Ketika semua hanya bisa di selesai dengan uang. Yang membuat ia melakukan apa saja untuk bisa mendapatkan uang, juga termasuk menju*l tubuhnya sendiri.
Tidak mudah menjadi seorang ibu tunggal. di tengah kerasnya sebuah kehidupan yang semakin padat akan ekonomi yang semakin meningkat.
Ketika terkuaknya kebenaran jati diri putrinya. apakah semua akan baik-baik saja? atau mungkin akan bertambah buruk?
Ikuti kisahnya dalam. Ranjang Penyelesaian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawaran pernikahan
Tok tok tok
Aulia buka pintu saat ada seseorang mengetuk.
"Ada keperluan apa Anda datang kemari?"
Sepertinya Aulia tidak senang dengan kehadiran tamu tak diundang itu.
"Aku punya tawaran menarik untukmu. Kalau kau menyanggupinya, aku bisa memenuhi semua keinginan mu. Termasuk membiayai rumah sakit putri mu," tawar Rosalina mama Dave.
"Apa? Tawaran seperti apa?" Tanya Aulia.
"Kau bisa melahirkan seorang anak. Itu bertanda kalau kau bisa melahirkan lagi. Menikahlah dengan putraku, aku tidak menginginkan banyak darimu. Aku cuma mau seorang cucu yang bisa aku gendong menemaniku di usia senja ini," jujur Rosalina tersenyum namun menggambarkan kesedihan.
Memang itu yang diinginkan Aulia. Namun dalam masa yang sama masih ada banyak keraguan untuk melangkah lebih jauh.
"Bagaimana kalau anak yang saya lahirkan tidak normal? Misalkan anak itu cacat. Apa anda akan tetap menerima cucu anda?" Aulia coba memancing respon wanita paruh baya itu.
Aulia tahu Rosalina sudah punya cucu. Namun, keserakahan ibu kandung dari cucunya, membuat Asya terpaksa menjalani hidup lumpuh dan hanya bisa menunggu keajaiban. Berharap suatu saat nanti putri kecilnya bisa berjalan seperti manusia normal.
"Selagi dia masih darah daging ku. Seperti apapun fisiknya. Dengan lapang dada aku akan menerima cucuku sepenuh hati," jawaban Rosalina membuat Aulia puas.
Ternyata Rosalina tidak lah seburuk yang dia bayangkan. Rosalina hanya pengen punya cucu. Sehingga dia terlihat seperti wanita paruh baya yang angkuh dan buruk di mata orang yang tidak benar-benar mengenalinya dengan baik.
"Baiklah, saya akan menikah dengan putra, anda. Tapi mungkin lebih baik anda tanyakan dulu pada putra anda sendiri," ujar Aulia menerima tawaran Rosalina.
Jawaban Aulia mencipta senyuman bahagia di bibir Rosalina. "Kau tidak perlu khawatir kalau soal putraku, karena dia tidak mungkin menolak keinginan ku."
"Silakan anda coba saja."
Usai menerima tawaran Rosalina. Wanita paruh baya itu berpamitan pulang. Aulia juga berangkat ke tempat kerja di sebuah restoran.
Seperti itulah hidupnya. Siang hari dia bekerja paruh waktu di sebuah restoran. Malam hari dia juga bekerja di bar.
Tapi dia tetapi menyisihkan waktu luang untuk putri kecilnya.
Beruntung dia punya sahabat baik yang tidak keberatan menjaga Asya dalam kesibukannya.
**
"Apa kau punya mata?" Bentak wanita berbusana seksi pada Aulia.
"Maaf, nona. Saya benar-benar tidak sengaja menabrak anda," sopan tetap menunduk tahu dirinya salah.
Barusan Aulia tidak sengaja menumpahkan sisa jus pada seorang wanita angkuh yang langsung memarahinya.
"Tidak sengaja katamu?" Wanita berbusana seksi itu meraih segelas jus milik orang lain yang sedang duduk di salah satu meja kemudian langsung menyiram jus tersebut ke wajah Aulia.
Byur!
Seketika seragam khusus pelayan yang dipakai Aulia transparan karena berwarna putih, dengan rambut basah kuyup.
"Maaf." Aulia tetap memilih sabar dari pada dipecat dari pekerjaannya.
"Maaf katamu? Kau pikir dengan maafmu itu, bajuku bisa kering? Di mana kau simpan otak mu? Apa kau tidak bawa otakmu dari rumah tadi?"
Terus mencaci maki Aulia meski sudah minta maaf.
Keributan antara Aulia dengan wanita itu menarik perhatian orang-orang yang berada di restoran.
Tapi orang-orang bukannya membantu Aulia. Namun mereka justru mengeluarkan ponsel sibuk merekam kejadian.
"Ada apa ini ribut-ribut, Aulia? Apa yang terjadi?" Keributan yang semakin panas mengundang perhatian manager restoran.
"Kau manager di sini?"
"Iya, nona. Ada apa? Apa yang terjadi sebenarnya?"
"Lihat karyawan kamu satu ini! Kalau tidak bisa bekerja dengan benar! Nggak usah kerja dong! Aku sampai basah kayak gini gara-gara dia!" Wanita itu menunjuk-nunjuk wajah Aulia yang tetap diam.
"Benar seperti itu, Aulia?" Manager wanita itu menatap tajam Aulia.
"Saya tidak sengaja. Saya juga sudah minta maaf, bahkan saya sudah basah seperti ini. Kurasa itu sudah cukup," jawab Aulia masih dengan pandangan menunduk.
"Berani kau bela diri!" Mengayun tangan ingin menampar wajah Aulia.
Tak!
Seseorang menahan tangan wanita itu.
"Kurasa drama mu terlalu berlebihan." Ucap pria yang menahan tangan wanita itu sembari membuka jas, menutup dada Aulia yang transparan.