Perjodohan adalah hal yang tak pernah terlintas di hidup Caca.
Caca sama sekali tidak bisa membayangkan kalau masa depannya akan seperti ini. ia sudah kehilangan cinta pertamanya sejak 2tahun lalu, sekarang ia dipaksa harus menikah dengan anak dari sahabat mamanya.
Caca hanya takut jika yang di jodohkan dengannya adalah lelaki tua dengan perut buncit, atau kakek-kakek peot. Bagaimana jika nanti suaminya akan memperlakukannya dengan kasar dan membecinya seperti yang sering ia baca di dalam novel. Tapi kekhawatirannya itu ternyata salah besar, karena tuhan telah menjodohkannya dengan tuan muda berparas rupawan dengan hati seperti malaikat yang begitu menyayanginya.
*
*
"Jangan takut Acha" ujar pria itu dengan lembut.
DEG...
Caca terpaku mendengar suara lembut serta panggilan yang baru pertama kali ia dengar untuknya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka selanjutnya? ikuti terus kisah cerita mereka disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsha_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21 Ospek Hari terkahir
Hari ini merupakan hari terakhir mereka mengikuti kegiatan ospek di kampusnya.
Xanders dengan telaten mengurusi semua keperluan Caca, seperti saat ini Xanders tengah sibuk memakaikan sebuah pita berwarna pink di rambut panjang istrinya.
"Cantik" Xanders menatap lekat wajah cantik Caca melalui pantulan kaca.
"Ih apa sih gombal banget deh" protes Caca sembari menutupi pipinya yang memerah karena salting.
Xanders terkekeh pelan "Serius sayang, kamu cantik banget".
Kemudian Caca memakai sebuah topi kerucut yang terbuat dari karton berwarna pink dan juga papan nama dari kardus yang menggantung di lehernya.
"Penampilan aku aneh ya?" tanya Caca.
"Aneh gimana, orang cantik gini kok" jawab Xanders.
"Ck aku serius Xanders" rengeknya, dia merasa penampilan nya ini sangatlah aneh.
"Aku juga serius sayang kamu tetep keliatan cantik, namanya juga ospek wajar kalo yang dipakai aneh-aneh".
"Udah ya kita berangkat sekarang, nanti kita telat kalau ngobrol terus" ucap Xanders.
Caca mengangguk, dia meraih ransel pink nya yang tergeletak di meja kamar.
Setelah menempuh perjalanan selama 25 menit, akhirnya mereka sampai di depan Kampusnya.
Mereka bergegas turun dari mobil, lalu menuju aula tempat dimana para Maba akan berkumpul.
Tak butuh waktu lama acara Ospek pun langsung dimulai, para panitia ospek sudah berbaris rapi di hadapan para Maba.
Seperti biasa pembukaan Ospek di awali oleh sambutan dari ketua Ospek, mereka akan menyampaikan serangkaian kegiatan yang akan di laksanakan hari ini.
"Selamat pagi semua... Hari ini adalah hari terakhir kalian semua melaksanakan kegiatan ospek, saya akan membacakan serangkaian kegiatan pada hari ini" ucap ketua Ospek menggunakan pengeras suara.
Setelah selesai membacakan rangkaian kegiatan, acara kembali dilanjutkan.
Beberapa rangkaian acara telah selesai, kini saatnya para Maba beristirahat sebelum kembali melanjutkan kegiatan selanjutnya.
Caca, Xanders dan juga para sahabatnya kini tengah duduk di bawah pohon rindang dekat taman kampus, mereka memutuskan untuk tak pergi ke kantin karena malas berdesak-desakan.
"Kalian masih marahan?" tanya Disti pada pasutri baru ini.
"Nggak" jawab Caca.
"Kok cepet banget sih baikannya Ca, harusnya Lo diemin dulu si Xanders biar dia kapok" ucap Leo.
Xanders yang mendengar ucapan Leo langsung menabok kepalanya.
"Sakit anjir main pukul-pukul aja Lo" sewot Leo.
"Jaga mulut Lo" Xanders menatap tajam Leo.
"Iye-iye sorry bos".
Tiba-tiba seorang perempuan berpenampilan culun menghampiri mereka.
"Em... Ma-af yang namanya Xan-ders ada yang nyariin di depan" ujar gadis culun itu.
"Siapa?" tanya Caca.
"Aku gak tau, aku cuma di suruh panggilin aja" jawab gadis culun itu.
"Permisi" Gadis culun itu langsung berlari pergi meninggalkan mereka.
"Siapa yang nyariin kamu?" tanya Caca.
"Gak tau sayang".
"Ya udah coba liat aja dulu, barangkali penting" ujar Caca.
"Ayo ikut." Xanders mengulurkan tangannya pada Caca.
"Kamu aja lah orang kamu yang di cariin kok" kata Caca.
"Ayo sayang temenin aku".
Akhirnya Caca pun bangkit ia ikut menemani Xanders.
Saat sampai di depan kampus ternyata ada Selena dan juga seorang wanita paruh baya, sepertinya itu adalah ibunya.
"Anda mencari saya?" tanya Xanders.
