Domanick Limson seorang Casssnova yang terkenal di negaranya, pria yang menganggap wanita hanyalah sebuah mainan dikala dirinya jenuh dengan pekerjaan, maka dia akan memainkan mainannya ( wanita ) tapi setelah dia bosan maka dia akan menyingkirkannya.
Pria yang tidak pernah jatuh cinta sekalipun dalam hidupnya, memiliki segudang perusahaan legal mau pun ilegal group Limson. Hidupnya seketika berubah disaat sepupunya sendiri bernama Lindsey Caroline mengejarnya dan membawa segenggam cinta untuk Domanick.
Sementara orangtua Lindsey telah menjodohkannya dengan laki-laki lain.
Akankah Domanick bisa jatuh cinta dan bisa bersatu dengan Lindsey?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Lindsey berusaha melepaskan pelukan Domanick, namun Domanick memeluknya dengan erat dengan kedua mata yang masih terpejam.
"Jangan seperti ini Lindsey jangan berikan tubuhmu pada laki-laki seperti ku, karena aku sama sekali tidak akan terkesan dan tidak akan setia hanya dengan satu wanita!"
Air mata Lindsey luluh membasahi pipinya.
"Kenapa kakak tidak bertanya padaku kenapa aku melakukan ini? Aku jatuh cinta padamu kak, aku mencintaimu,"
Masih dalam memeluk Lindsey yang saat ini berada dipangkuannya.
"Benahi handukku, dan jangan pernah lakukan ini lagi dihadapan ku!"
"Jika aku bisa memberikan seluruh rasa cintaku padamu, aku juga bisa menyerahkan seluruh tubuhku untuk mu kak!"
"Cukup Lindsey, apa kau tuli? Aku bilang aku tidak akan pernah mengenal cinta, dan aku hanya laki-laki brengsek yang tidak cukup dengan satu wanita terlebih lagi kita ini bersaudara kau paham!" Domanick meninggikan suaranya.
Domanick bangun dari kursi begitu juga dengan Lindsey, tak ingin lagi terjadi hal-hal yang lebih dari ini Domanick langsung berbalik badan dan berjalan untuk meninggalkan kamar Lindsey.
"Jika kau tidak berbalik kembali padaku, aku akan melupakan perasaan ku terhadap mu kak!"
"Aku tidak akan lagi menaruh harapan padamu, akan ku turuti mau mu untuk menikah dengan pilihan orangtuaku!" Lindsey kembali berucap karena Domanick masih juga belum berbalik menghampirinya.
"Begitu lebih baik!" hanya kata-kata itu yang diucapkan oleh Domanick tanpa menoleh lagi kearah Lindsey lalu keluar dari dalam kamar Lindsey.
Perasaannya campur aduk, disatu sisi Domanick memang tidak menyadari akan perasaan apa yang dia miliki pada Lindsey, dan disisi lain juga Domanick memang tidak ada waktu untuk mengurus masalah percintaan apalagi rumah tangga.
"Maafkan aku Lindsey!"
Pikirkan kacaunya membuat Domanick pergi meninggalkan rumah menuju salah satu tempat para wanita bayaran itu dijajakan. Dia meminta langsung pada mucikari seorang wanita untuk memuaskannya malam ini, berdekatan sedekat itu dengan Lindsey membuat Domanick sangat berga i rah malam ini.
"Tuan Nick akhirnya malam ini aku mendapat giliran untuk memberikan kepuasan terhadap mu!"
"Layani aku hingga pagi, kau sanggup?"
"Tujuh hari tujuh malam pun aku sanggup Tuan, aku sudah lama mendambakan tubuh seorang Cassanova tertampan di negara ini,"
Malam itu Domanick kembali hanyut dalam gelombang penyatuan dengan wanita bayaran, hanya hal seperti itu yang bisa dilakukan oleh Domanick agar tak lagi ada bayang-bayang tubuh Lindsey didalam pikirannya.
Berbeda dengan Domanick yang melampiaskan kegundahannya lewat adegan ranjang, Lindsey hanya bisa menangisi kejadian malam ini didalam kamarnya sendirian.
Dia membenci dirinya sendiri yang begitu sangat murahan sampai-sampai melepaskan handuk yang menutupi tubuh polosnya didepan laki-laki yang sudah jelas-jelas tidak menginginkannya.
"Aku tidak mau lagi tersiksa seperti ini Tuhan, tolong buang semua rasaku untuk kak Nick dia tidak akan pernah mencintai ku!"
Keesokan harinya semua orang sudah menunggu dimeja makan untuk sarapan bersama sebelum ke bandara, dan Lindsey tetap terlihat tersenyum dihadapan semua orang padahal hatinya masih terluka.
