Terpaksa Menikahi Suami Sahabatku

Sean memeluk tubuh Kanaya yang saat ini berada di bawah tubuhnya. Gerakan tubuh pria itu berhenti seiring gelombang kenikmatan yang menerpanya.

Pria itu tampak tersenyum puas. Buliran keringat membasahi seluruh tubuhnya setelah ritual malam pertama mereka berakhir.

Sean mengatur napasnya yang naik turun. Pria itu bangkit dari tubuh Kanaya. Bibirnya mengecup lembut kening perempuan yang baru saja memberinya kenikmatan tiada tara itu.

Sean tidak menyangka kalau dirinya akan kembali merasakan nikmatnya bercinta dengan perawan. Dulu, ia juga merasakan nikmatnya bercinta dengan perawan saat malam pertamanya dengan Sandra.

Istri pertamanya itu, walaupun dia adalah seorang model, tetapi tetap bisa menjaga kehormatannya. Sean adalah pria pertama yang menyentuhnya setelah mereka menikah.

Sean berbaring menatap Kanaya yang masih terengah. Perempuan itu terlihat sangat seksi dengan buliran keringat yang membasahi tubuh polosnya.

"Ini pertama kalinya kamu bercinta?"

Sungguh pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut pria itu. Baru saja dirinya memuja dalam hati kalau dia baru saja merasakan nikmatnya bercinta dengan perawan, tiba-tiba mulutnya justru mengatakan pertanyaan bodoh yang dia sendiri sudah tahu jawabannya.

Kedua bola mata Kanaya membola mendengar ucapan pria yang baru beberapa jam lalu menjadi suaminya itu.

Dia baru saja menjebol keperawananku, tapi dia bertanya apa aku baru pertama kali bercinta? Rasanya, aku ingin sekali menutup mulutnya itu dengan cabe!

Kanaya menatap Sean dengan aura permusuhan. Namun, detik berikutnya wajahnya meringis saat ia mencoba bangkit dari tempat tidur dan merasakan sakit di daerah intinya.

"Kamu baru saja menjebol keperawananku dan sekarang kamu mengatakan aku baru pertama kali bercinta? Dasar bodoh! Milikku bahkan terasa sangat sakit karena kamu bermain sangat kasar." Mulut Kanaya bergerak, mengungkapkan kekesalannya.

Sementara itu, Sean segera bangkit saat mendengar kata-kata 'bodoh' dari Kanaya.

"Kamu menyebutku bodoh?" Sean menunjuk dirinya sendiri.

"Dasar tidak sopan! Bagaimana pun, aku adalah suamimu!"

"Iya, suami sementara setelah kontrak kita berakhir bukan? Tidak perlu mengingatkan aku!" Kanaya menatap Sean yang juga saat ini sedang menatapnya.

Sean terdiam mendengar ucapan Kanaya. Kedua matanya menyusuri tubuh istri barunya yang masih terlihat polos dan begitu menggoda. Sepertinya, amarah telah membuat gadis itu lupa kalau saat ini dirinya masih polos tanpa sehelai kain pun melekat pada tubuhnya.

Sean akui, apa yang dikatakan oleh Kanaya memang benar. Jelas-jelas ia baru saja merasakan kenikmatan saat bercinta dengan Kanaya yang masih perawan, tetapi mulutnya justru mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan hatinya.

Bercak merah darah di atas kain penutup kasur berwarna putih itu bahkan masih terlihat dengan jelas. Namun, mulutnya dengan begitu bodoh mengatakan hal yang membuat perempuan yang baru saja memberinya kepuasan batin itu merasa kesal.

Kedua netra Kanaya menatap arah pandangan Sean. Kedua matanya membelalak kaget saat melihat keadaan dirinya. Perempuan itu buru-buru menarik selimut menutupi seluruh bagian tubuhnya yang terpampang jelas di hadapan Sean.

"Dasar mesum!" Wajah cantik Kanaya memerah, antara kesal dan malu. Melihat Kanaya menggulung tubuhnya dengan selimut tebal sampai ke lehernya, Sean mengulum senyum.

"Siapa yang mengizinkanmu memakai selimut?"

"Sean!" pekik Kanaya saat laki-laki itu membuka selimutnya dengan paksa. Tubuh gagah berotot itu mengungkung tubuh Kanaya setelah berhasil membuka selimut yang menutupi tubuh perempuan itu.

"Kita baru melakukannya sekali, kenapa kamu buru-buru menutup tubuhmu?"

"Sean!"

Detik berikutnya, Kanaya hanya bisa pasrah saat pria itu kembali menguasai tubuhnya. Kali ini, Sean bermain lembut. Membuat rasa sakit di tubuh inti Kanaya berubah menjadi rasa nikmat yang membuatnya terbang berkali-kali.

"Hari ini dan hari beberapa hari ke depan, aku akan terus melakukannya." Suara Sean sesaat setelah dirinya mencapai puncak kenikmatan untuk ke sekian kalinya.

