NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Pengganti Putra Presdir

Menjadi Ibu Pengganti Putra Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Anak Genius / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Suami ideal
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hernn Khrnsa

Dua kali gagal menikah, Davira Istari kerapkali digunjing sebagai perawan tua lantaran di usianya yang tak lagi muda, Davira belum kunjung menikah.

Berusaha untuk tidak memedulikannya, Davira tetap fokus pada karirnya sebagai guru dan penulis. Bertemu dengan anak-anak yang lucu nan menggemaskan membuatnya sedikit lupa akan masalah hidup yang menderanya. Sedangkan menulis adalah salah satu caranya mengobati traumanya akan pria dan pernikahan.

Namun, kesehariannya mendadak berubah saat bertemu Zein Al-Malik Danishwara — seorang anak didiknya yang tampan dan lucu. Suatu hari, Zein memintanya jadi Ibu. Dan kehidupannya berubah drastis saat Kavindra Al-Malik Danishwara — Ayah Zein meminangnya.

"Terimalah pinanganku! Kadang jodoh datang beserta anaknya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hernn Khrnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MIPPP 22 — Malaikat Penolong

Rika tergugu sendirian di kamarnya, mengingat kembali kejadian tadi siang membuat air matanya tak bisa berhenti mengalir. Hatinya terasa sangat sakit. 

"Dulu dia tidak begini, entah apa yang merasukinya sampai bisa segila itu," lirih Rika di dalam temaramnya kamar. 

Dulu, Agus adalah suami yang bertanggung jawab dan pekerja keras. Ayah yang baik dan pengertian kepada Davira. Tapi kini, entah mengapa ia berubah jadi suka mab*k dan bermain jud* hingga lupa keluarga. 

Rika sangat sedih ketika mengingat masa-masa awal pernikahan mereka yang sangat bahagia. Kepalanya mulai berpikir, andai ada cara yang bisa ia lakukan untuk membuat Agus kembali sadar. 

Sayangnya tidak, tidak ada siapapun dan apapun yang bisa merubah jalan pikir laki-laki. 

"Ya Allah, tolonglah beri suami hamba hidayah agar ia kembali ke jalan yang benar," lirihnya tulus merapal doa seraya mengusap pipinya yang basah. 

•••

Kavindra benar-benar dihukum atas sikap usilnya. Di malam pertama setelah pernikahannya, ia malah harus berdiam di luar kamar, menunggu anaknya tidur demi bisa berduaan dengan sang istri. 

"Jika aku akan tahu begini akhirnya, tidak akan aku jahili anak kecil itu tadi," gumamnya kesal. Mengingat kejadian di mana Zein langsung mengunci pintu kamarnya sebelum Kavindra masuk, tidak membiarkan ia ikut berbaring. 

Setengah jam yang terasa sangat lama baginya, namun belum ada tanda-tanda Davira akan membuka pintu kamar sebagai pertanda bahwa anaknya telah tertidur. 

Malam kian larut dan Kavindra semakin dilanda frustasi, televisi yang ditontonnya bahkan tak lagi menarik untuk ia tonton. Ia berpikir untuk mengetuk pintu, tetapi urung karena takut Zein malah terbangun. 

"Ya ampun, aku tak pernah merasa segalau ini sebelumnya. Di malam pertama pernikahanku, istriku diambil oleh anakku sendiri," ucapnya menerawang langit-langit ruangan. 

Punggung Kavindra bahkan sudah terasa sakit karena duduk terlalu lama, entah kapan pintu kamar itu akan terbuka. Kavindra benar-benar dibuat merana oleh putranya sendiri. 

Namun, perasaan malang itu tak bertahan lama saat Davira keluar kamar dan menghampirinya. "Mas? Sudah tidur? Jangan tidur di sini, nanti punggungmu sakit," bisik Davira. 

Kavindra menegakkan punggung, "Apa Zein sudah tidur?" tanyanya kemudian yang langsung dibalas anggukan Davira. "Akhirnyaaa," ucapnya penuh kelegaan. 

"Aku mau membicarakan sesuatu denganmu, Mas. Penting." Davira duduk tepat di samping Kavindra. 

"Hmm, apa itu?" sahut Kavindra setengah mengantuk. "Apa soal ibu?" 

