Bagas Pratama seorang pria lemah lembut serta penyayang.
Namun satu kejadian membuatnya berubah dalam sekejap saja, kecelakaan dua tahun lalu membuat dirinya menjadi pria dingin, kejam serta emosi.
Kecelakaan itu membuatnya dirinya menjadi lumpuh bahkan dia tidak ingin mendekat dengan siapapun, selama dia lumpuh dia hanya mengurung dirinya didalam kamar..
Dia tidak ingin bertemu siapapun, bahkan dia juga membenci wanita terkecuali Sang Ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Tempat Asal
Setelah satu hari berlalu.
Akhirnya Anna telah tiba kembali ditempat asalnya tentu saja di Indonesia.
Dia masih merasa sedih sekali mengingat kejadian dimana Bagas menyuruhnya pergi, tetapi apalah daya jika memang sudah takdirnya seperti itu.
Anna sedang berjalan menelusuri trotoar besar itu yang menuju kerumahnya, dengan pikirannya yang masih tertuju kepada Bagas.
Namun tanpa sengaja Anna bertemu dengan temannya waktu bekerja disalah satu Restoran.
" Anna" panggil Mitha
Anna langsung mengangkat wajahnya yang tadi sedang menunduk.
" Loh Mitha, ngapain kamu kemari?" tanya Anna yang kebingungan
Mitha mendekat kearah Anna sambil tersenyum.
" Aku mencarimu Anna, aku ingin mengatakan bahwa aku butuh seseorang yang bisa membantu aku di Cafeku, apa kamu berminat Anna?"
Wajah Anna begitu sangat senang sekali, karena dia sekarang memang sangat pas sekali membutuhkan pekerjaan.
" Apa kamu serius Mitha?" tanya Anna dengan menyakinkan Mitha
" Tentu saja aku serius Anna, jika aku tidak serius untuk apa aku datang kemari" sahut Mitha
" Baiklah-baiklah, aku sangat mau Mitha kapan aku boleh mulai bekerja?"
" Besok ya aku tunggu di Cafeku"
Anna menganggukkan kepalanya dengan wajah tersenyumnya.
" Aku besok akan kesana Mitha"
" Okey, aku tunggu kedatanganmu Anna kalau begitu aku pamit ya"
" Hati-hati dijalan Mitha"
Anna benar-benar sangat tidak menyangka, saat kembali dari London dia langsung mendapatkan pekerjaan.
Hal yang sangat membuat Anna bahagia sekali, kini Anna melanjutkan kembali melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam gang kecil yang hanya beberapa meter dari jalan trotoar besar itu.
******
Sementara suasana di London, tepatnya diruang terapi.
Terlihat jelas Bagas sedang melamun saat melakukan terapi pikirannya tertuju kepada Anna.
Dia sangat merindukan Anna, dia sangat menyesal seharusnya tidak mengatakan hal yang kasar kemarin kepada Anna..
Mungkin jika dia tidak mengatakan itu Anna akan pasti selalu bersamanya sekarang.
" Maafkan aku Anna, aku benar-benar menyesal Anna, aku merindukanmu Anna tolong kembalilah kepadaku" gumamnya Bagas
Sara dan Erico hanya memerhatikan Bagas dari arah luar saja dimana mereka tampak kasian sekali dengan Bagas yang sedang memikirkan Anna.
" Apa yang sudah terjadi kepada dirinya?" tanya Erico kepada Sara
Sara hanya bisa menghelakan nafasnya saja.
" Dia bertengkar dengan Anna, sehingga Anna kembali ke Indonesia dengan sendirinya"
" Apa?" terkejutnya Erico
" Parahnya lagi, Anna adalah gadis yang membantu Bagas waktu 2 tahun lalu"
Erico benar-benar sangat terkejut sekali saat mendengarnya.
" Lalu mengapa mereka bertengkar?"
" Karena Bagas menyatakan perasaannya kepada Anna, tetapi sepertinya Anna menolaknya karena dia merasa tidak pantas untuk Bagas, itulah mengapa Bagas kesal dan marah karena Anna menolaknya sehingga membuat Bagas tidak sadar telah membentak Anna dan menyuruhnya pergi"
" Ya Tuhan, benar-benar hal yang sangat rumit sekali bagi mereka"
Padahal hari sudah menunjukkan malam pukul 7 malam, perbedaan antara Indonesia dan London sangatlah jauh.
Bagas yang benar-benar tidak ada istirahatnya saat melakukan terapi, padahal Sara sudah mengatakan sore tadi untuk pulang tetapi tetap saja Bagas masih diruang terapi hingga malam.
" Bahkan ini sudah pukul 7 malam tetapi dia tidak ada berniat untuk kembali?"
Sara hanya bisa menghelakan nafasnya saja merasa ada frustasi juga bahwa Bagas benar-benar mulai kembali.
" Aku sudah mengajaknya pulang, namun tidak ada jawaban satupun dari dia yang ada dia malah kembali melakukan terapi tersebut"
Erico menghelankan nafasnya saja dia sedikit merasa bingung. Tetapi seharusnya dia tidak boleh memaksakan dirinya seperti ini itu sangat tidak baik untuknya.