***

Sandra melempar ponselnya ke atas ranjang dengan kesal saat ia tidak bisa menghubungi suaminya. Padahal, perempuan itu sudah berkali-kali meneleponnya.

"Kenapa ponselnya tidak bisa dihubungi sih?" Sandra mengusap wajahnya dengan kasar. Perempuan itu baru saja sampai ke rumahnya setelah lelah bekerja.

Biasanya, Sean akan menyambut kedatangannya saat dirinya baru saja pulang. Pria itu kemudian membiarkan Sandra berkeluh kesah tentang pekerjaannya, setelah itu mereka melakukan ritual mandi bersama sebelum akhirnya menghabiskan malam dengan pergulatan di atas ranjang.

Namun, malam ini pria itu tidak terlihat di rumah, apalagi di kamarnya. Suami tampannya itu saat ini pasti sedang melakukan sesuatu sesuai perintahnya.

Sandra kembali mengingat pembicaraannya dengan Sean di telepon beberapa jam yang lalu. Laki-laki itu menelepon, memberitahukan padanya kalau dia tidak bisa melakukannya dengan Kanaya. Pria itu tidak ingin menyentuh Kanaya karena dia tidak mau mengkhianatinya.

Namun, dengan percaya diri Sandra memaksa Sean melakukan malam pertama dengan istri barunya. Sandra ingin, rencananya segera berhasil.

Semakin cepat Sean meniduri Kanaya, semakin besar peluang Kanaya cepat hamil dan melahirkan. Sementara dirinya tinggal menunggu waktu bersandiwara dengan kehamilannya.

Sandra sudah memikirkan dan merencanakan semuanya dengan matang dibantu oleh sang manager.

Namun, saat dirinya mengingat dan membayangkan Sean bersama Kanaya, sudut hatinya terasa nyeri. Hatinya terasa sakit karena membayangkan laki-laki yang sangat dicintainya itu sedang bercinta dengan perempuan lain. Apalagi, perempuan itu adalah sahabatnya sendiri.

*Belum apa-apa saja hatiku sudah merasa sakit. Apalagi, kalau aku benar-benar melihat mereka bersama?

Beruntung, saat pernikahan mereka aku tidak hadir, seandainya saat itu aku tidak ada pekerjaan dan memaksa hadir dalam pernikahan mereka, aku pasti tidak akan sanggup*.

Sandra menepuk-nepuk dadanya saat rasa sakit mulai mengalir di sudut hatinya. Perempuan itu kemudian menangis. Menangis membayangkan Sean dan Kanaya yang saat ini pasti sedang bersama.

Tangis Sandra semakin terdengar. Ternyata, mentalnya tidak sekuat ucapannya. Rasa cintanya pada Sean membuat hatinya terasa sakit membayangkan pria itu bermain di atas ranjang dan memuaskan perempuan lain.

Sandra menutup wajah cantiknya. Isak tangisnya terdengar semakin kencang seiring rasa sakit yang menghujam jantungnya.

Ini baru awal, Sandra. Kamu harus bersabar sebentar lagi. Setelah Kanaya hamil, Sean itu pasti akan berhenti menyentuhnya.

Kamu tahu bukan, kalau suami kamu itu sangat mencintaimu?

Sandra menarik napas panjang. Perempuan itu kembali melirik ponselnya. Meraih benda pipih itu, kemudian kembali mencoba menghubungi suaminya.

Namun, masih seperti tadi, ponsel pria itu tidak aktif. Sandra tidak menyerah, perempuan itu kembali memencet nomor ponsel suaminya.

Sementara itu, di sebuah kamar hotel yang telah dipersiapkan oleh Sandra untuk kamar pengantin suami dan istri barunya, Sean sedang asyik menyusuri setiap inci tubuh Kanaya dengan indera perasanya.

Malam itu, Sean benar-benar menuruti keinginan Sandra. Bercinta dengan Kanaya, gadis cantik yang telah dipilih dan di percaya Sandra untuk mengandung benihnya.

BERSAMBUNG ....

Sambil nunggu update, Otor bawain karya temen Otor nih!

Blurb:

Karena dendam pada seorang pria yang di yakini merebut wanita pujaannya sejak kecil, Alvino Maladeva akhirnya berencana membalas dendam pada pria itu melalui keluarga tersayang pria tersebut.

Syifana Mahendra, gadis lugu berusia delapan belas tahun yang memutuskan menerima pinangan kekasih yang baru saja ditemui olehnya. Awalnya syifa mengira laki-laki itu tulus mencintainya hingga setelah menikah dirinya justru mengetahui bahwa ia hanya di jadikan alat balas dendam pada kakak satu-satunya.

Lalu apakah Syifana akan terus bertahan dengan rumah tangga yang berlandaskan balas dendam tersebut? Ataukah justru pergi melarikan diri dari kekejaman suaminya sendiri?