Mengangguk kecil, Davira mendekati Kavindra, "Aku berpikir untuk memasukkan Bapak ke penjara, Mas," bisiknya takut sang ibu mendengar percakapan mereka. 

Kavindra menoleh dengan kaget, "Mas kurang yakin dengan gagasan itu, Sayang. Seburuk-buruknya Pak Agus, ia tetaplah ayahmu," kata Kavindra menyadarkan Davira. 

"Iya, sih, aku tetap wajib untuk berbakti, ya, kan. Tapi, Mas, dengan perangai bapak yang sekarang, aku malah khawatir sama ibu, aku takut sewaktu-waktu bapak datang dan melukai ibu, seperti waktu itu." Davira beralih menatap pintu kamar sang ibu. 

"Mas paham, tapi soal itu, harus dibicarakan dengan ibumu. Atau tidak, jika kamu khawatir, kita ajak saja ibu untuk tinggal bersama," sarannya seraya mengusap lembut pucuk kepala Davira. 

Selama beberapa saat, Davira tampak berpikir. "Aku harus bicara sama ibu dulu kalau begitu, tapi belum tentu juga ibu akan setuju. Rumah ini adalah peninggalan kakek, Mas." 

Kavindra pun turut berpikir, bagaimana cara penyelesaian yang baik untuk semua orang. Keduanya sama-sama larut dalam pemikiran mereka masing-masing. 

Tok! Tok! Tok! 

Tepat saat itu, keduanya dikejutkan dengan suara ketukan pintu. Saling menoleh, keduanya sama-sama terheran-heran, siapa yang datang bertamu di pukul sepuluh seperti ini. 

"Mbak! Mbak Davira!" 

Merasa dirinya dipanggil seseorang, Davira lantas langsung membuka pintu rumahnya. Tampaklah seorang perempuan muda yang terlihat lusuh sambil menggendong anaknya yang menangis kencang. 

"Ratna? Ya Allah, kamu kenapa? Kenapa anakmu menangis?" tanya Davira panik. Kavindra yang menyusul pun tampak sedikit panik dan tak tega. 

"Suruh masuk dulu, Sayang. Kasihan anaknya," bisik Kavindra pelan. Setelah mengatakan itu, ia langsung beranjak ke kamar, tak ingin mencampuri urusan apapun yang akan terjadi. 

Davira mempersilahkan Ratna, anak dari tetangganya itu untuk masuk. Melihat penampilan Ratna yang sangat kelelahan dengan anak kecil yang digendongnya berhasil membuat Davira merasa tak tega. 

"M-maaf mengganggu malam-malam begini, Mbak. T-tapi, aku boleh gak … pinjam uang? Untuk beli susu anakku, Mbak," kata Ratna setengah terbata-bata. 

Dari nada bicaranya, Davira tahu bahwa lagi-lagi perempuan muda yang usianya berbeda sepuluh tahun darinya itu tengah kesusahan. Jelas sekali dari raut wajahnya. 

"Ada, tunggu sebentar, ya. Kamu sudah makan belum, Na? Ya Allah, suamimu ke mana memangnya?" tanya Davira cemas kemudian bergegas ke kamar untuk mengambil dompetnya. Davira mengambil empat lembar uang berwarna biru. 

Kavindra yang melihat itu tak berkomentar apapun, biarlah nanti Davira sendiri yang menceritakannya kepada dia. Sepertinya, ada banyak hal yang belum Kavindra tahu di sini. 

Tubuh Ratna tampak bergetar sementara anak kecil dalam dekapannya terus saja menangis. Meski masih muda, perasaan keibuannya tak bisa membohongi dirinya bahwa ia merasa sangat sedih dengan kondisinya saat itu. 

Dielus-elusnya kepala sang anak agar lebih tenang sambil menunggu Davira memberinya uang demi membeli susu dan sebungkus makanan. Sejak siang, perutnya belum terisi apapun, rasa perih diabaikannya begitu saja. 

"Ratna, ini uangnya, cepat belikan susu untuk anakmu. Beli juga makan untuk dirimu sendiri. Dengan siapa kamu akan pergi?" tanya Davira, memberikan uang itu ke dalam genggaman tangan Ratna. 