" Aku akan mencoba berbicara kepadanya"
" Semoga kamu beruntung Erico, kau tau Bagas anaknya sangat keras kepala"
" Aku tau itu Sara"
Erico berjalan mengarah pintu serta mengetuknya.
Tok. Tok.
Bagas sempat menoleh saat mendengar suara pintu diketuk tetapi dia tidak mengeluarkan kata-kata apapun hanya diam dengan tatapan kosongnya.
Suara pintu terbuka, lalu kembali tertutup tentu saja Erico sudah didalam sana dengan wajahnya tersenyum menatap kearah Bagas.
Tetapi Bagas hanya menatapnya dengan tatapan kosong tanpa berekpresi. Erico mulai melangkahkan kaki mendekat kearah Bagas yang sedang duduk disofa tersebut.
" Bagas" panggil Erico
Bagas hanya menoleh saja namun dia menjawab panggilannya Erico.
" Bagas, jangan terlalu memaksakan dirimu seperti itu karena itu sangat tidak baik untukmu"
Bagas hanya bisa menghelakan nafasnya saja, lalu menatap kearah Erico.
" A-aku hanya ingin menghilangkan rasa penyesalanku saja"
Erico sangat paham apa yang telah dirasakan oleh Bagas.
" Aku tau apa yang kamu rasakan Bagas, tetapi itu tidak akan merubahnya jika kamu memang ingin meminta maaf kepada Anna fokuslah kepada terapimu tetapi jangan sampai kamu menyiksa dirimu seperti ini Bagas, sesuai dengan waktu yang ditentukan saja"
" Apa aku bisa sembuh dengan cepat?"
" Tentu saja bisa, maka setelah kamu sembuh kamu bisa bertemu dengan Anna"
Bagas menundukkan kepalanya, rasanya dia sangat takut sekali ingin bertemu dengan Anna.
" Apakah Anna akan mau bertemu denganku setelah apa yang sudah aku lakukan kepadanya?"
" Anna adalah gadis yang baik hati, percaya kepada om dia akan mau bertemu denganmu"
Bagas hanya menganggukkan kepalanya dia berharap semoga Anna mau bertemu dengan dirinya setelah dia sembuh.
" Baiklah, sekarang pulanglah kasian Mamamu sedari tadi menunggumu Bagas kita lanjutkan besok saja lagi terapimu"
Bagas kembali menganggukkan kepalanya, dimana Erico tersenyum karena Bagas menuruti perkataannya sambil menepuk pundaknya.
Lalu Erico melangkahkan kakinya menuju pintu dan keluar, saat keluar Sara menatap kearah Erico.
Erico hanya menganggukkan kepalanya dengan wajah yang tersenyum, ternyata Sara sangat paham bahwa dia berhasil berbicara kepada Bagas.
******
Dimana Anna yang sedang membersihkan tempat tinggalnya, hampir satu tahun dia meninggalkan tempat tinggalnya sehingga membuatnya kotor karena debu.
Disana hanya Anna saja yang tinggal, tidak ada satupun orang disekelilingnya. Entah mengapa Anna lebih suka menyendiri dibandingkan dekat dengan seseorang.
Anna terlalu fokus dengan pekerjaannya sehingga dia sangat lupa dengan ponselnya, setelah tiba di Indonesia Anna tidak ada sama sekali membuka ponselnya atau mengeceknya.
Anna memang seperti itu, dia sangat tidak mudah menggunakan ponselnya jika hanya hal penting baru dia menggunakan ponselnya.
Ting!
Satu notif masuk kedalam ponselnya Anna, dia langsung berhenti melakukan pekerjaannya.
Dimana Anna berjalan mengarah tasnya yang ada diatas meja tersebut, lalu saat tiba dengan cepatnya mengambil ponselnya didalam tasnya serta membuka satu notif yang masuk tersebut.
" Anna maafkan aku, aku sangat merindukanmu"
Anna langsung terdiam saat membaca notif yang masuk keponselnya, ternyata itu dari Bagas rasa hatinya kembali menyelimuti kesedihan yang telah terjadi kemarin itu.
Ingin sekali rasanya Anna membalasnya, tetapi rasa hatinya menolak.
Anna hanya membaca pesannya Bagas, tanpa disadari air matanya kini menetes membuatnya tidak bisa menahannya lagi.
Tiba-tiba.
Ting!
" Apa kamu hanya membaca pesanku saja dan tidak membalasnya Anna? Aku benar-benar menyesal Anna membentakmu kemarin, aku ingin kamu ada disini lagi bersamaku Anna"
Air mata Anna semakin mengalir saat membaca pesan Bagas kembali, dia benar-benar tidak bisa menahannya.
Jelas sangat bingung sekali, sebenarnya apa yang terjadi kepada dirinya? Apakah dia menyukai Bagas juga.
Tetapi itu tidak mungkin, karena perbedaan mereka berdua sangat-sangat jauh sekali. Anna tidak ingin membawa Bagas kedalam kehidupan.
Karena kehidupan Anna hanya sederhana berbeda dengan Bagas yang begitu sangat mewah sekali.
Anna mencoba mengabaikan pesannya Bagas, dia tidak ingin membuat dirinya tersiksa. Tetapi sebenarnya dia tidak munafik bahwa dirinya juga merindukan Bagas.