Tapi dimeja makan tidak ada sosok Domanick, yang ada hanya Gilbert yang ikut sarapan dengan orangtuanya dan orangtua Domanick. Gilbert yang melihat Lindsey terlihat mencari-cari Tuannya itu, langsung memberikan informasi tentang tidak adanya Domanick dimeja makan ini.
"Pagi nona,"
"Pagi Bert,"
"Tuan Nick tidak pulang dari semalam karena ada urusan diluar rumah,"
"Aku tidak bertanya Bert!"
"Duh anak momy jawabannya kok ketus gitu si, yakin memang engga nanyain calon suami kemana?"
"Momy lupa ya, aku dan Kakak Nick kan belum tentu menikah masih ada laki-laki lain yang dekat denganku!"
"Ya Paman berharap jangan sampai kau tidak jadi menikah dengan Nick, Paman berharap kau bisa merubah tabiat Nick yang selalu menghamburkan uang demi kepuasan dari para wanita rendahan itu!" kata Tua Lan sambil mengoles selai kacang diroti gandum miliknya.
"Paman kak Nick kan sudah bilang tidak ingin menikah dengan ku sebaiknya jangan dipaksakan lagi,"
Hanya dengan cara seperti inilah mungkin secara perlahan Lindsey bisa mengendalikan perasaannya terhadap Domanick. Setelah sarapan mereka pun berangkat ke bandara sementara Domanick entahlah dia mungkin masih menikmati pergulatannya dengan wanita bayarannya.
Berhubung Domanick tidak ikut mengantar, jadinya mereka hanya bisa menitipkan pesan pada Gilbert agar Nick bisa menjaga Lindsey dengan baik. Tuan Lan dan yang lainnya pun kembali ke Jerman.
Sepulang dari bandara Lindsey diantar oleh Gilbert menuju kantor, tak ada pembicaraan apapun diantara Lindsey dan Gilbert hanya ketika sampai sebelum turun dari mobilnya Lindsey memulai pembicaraan.
"Bert, nanti sore tidak usah mengantar ku pulang,"
"Tapi nona, aku tidak mungkin membiarkan mu pulang sendiri,"
"Aku akan dijemput oleh David,"
"David? Yang dijodohkan dengan anda kah nona?"
"Iya dia calon suamiku, catat itu!" Lindsey keluar dari dalam mobil sementara Gilbert paham kenapa sikap Lindsey seperti ini sejak semalam Tuanya sampai tidak mau pulang ke rumah pasti ada kejadian diantara keduanya yang membuat kekecewaan dihati Lindsey.
"Pagi cantik!" sapa Leon.
"Pagi Leon,"
"Lindsey kau lihat deh ke jendela mendung kan tidak ada matahari?"
"Iya ya mendung sekali,"
"Kau tau kenapa bisa mendung?"
"Mau hujan mungkin,"
"Bukan itu karena mataharinya ga berani keluar dia sudah insecure duluan melihat wajahmu yang bersinar,"
"Dasar raja gombal," saat ini berada didekat Leon memang menguntungkan untuk Lindsey laki-laki itu selalu saja punya cara untuk membuat Lindsey memulai harinya di kantor dengan senyuman di pagi hari.
"Eh jangan senyum, bunga diatas mejaku layu kan jadinya!"
"Memangnya apa hubungannya bunga mu yang layu itu dengan senyuman ku Leon?"
"Dia minder karena kalah cantik dengan senyuman di wajahmu,"
Hahahaha...
Lindsey tidak dapat lagi menahan tawa cerianya begitu mendapatkan pujian dan gombalan dari Leon terus menerus. Gilbert yang melihat Lindsey sudah ceria kembali dan terlihat sangat gembira dengan Leon menaikkan satu alisnya.
Dipotretnya Lindsey dan Leon yang sedang tertawa bersama.
"Lumayan buat manas-manasin Tuan Nick jadi nanti akhir bulan transfer an gaji ku double, dari Tuan Lan juga!"
Tak berselang lama, Domanick yang harus saja selesai mandi disalah satu hotel menghubungi Gilbert untuk menjemputnya dan membawakannya baju ganti.
Di ranjang hotel itu wanita bayarannya masih mengatur nafasnya yang masih belum teratur karena ulah Domanick dari semalam yang gila-gilaan tidak mau berhenti.
Tak lama kemudian Gilbert tiba di kamar hotel tempat dimana Domanick berada, dilihatnya wanita bayaran itu masih tertidur akibat kelelahan sementara Tuannya sudah bugar kembali dan tengah menikmati satu batang rokok.
mampir yuk ke novel aku❤☺