Ratna menerimanya dengan tangan gemetar, sedikit merasa malu dengan tetangga yang selalu menolongnya itu. "Ya Allah, terima kasih, ya, Mbak. Semoga Allah membalas semua kebaikan Mbak Davira. Aku jalan kaki saja, Mbak, kebetulan ada warung yang jual susu di dekat sini." 

Davira hanya mengangguk-angguk, biasanya ia akan menawarkan diri untuk mengantar ibu muda itu. Tapi sekarang situasinya sudah berbeda. Davira mengangguk sambil menggumamkan aamiin dengan lirih. 

"Hati-hati, Na." 

"Iya, Mbak, sekali lagi terima kasih, ya. Ratna izin pamit dulu, nanti uangnya akan Ratna ganti kalau sudah ada uang, ya, Mbak." Bergegas pergi, Ratna menembus gelapnya malam demi membeli susu untuk sang anak. 

Davira tetap memperhatikannya sampai Ratna tak lagi terlihat oleh pandangannya, menghilang di tikungan seberang sana. 

Kavindra yang mencuri dengar percakapan mereka merasa bangga sekaligus iba. Ia bangga karena ternyata istrinya sangat berhati mulia. Sedangkan ia merasa iba dengan ibu muda yang tadi meminjam uang kepada istrinya untuk membeli susu bagi anaknya. 

Berbalik setelah mengunci pintu, Davira terkejut dengan keberadaan Kavindra di belakangnya. "Kaget aku, Mas!" 

"Sudah selesai kan urusannya? Ayo, Sayang, kita juga punya urusan yang belum diselesaikan, ya kan?" 

1
〈⎳Mama Mia
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳Mama Mia
wuihhh, selina muncul. harus emak jadi emaknya davira/Smug//Smug/
〈⎳Mama Mia
sing narsis malah anake 😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Good job 👍
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Akhirnya ketakutan Kavindra dan Davira tidak terjadi, entah apa yg diinginkan dari Papa nya Kavindra itu belum terlalu kelihatan
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Wah ternyata ada yg sudah bergerak mendekati Komisaris tempat Kavindra bekerja semoga ngasih bonus yang baik tidak untuk menekan Davira
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Betul 🤭👍
HK: 😁😁😁🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Bingung jg ya 😒
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Rasain,makanya jgn jahil 🤭🤣🤣
HK: Kan jadi kena 🤣🤣🤣
total 1 replies
Selina Navy
ga gini ya driku 🤣🤣 Selina yg ni suka kok sma miss dav
HK: Hooh, nanti diingpo lagi yak
Selina Navy: /Sneer//Sneer//Sneer/

kak btw nnti di warkop jam 12 kan ya?
total 3 replies
Selina Navy
makasi lo kak udah dicomblangin sma ravindra/Joyful//Joyful/
HK: Nanti tunggu bonus turun dulu, ya. Gak tahu dah kapan turunnya. 🤣🤣🤣
Selina Navy: dari onel RA takde kah? /CoolGuy/
total 5 replies
Selina Navy
Selina???/Scare//Scare//Scare/
wah wahhh/Facepalm/
kemaren queen terinspirasi dri nama Selina dipelesetin jdi Selena, skrg Selina lgi di sni, ada magnet juga nn ni weh/Proud//Proud/
Selina Navy: seneng donkk /Hey//Hey/
HK: Bilang aja km seneng, kan? Ngaku! 😒😏😔😭
total 4 replies
〈⎳Mama Mia
buat karya baru lagi aja. judulnya

ANAKKU, SAINGANKU

/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
HK: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Makanya jangan suka jail sama anak sendiri Kavindra enak gak di kunciin pintu kamar sama Zein
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ceritanya bagus,sangat menginspirasi 👍👍👍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Hadeuh 🤣🤣🤣
HK: Ribut terus /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Karena Papamu tadi cemburu Zein 🤣🤣
HK: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤭🤣🤣
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ada-ada saja kamu Zein minta Papa mu tidur di luar mana mau lah Zein, itu Pak Agus gak ada kapok-kapok nya ya menyakiti Bu Rika
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ: Iya kak lebih pintar si Zein daripada Kavindra
HK: Zein gak mau kalah 🤣🤣🤣
total 2 replies
Selina Navy
honey moon/Hey//Hey//Hey/
HK: /Sly//Sly//Sly//Sly/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!