NovelToon NovelToon
Ketika Takdir Kembali Memilih

Ketika Takdir Kembali Memilih

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Nikahmuda / Single Mom / Wanita Karir
Popularitas:6.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rosee_

Novel Ketiga

Berdasarkan survei, sedia tisu sebelum membaca😌

--------
Mencintai, lalu melepaskan. Terkadang cinta itu menyakiti, namun membawa kebahagiaan lain di satu sisi. Takdir membawa Diandra Selena melalui semuanya. Merelakan, kemudian meninggalkan.

Namun, senyum menyakitkan selalu berusaha disembunyikan ketika gadis kecil yang menjadi kekuatannya bertahan bertanya," Mama ... apa papa mencintaiku?"

"Tentu saja, tapi papa sudah bahagia."

Diandra terpaksa membawa kedua anaknya demi kebahagiaan lainnya, memisahkan mereka dari sosok papa yang bahkan tidak mengetahui keberadaan mereka.

Ketika keegoisan dan ego ikut andil di dalamnya, melibatkan kedua makhluk kecil tak berdosa. Mampukah takdir memilih kembali dan menyatukan apa yang telah terpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dian Berbeda

Mata Nico tak lepas menatap Dian yang menyuapinya sedikit demi sedikit. Ekspresi wanita itu masih sama seperti terakhir kali, tanpa kelembutan. Nico pikir Dian akan pergi selama ia pingsan, tapi ternyata wanita itu masih bersedia menunggunya.

Roby juga berkata jika Dian tidak berusaha untuk pergi dan duduk tenang. Nico lega. Meski sudah tahu keberadaan pasti Dian, tetap ia takut tidak bisa melihatnya lagi. Ditambah lagi Dian tidak lagi sama seperti dulu.

"Aku tidak suka orang yang tidak bisa mengurus dirinya sendiri," ucap Dian tanpa ekspresi, hanya tangannya yang terus bergerak.

Nico tersenyum tipis. Ia menahan tangan Dian dan mengambil mangkuk, lalu meletakkan di atas nakas. Tanpa ragu pria itu menarik Dian agar duduk di pangkuanku. "Khawatir, hm?" Menghirup dalam pundak wanita itu.

"Apa peduliku!" ketusnya, menjauhkan kepala Nico dari pundaknya. Dapat Dian rasakan suhu pria itu masih sedikit panas.

"Lepas!" Dian memaksa turun, tapi Nico enggan melepasnya. Nico malah melingkarkan tangannya di pinggang dan menyandarkan kepalanya di pundak Dian.

"Munafik," ujar Nico pelan.

"Kau bilang apa!" Tanpa sadar Dian memukul pundak Nico hingga berbunyi. Pria itu terdengar meringis.

"Ck! Kau sudah semakin lemah rupanya. Lepas! Tubuhnya berat. Kau bisa kesakitan nanti." Dian mencibir sekaligus mengejek.

Nico langsung mengangkat kepalanya. Tentu ia tidak terima dikatakan lemah. Meski tidak muda lagi, ia masih sanggup membuat wanita ini hami!

"Mulutmu kenapa tajam sekali. Kau bisa memprovokasi orang tanpa sadar."

"Kau–" Dian melotot tajam saat Nico sengaja meremas pahanya yang tertutup jeans.

"Aku ingin melihat seberapa lemah aku? Ingin kutunjukkan?" bisik Nico. Dian meremang dan secepat mungkin ia mendorong pria itu hingga membentur kepala ranjang, lalu turun dan berdiri sedikit menjauh.

"Jaga sikapmu, Tuan! Kita hanya rekan bisnis sekarang. Jadi bersikaplah layaknya teman kerja!" tekannya. Dian meraih kasar tas tangannya, berniat pergi, tapi Roby tiba-tiba muncul dengan wajah memohon maaf.

"Semua keperluan anda sudah saya siapkan di rumah ini, Nona. Kami akan mengantar makan malam jika sudah waktunya." Roby menunduk. Nico tersenyum menatapnya.

Dian seketika panik. Ia berlari sebelum Roby menutup pintu, tapi asisten Nico itu lebih dulu menutup hingga terkunci otomatis.

"Sialan! Kau berniat mengurungku!" teriak Dian. Wanita itu sepertinya suka sekali menendang ketika marah. Terbukti Dian kembali menendang pintu kamar.

"Aku sudah bilang kita akan tinggal bersama disini. Soal surat nikah kau tidak perlu khawatir. Semua sudah ku urus. Tinggal menunggu kita menjadi suami istri kembali." Nico menyeringai.

"Gila!" Bahkan dalam keadaan sakit Nico tak melupakan situasi awal.

"Sejak lama aku memang sudah gila. Karena apa? Karena dirimu!"

Nico tiba-tiba turun dari ranjang. Pria itu tidak terlihat seperti orang sakit. Dian bahkan tak dapat melepaskan diri saat Nico dengan cepat menggendong dan melemparnya di ranjang.

"Aku sudah memberi kesempatan untuk pergi, tapi terima kasih karena memilih menunggu aku bangun. Sebagai bayaran aku akan memberi hadiah yang tidak akan pernah bisa kau lupakan," bisik Nico di telinganya.

Dian memejamkan matanya. Kali ini ia mungkin tak bisa menghindar lagi. Roby mengatakan tidak ada gunanya melawan. Nico pria berwatak keras yang tidak akan melepaskan miliknya begitu saja. Jadi bagaimana pun Dian mencoba kabur, Nico akan mendapatkannya kembali.

