"Kiara Cristina Albian"yang kecewa setelah memergoki calon tunangannya yang tidur bersama dengan sahabat baik nya di sebuah hotel, mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi sehingga menabrak mobil yang ada di depan nya dan membuat pemilik mobil itu lumpuh.
"Ardan Ganendra"Adalah seorang CEO muda dari perusahaan Ardan grup, meminta tangung jawab Kiara yang telah membuat nya lumpuh mengantikan calon istri nya yang kabur karena tidak Sudi menikah dengan pria lumpuh seperti nya.
"Bagaimana kami bisa menebus semua kesalahan putri kami?
"Aku ingin dia menjadi istri ku."
Penasaran dengan keseruan nya? Ayo ikuti terus episode-episode novel "Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
"Bagaimana aku tidak panik,jika dia sudah sembuh dia pasti akan melakukan segala yang dia inginkan kepada kita, dia bisa saja melaporkan aku kepada keluarga nya dan bisnis ku akan segera hancur."Ucap Jafin terlihat pusing.
"Sayang tenang lah, aku jamin dia tidak akan melakukan apapun kepada kita, bukan kah sekarang perusahaan keluarga nya bangkrut?"Tanya Fany dengan sombongnya.
"Apa? Bangkrut?"Ucap Jafin lagi.
"Iya, karena biayanya pengobatan nya yang begitu mahal, mereka sekarang mengalami kesusahan dan perusahaan mereka hampir bangkrut."Ucap Fany.
"Dari mana kau mendapatkan semua informasi ini?"Tanya Jafin kebingungan.
"Kau tenang saja, apa yang tidak ku tau tentang Kiara, sudah lah sekarang jangan pikir kan dia lagi, aku ingin Minggu ini resepsi pernikahan kita harus segera di langsung kan."Ucap Fany.
"Oke,oke aku tidak akan memikirkan nya lagi, dan sekarang aku hanya akan fokus kepada mu, besok kita pergi untuk memilih gaun pernikahan yabg kau ingin kan oke?"Ucap Jafin kepada Fany.
"Benarkah?"Tanya Fany dengan mata yang berbinar-binar.
"Ya, tentu saja."Ucap Jafin terlihat memanjangkan Fany.
Keesokan harinya.
"Bi, di mana Bima?"Tanya Kiara kepada maid A yang sedang sibuk mengepel lantai.
"Ouh tuan Bima? Dia baru saja keluar, ada apa ya nyonya?"Tanya maid A.
"Jangan kenceng bi ngomong nya."Ucap Kiara takut jika Jafin akan mendengar kan.
"Eh iya maaf nyonya, memang nya ada apa?"Tanya maid A lagi penasaran.
"Tidak ada bi, tidak jadi."Ucap Kiara sambil cengengesan.
"Ciee nyonya."Ucpa maid A meledek.
"Nyonya Kiara."Pangil maid B yang datang dengan tergesa-gesa kepada Kiara.
"Ada apa bi? Apa yang kau bawa?"Tanya Kiara penasaran melihat sesuatu yang di bawa maid B
"Nyonya, tuan muda meminta nyonya memakai pakaian ini."Ucap maid B kepada Kiara.
"Pakaian? Pakaian apa?"Tanya Kiara menaikan satu alisnya merasa bingung.
"Sudah nyonya, sekarang pakai dan berdandan lah."Ucap maid B.
"Baik lah bi, kau tenang lah jangan seperti ini, aku akan memakai nya."Ucap Kiara dengan santai mengambil pakaian yang di berikan oleh maid B lalu kemudian berjalan masuk ke dalam kamar nya.
Setelah tiga puluh menit berlalu, Kiara pun kembali keluar dengan dres unggu yang terlihat cantik dan pas di tubuh nya. Rambut di gerai rapi serta mekap tipis yang natural membuat dia seolah kembali ke dirinya yang seperti dulu.
Maid A dan maid B yang melihat itu memebelalak kaget, ia benar-benar tidak menyangka jika Kiara akan secantik itu, tubuh tinggi dan ideal nya pasti membuat banyak pria tergila-gila.
"Wahhhh, apa ini benar-benar nyonya Kiara?"Ucap maid A kagum menatap Kiara.
"Ini benar-benar seperti model papan atas."Ucap maid B ikut mengangumi.
"Kalian ini bisa saja, aku kan memang seperti ini."Ucap Kiara keceplosan.
"Eh, apa ini adalah nyonya yabg sebenarnya?"Tanya maid A lagi.
"Ah lupakan saja, lalu sekarang aku harus bagaimana?"Ucap Kiara.
"Tuan muda meminta nyonya ke kamar nya setelah selesai berdandan."Ucap maid B.
