena itu kami merasa sangat aneh dan sedikit tidak tenang karena mengalami kehidupan yang tidak pernah kami alami sebelumnya.

Besok adalah hari libur, tepatnya hari Sabtu ... Di hari libur aku ingin di rumah saja membantu kakek mengurus kebun, membersihkan rumah, dan mungkin melakukan kegiatan baru. Masih banyak hal yang harus kulakukan untuk menebus dosa-dosaku di masa lalu. Aku tahu kalau apa yang kulakukan sebelumnya, sama sekali tidak bisa di maafkan, tapi tidak ada salahnya jika berbuat baik kan.

Besok paginya, aku bangun dan Miller sudah tidak ada di tempat. Sepertinya dia bangun lebih pagi dariku dan sudah pulang dari tadi. Aku segera beranjak dan pergi ke dapur untuk membasuh wajah. Sementara itu kakek baru saja selesai memasak dan menghidupkan makanan yang enak di meja makan.

Kami makan bersama seperti biasanya mulai saat ini. Tidak ada pemberontakan, tidak ada kenakalan, tidak ada kejahatan, tidak ada lagi perilaku buruk. Aku benar-benar sudah merubah total diriku, dan benar-benar sangat berbeda sekali dari yang dulu.

"Kakek ... Ada beberapa hal yang ingin ku tanyakan" ucapku yang menunggu kakek membalas ucapanku.

"Katakan saja ..." Ucap Kakek sambil tersenyum.

"Kakek ... Seperti apa orang tuaku? Aku ingin mengenal mereka" ucapku kepada kakek dengan sangat berharap.

Wajah kakek terlihat terkejut begitu aku berkata seperti itu. Kemudian dia tersenyum kepadaku dan mulai menceritakan tentang kedua orang tuaku. Karena sampai saat ini aku tidak pernah kenal ataupun tahu seperti apa orang tuaku. Aku hanya bisa melihat wajahnya yang di pajang di dinding rumah. Wajah kedua orang tuaku terlihat sangat bahagia saat mereka menggendongku saat aku masih bayi.

Aku ingin mengenal mereka orang seperti apa, kemudian kakek mulai menceritakannya. Anak kakek bernama Morgan, ya kakek memiliki anak laki-laki, ibuku adalah menantunya. Ia mulai menceritakan ayahku terlebih dahulu, bahwa ayahku dahulu adalah seorang anak yang sangat nakal dan keras kepala.

Mendengar kakek bercerita seperti itu, aku cukup terkejut dan terpukul karena ternyata sifat nakal itu turun dari ayahku. Kemudian kakek melanjutkan ceritanya, meskipun ayahku berlaku demikian, sebenarnya ia adalah orang yang baik. Ia selalu diam-diam membantu orang-orang disekitarnya yang merasa sulit.

Mendengar hal itu membuatku semakin terpukul, karena aku adalah anak yang nakal dan jahat selama ini. Kemudian kakek mulai menceritakan orang tuaku, kalau saat itu, tiba-tiba saja ayah membawa seorang wanita ke rumahnya dan memaksa kakekku untuk segera menikahkan mereka.

Kakek hanya bisa pasrah dan mengiyakan keinginan ayah karena ayahku adalah orang yang keras kepala. Begitu ia ingin melakukan apa yang ingin dia lakukan, pasti akan dia lakukan, ucap kakek tentang ayahku. Kakek melihat ibuku sebagai orang yang pemalu dan tidak banyak bicara, sampai-sampai kakek bilang ibuku adalah kebalikan dari sifat ayahku.

Aku tertawa dan tersenyum mendengar cerita kakek mengenai kedua orang tuaku, walaupun di beberapa kata-kata kakek ada yang mengenai pikiranku, aku tetap menjaga wajahku untuk selalu tersenyum. Kemudian setelah selesai bercerita, kakek mengelus-elus kepalaku.

"Tapi kurasa ... Kau jauh lebih baik dari mereka berdua" ucap kakek sambil tersenyum terharu.

Aku tidak pernah melihat kakek tersenyum sampai seperti itu. Aku terdiam dan terpukau dengan senyuman kakek yang sangat lembut dan hangat itu. Kemudian setelah itu aku mulai bertanya-tanya lagi kepada kakek, lalu sekarang aku akan menanyakan hal tentang kakek sekarang juga.

"Oh iya, lalu ... Bagaimana dengan kakek saat masih kecil? Apakah kakek adalah anak yang baik saat itu?" Ucapku kepada kakek meskipun aku sudah tahu jawabannya.

Tentu saja kakek sejak dulu pasti adalah anak yang baik dan berhati lembut. Tapi melihat kakek tiba-tiba menjadi linglung dan menggaruk-garuk kepalanya dan dahinya mulai berkeringat. Seketika ekspetasi ku terhadap karakter kakek saat masih kecil jadi hancur.

"Tentu saja ... Kakek adalah anak yang baik" ucapku kakek sambil ragu-ragu mengatakannya.

Kemudian aku tidak lagi melanjutkan obrolannya karena sepertinya aku sudah mendapatkan jawabannya hanya dari melihat sifat kakek saat aku menanyakan hal itu. Kemudian setelahnya kakek pergi bekerja dan aku mengambil alih pekerjaan yang biasanya kakek lakukan di pagi hari, yaitu berkebun di halaman belakang rumah kakek.

Kebunnya terlihat penuh dengan berbagai tanaman yang ada. Sampai-sampai aku sudah tidak kepikiran lagi dimana aku harus menanam tanaman baru di kebun ini. Setelah selesai berkebun, aku mulai membersihkan rumah, mulai dari menyapu, mengepel, membersihkan debu, dan kegiatan membersihkan rumah lainnya.

Setelah itu aku beristirahat sejenak di teras depan rumah. Kemudian aku melihat ada sebuah kayu gelondong di depan rumah yang sepertinya tidak terpakai. Aku mulai berpikir akan membuat lubang di depan rumah dan menanam kayu itu di tanah. Dengan begitu aku bisa menjadikan kayu itu sebagai latihan untuk bertarung dan memperkuat kekuatan bertarungku.

Tanpa basa-basi aku segera mengambil cangkul dan membuat lubang di depan halaman rumah. Begitu aku sudah membuat lubang yang cukup dalam, aku hanya perlu melakukan langkah terakhir. Yaitu mengangkat kayu gelondong itu dan membuatnya masuk ke dalam lubang yang ku buat.

Tapi begitu aku mencoba mengangkat atau mendorongnya, kekuatan ku tidak cukup kuat untuk menggerakkan kayu itu walau hanya sedikit. Aku hampir putus asa dan ingin mengurungkan niatku. Tapi tiba-tiba saja Bryan, Adams, dan Boron datang mengunjungiku di saat yang tepat.

Aku tidak tahu kenapa mereka tiba-tiba mengunjungiku, padahal saat di sekolah kemarin mereka bilang akan pergi bersama untuk menghabiskan hari libur. Sepertinya ada yang ingin mereka bicarakan, tapi saat ini aku benar-benar membutuhkan bantuan mereka. Jadi kita akan bicarakan setelah kita selesai mengangkat kayu ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!