-

-

-

-

Dian terbangun dengan pandangan berat. Tubuhnya terasa sakit saat mencoba bergerak. Ketika melihat tubuhnya hanya membalut selimut, Dian membola. Matanya menelusuri ruangan untuk memastikan jika ini bukanlah mimpi.

Ini nyata ....

Ia ingat betapa kasarnya Nico saat menidurinya. Pria itu tidak hanya bermain sekali, tapi berkali-kali hingga tubuhnya benar-benar terasa remuk. Pria itu memang tidak menyalahkannya, tapi perkataannya untuk menghadirkan benih yang baru adalah mutlak!

Kesadaran Dian terkumpul penuh saat melihat dua orang maid sudah berdiri menghadapnya. Keduanya sudah menunggu cukup lama karena tidak boleh membangunkan wanita yang sebentar lagi akan berstatus nyonya muda ini.

"Selamat malam, Nyonya. Saya Luna dan ini Raisa. Kami maid yang akan melayani Nyonya di rumah ini." Keduanya menunduk hormat.

Dian tidak merespon. Wanita itu hanya diam dan mengamati keduanya dengan intens seraya bersandar di tempat tidur. Jejak percintaan tercetak jelas di sekitar leher dan bahunya.

Luna dan Raisa masih membungkuk sampai mendapat perintah. Karena tak ada respon, keduanya pelan-pelan saling menatap. Tubuh mereka terasa pegal jika terus seperti ini, tapi tidak berani bangkit.

Bibir Dian sedikit berkendut melihat tingkah dua orang ini. Roby tidak salah mengirim orang, kan? Mereka jelas masih sangat muda. Takutnya akan menangis jika tahu seperti apa dirinya. Ya, berlebihan.

"Sakit?" tanya Dian akhrinya.

Eh!

Keduanya mengangkat kepala dengan badan masih membungkuk. Luna maupun Raisa sedikit bergetar takut. Asisten Roby sudah mengatakan jika calon nyonya mereka sedikit mengerikan. Mereka sudah siap dengan semua resiko. Toh kebanyakan seperti mereka itu pastilah sombong dan semena-mena. Apalagi Dian akan menjadi nyonya keluarga Abraham yang kekayaannya sangat melimpah.

"Ti– tidak, Nyonya," jawab Luna tergagap.

"Ya sudah," ucap Dian santai. Ia bersedekap tanpa niat bangun. "Teruslah seperti itu sampai pagi. Bukankah tidak sakit?"

Mereka langsung panik. Raisa yang lebih muda tanpa sadar menyeletuk, "Sakit, Nyonya. Rasanya pegal sekali." Wajahnya bahkan tak sungkan memelas. Luna tampak melotot padanya, membuat Raisa sadar dan menutup mulutnya.

"Lain kali tidak perlu membungkuk atau menundukkan kepala di depanku, bahkan jika aku bersama Nico!"

"Jika berani, aku akan meminta Roby memecat kalian," perintah Dian lagi saat melihat mereka ingin menyela.

"Ba– baik, Nyonya."

"Sekarang bantu aku." Dian mengulurkan tangannya. Luna dan Raisa segera mendekat, membantu memapah wanita itu ke kamar mandi.

"Sial! Sakit sekali." Dian meringis. Percayalah kedua maid itu sudah memerah sejak mereka masuk. Pemandangan dewasa, pikir mereka.

Dian menyadari itu. "Kalian jangan coba-coba melakukan hal ini. Ini perbuatan dosa kalian tahu? Aku juga tidak mau jika pria brengs*k itu memperkosaku!"

"Otak kalian jangan diisi dengan hal kotor. Pikirkan yang baik-baik saja." Dian mendumel.

Keduanya saling tatap kembali setelah Dian masuk dan menutup pintu. Ternyata Dian tidak seburuk itu. Hanya lidahnya saja yang begitu tajam. Mereka penasaran apa Nico akan marah jika mendengar Dian mengatainya brengs*k. Belum lagi Dian tak ingin di perlakukan hormat layaknya majikan pada pembantunya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Liz Ayu
memang benar jika dari kecil diajarkan berfikiran terbuka dan menerima apa adanya nantinya akan jadi orang yang bijaksana
Roka Ayah
semoga sukses
Firma
keren.....
Nismawati
Luar biasa
CikCintania
nikmati saja penyesalan mu Nico🤭🤭
sang penikmat
Luar biasa
Pur Wanti
karya mu bagus tetap semangat aku suka
Kusii Yaati
benar Thor ini kan dunia novel di mana semua terserah author mau nulis apa!yg penting masih bisa di pahami ceritanya, yg penting hati author seneng dan bebas berkarya 😊
Arkha Juna
Cerita terlalu berbelit" terlalu banyak drama
Arkha Juna
aku lompat aja part y
Nanik Lestyawati
keren
Arfanacaina_w
cerita kakak selaku bagus
pipi gemoy
👍🏼👏🏼🙏🏼☕
pipi gemoy
mampir Thor
Mr.VANO
bagus cerita novelmu thor
Mr.VANO
ini cerita awal petaka terjadi
Mr.VANO
baru bab pertama sdh menarik
Mazree Gati
tak membaca flasback
Inyhhlstryyy
Ngapain Bella ada di sini? nanti di cariin sama Alex loh pulang Belle pulang/Curse//Curse/
Inyhhlstryyy
Kalau boleh tau umur Nico brp Thor?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!