"Baik lah."Jawab Kiara seolah sudah terbiasa.
Kiara pun berjalan menuju kamar Ardan.
Tok...tok...tok (Beberapa kali Kiara mengetuk pintu kamar Ardan.)
"Masuk."Ucap Ardan dari dalam kamar.
Kiara pun berjalan memasuki kamar luas itu dengan langkah kaki yang sedikit di pelan kan.
"Aku di kamar mandi."Ucap Ardan kepada Kiara.
"O-oh."Jawab Kiara sedikit gugup.
Beberapa menit Kiara menunggu, Ardan pun akhirnya keluar dari kamar mandi, dengan pakaian yang sudah rapi.
"Ba, bagai mana bisa?"Batin Kiara menatap Ardan yang terlihat sudah tampan dengan Jaz hitam nya.
"Ternyata secantik ini?"Batin Ardan yang juga menatap Kiara yang berdiri di depan nya.
"Apa yang aku pikirkan? Sudah lah berfikir positif saja."Batin Kiara.
"Secantik apapun dia, dia adalah orang yang menghancurkan kebahagiaan ku."Batin Ardan lagi.
"Mengapa kau menatap ku seperti itu?"Tanya Ardan membuka suara.
"A,aku tidak menatap mu."Jawab Kiara berbohong.
"Ayo ikut aku."Ucap Ardan yang kini mengalihkan pembicaraan.
"Kemana?"Tanya Kiara penasaran.
"Aku ada rapat penting di sebuah restoran dengan klien ku, dan kau temani aku."Ucap Ardan menjelaskan.
"Ba,baik lah, tapi kenapa harus aku?"Ucap Kiara takut.
"Mengapa harus bertanya? Kau cukup mengiyakan nya saja, tidak perlu membantah atau bertanya."Ucap Ardan.
"Baik,baik maaf kan aku, ayo pergi."Ucap Kiara yang kadang-kadang merasa lucu akan sikap Ardan meskipun Ardan selalu menyakiti nya.
Mereka pun akhirnya keluar dari Fila, dan masuk ke dalam mobil.
Sopir pribadi Ardan sudah siap untuk mengantarkan kemana pun mereka akan pergi.
Tidak butuh waktu lama mereka pun akhirnya tiba di sebuah restoran bintang lima yang seperti nya cukup elit dan megah,di samping restoran tersebut juga ada sebuah mall mewah yang begitu besar tak kalah besar dengan restoran tersebut.
Kiara membantu Ardan turun dari mobil dan duduk di kursi roda nya.
Setelah itu mereka pun masuk ke dalam restoran tersebut, dan duduk di salah satu meja yang telah di siapkan di restoran tersebut.
Lima menit menunggu, klien yang mereka tunggu pun datang.
"Maaf sudah membuat tuan Ardan menunggu lama."Ucap klien tersebut.
"Tidak apa, silahkan duduk."Jawab Ardan santai.
Sementara Kiara hanya diam di samping Ardan.
"Ini … ?" Ucap klien Ardan menujuk Kiara sambil mengantung kalimat nya.
"Sekertaris ku."Ucap Ardan kepada klien tersebut.
"Ouh, lumayan cantik ya tuan Ardan."Ucap klien itu yang seperti nya mata keranjang.
"Bukan kah anda meminta saya untuk bertemu dengan anda hanya membahas soal kontrak kerja sama?"Tanya Ardan mengalihkan pembicaraan.
"Oh iya, iya tuan, ini adalah surat kontrak nya, aku rasa taun tidak perlu meragukan ku, tingal tanda tangan saja di sini."Ucap klien itu sambil sesekali melirik Kiara.
Ardan terlihat tidak suka dengan tatapan laki-laki itu yang menatap Kiara.
Sementara itu Kiara hanya diam dengan risih karena tatapan aneh laki-laki itu.
Sereeeek sreeeek.(Ardan tiba-tiba mencabik-cabik surat kontrak tersebut menjadi beberapa bagian.)
"Aku rasa kita tidak perlu bekerja sama, dan sekarang juga angkat kaki mu dari sini."Ucap Ardan dengan tatapan tajam nya.
Laki-laki itu kaget menatap surat kontrak yang di cabik-cabik oleh Ardan.
"Tuan Ardan ada apa ini?"Ucap laki-laki itu terlihat panik.
"Pergi!"Ucap Ardan mulai marah.
"I,iya."Ucap laki-laki itu berdiri dari duduknya dan kemudian pergi meninggalkan Ardan dan Kiara.
Terlihat tatapan marah si laki-laki sebelum pergi dari sana.
Bersambung ….