"Iya, perkenalkan saya Tyas Mama nya Selena" Tyas mengulurkan tangannya pada Xanders namun Xanders sama sekali tak menerima uluran tangan itu.
Tyas menarik uluran tangannya dengan canggung, dia berdehem guna menetralkan rasa malunya.
"Jadi kamu yang sudah mendorong anak saya" tanya Tyas.
"Ya" Xanders menjawab dengan tegas tanpa ada rasa takut sedikitpun.
"Saya gak mau bertele-tele, saya mau kamu bertanggung jawab atas perbuatan kamu" ujar Tyas.
"Tanggung jawab seperti apa yang anda minta?" tanya Xanders.
"Saya sudah membiayai semua pengobatan anak anda, saya sudah memberikan perawatan terbaik di rumah sakit apa masih kurang?" ucap Xanders dengan tegas.
Caca hanya menyimak perdebatan di depannya ini.
"Saya mau kamu rawat Selena sampai sembuh, antar dan jemput dia setiap berangkat dan pulang dari kampus" ujar Tyas tanpa tahu malu nya.
"Heh Bu yang bener aja dong, yang salah tuh anak ibu masa pacar saya yang disuruh tanggung jawab" ujar Caca ngegas.
"Kok anda malah ngelunjak ya" sambung Caca.
"Heh kamu gak usah ikut campur ya, kamu itu gak tau apa-apa" ujar bu Tyas.
"Xanders gara-gara kamu kepala aku jadi sering sakit, aku mau kamu rawat aku sampai sembuh sebagai bentuk pertanggungjawaban kamu, kamu mau kan?" ujar selena, dia memasang wajah serapuh mungkin.
Selena berharap Xanders akan luluh dan mau merawatnya.
"Heh Selena Gomez luka Lo itu gak seberapa, lebay banget anjir jadi cewek" ucap Caca dengan pedasnya.
"Gak anak gak ibu sama aja ternyata" gumam Caca.
"Berani kamu ya sama saya!!" Tyas hendak menampar Caca tapi dengan sigap Xanders menahan pergelangan tangan Tyas.
"Jangan pernah anda sentuh kekasih saya!" tekan Xanders.
Mata Xanders menyorot tajam, Tyas yang ngeri melihat tatapan itu pun menghentakkan tangannya.
Xanders langsung membawa Caca pergi dari sana.
"Kok cepet banget, siapa yang nyariin?" tanya Leo.
"Selena sama Mama nya" jawab Caca.
"Lah ngapain?" tanya Bima.
"Masa Mama nya selena minta Xanders antar jemput anaknya ke kampus" curhat Caca.
"Loh kok gitu sih kan Selena nya yang salah" ucap Disti.
Akhirnya Caca menceritakan semuanya pada mereka.
"Ah itu mah keliatan banget modusnya anjir" kata Cecil heboh.
"Jangan kasih peluang pelakor masuk ke dalam rumah tangga Lo Ca" kata Disti.
Caca mengangguk "Aman" ucapnya.
"Saran gue Lo harus waspada sih Ca, kayanya si Selena ini sebelah dua belas sama si Nara" ujar Naya.
Caca mengangguk setuju, ia tak akan membiarkan siapapun merusak rumah tangganya bersama Xanders.
...****************...
Jam istirahat sudah berakhir, mereka kembali memasuki aula, Caca mendengar ada 3 orang perempuan sedang membicarakannya.
"Ternyata dia sama Xanders pacaran"
"Pacaran hasil Ngerebut aja bangga"
"Kok Xanders mau ya sama cewek jahat kayak dia"
"Mungkin dia kasih tubuhnya kali, mukanya aja yang sok polos aslinya mah busuk"
"pantes aja kemarin adiknya Jatoh gak di tolongin malah di tinggalin pergi"
"Eh lo pada apaan sih ngomongin orang sembarangan banget, di jaga ya mulut Lo semua" tegur Cecil pada ketiga perempuan itu.
Dia tak terima sahabatnya di jelek-jelekan seperti ini.
"Kita ngomong fakta, keliatannya aja cewek baik-baik aslinya mah suka kasar dan nindas adik tirinya sendiri" ujar perempuan tersebut memandang jijik pada Caca.
"Mana punya pacar hasil ngerebut punya adik sendiri lagi" sambungnya.
"Eh dapet gosipan dari mana Lo, asal jeplak banget tuh mulut kalau ngomong" ujar Disti penuh emosi.
"Kayaknya gue tau deh siapa yang nyebarin berita-berita kaya gini" ujar Caca dengan wajah datarnya.
"Lo bertiga pasti sepemikiran sama gue".
Para sahabat Caca terdiam, tapi sedetik kemudian mereka mengangguk paham.
"Udah ayo duduk gak usah ladenin mereka, jangan sampai kita kena masalah" ujar Kanaya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung.........
udah kepo banget nih sama ceritanya
Nanti author kasi link
lanjut Thor jangann kasih kendor
dari kemarin ada niatan mau bikin tapi masih maju mundur😓😓
lanjutt lgi thorr
fiks orang-orang harus baca sih gila banget nih author nya bikin cerita sebagus itu