Meyra Roseyra si gadis yang di buat tak habis pikir dengan seoarang laki laki yang tak lain dan tak bukan ia Hans Lavenzo, bukan karena apa, Hans selalu mengejar nya dan terus berusaha mendekati nya, Padahal secara terang terangan Meyra telah menunjuk kan minat tak sudi nya terhadap Hans
"Pergi, dan jangan deketin gue!! Gue muak sama Lo!"
"Pergi dari kehidupan mu, oh tidak bisa, Tau kah kamu, aku akan merasa puas jika kamu menerima ku,"
"Omong kosong!!!"
***
Tanpa meyra duga, ternyata Hans telah mengikat nya, yang membuat Meyra ingin marah tapi tak bisa karena adanya....
Yuk simak cerita nya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bertemu sahabat
"Meyra"
Tubuh meyra ter huyung ke belakang, karena pelukan tiba tiba dari gadis yang baru saja keluar Dari mansion besar itu
Meyra juga ter kejut, karena ada nya Gadis itu, "elis" Seru nya yang mem balas dekapan dari Elis
Elis sahabat meyra, yang bekerja di luar kota, tapi Meyra tak menyangka bahwa kota yang ia akan tuju ternyata ter dapat sahabat nya
Tapi bagaimana bisa Elis keluar dari mansion besar itu
"Aaa, gue kangen banget banget BANGEETTT sama lo" Elis mencubit pipi meyra gemas
Meyra tertawa pelan, bahkan meyra melupakan Hans yang kini ber ada di samping nya dengan menampil kan wajah datar nya tapi siapa yang tahu bahwa pria itu sedang menahan Ke kesalan nya
Tak kama Leyla ikut keluar, dengan merangkul lengan Meyra, Elis melotot
"Loh"
Leyla ter gelak, merangkul pundak Elis, "kita ke dalam dulu," Leyla menoleh ke samping, "Aku bawa calon nya ya dek"
Elia makin di buat kebingungan, Meyra hanya menggeleng kecil, "kak Ley, maksud nya apa"
Leyla ber decak dengan wajah antusias nya, "nanti kakak jelasin"
Setelah tiba di dalam mansion itu, dapat meyra lihat keluarga Kendrick telah ber kumpul di sana dengan beberapa orang yang meyra tak kenali, Seperti nya pe bisnis lain
"Ke kamar aja kita, di sini lagi ngurusin kerjaan kerjaan dan kerjaan" gerutu Leyla padahal diri nya juga seperti itu
Sesampai nya di kamar, ke tiga nya men duduk kan diri nya pada kursi empuk di sana
"Kalian pasti bingung,"
"Iya kak, gue kaget pas tau Meyra ada di sini sekaligus senang karena gue udah lama nggak komunikasian sama dia" ujar Elis
"Gue juga lis, lo lari dari arah mansion aja gue masih ber tanya tanya," kekeh Meyra
Leyla tertawa pelan menatap ke dua nya, "Mey, Elis itu asisten Kakak," ucap nya yang membuat meyra melongo
"Dia kerja sama kakak, udah menjalan dua tahun, dia kerja di butik kakak yang ada di sini, nah dia ber ada di sini karena Kakak hubungi dia buat dateng" jelas nya
Meyra yang masih ter kejut menatal elis yang mengangguk kan kepala nya, "wahh, lo kerja sama kak leyla Ternyata, keliatan udah akrab banget ya" Ujar Meyra dengan menepuk nepuk pundak Elis dengan menggeleng kan kepala nya
Elis menggaruk kepala nya yang tak gatal, "yah gimana lagi mey, kak Ley, Nggak mau di panggil bos"
Elis kembali menatap Leyla yang menatap mereka dengan senyuman lebar nya
"Trus kak ley, kenapa meyra bisa ada di sini"
Elis tentu saja heran, karena biasa nya Hans lah yang selalu mengejar sahabat nya ini, bahkan pria itu selalu ber ada di warung Nek Mil hanya untuk melihat Meyra
"Karena, Meyra tunangan dari adik, kakak lis"
Elis membulat kan mata nya, sontak Elis menatap Meyra yang hanya ber geming,
"Adik kakak itu, Leo" Elis tak ingin menduga Bahwa adik kandung Leylah lah tunangan dari sahabat nya inj
"Bukan Leo, tapi Hans"
Oke Elis double Kaget kali ini, gadis itu hampir saja pinggang, bagaimana bisa
Mencengkram kuat pundak Meyra, "Ba-bagaiman bisa mey, kok.."
Elis tentu saja tahu bagaimana Hans yang selalu mengejar meyra, dan meyra yang selalu menolak dengan mengeluar kan kata kata yang sangat menyakiti hati pria itu
Dan bagaimana sahabat nya ini menatap benci ke arah Hans, Elis sangat sangat mengingat itu
"Mey"
Meyra ter diam tak tahu ingin mengucap kan apa, gadis itu menelan liur nya dengan susah payah
"Eh kenapa, kok ter kejut" Sahut Leyla dengan kerutan di kening nya
Elis menghela nafas nya panjang, "kak, gue sama Mey keluar bentar dulu ya"
Leyla hanya mengangguk kan kepala nya, seperti nya ada yang ke dua nya ingin bicara kan
Elis menarik pergelangan tangan Meyra, elis membawa nya ke arah dapur karena tak ada lagi tempat lain
"Jelasin mey, Gue bukan nya nggak suka atau apa, tapi ini, ...ini terlalu men dadak mey, gue bahkan masih ingat gimana lo yang nolak mati matian cowok itu"
"Kok bisa mey, duh,__"
"Diam dulu Lis," meyra mem bekap mulut Elis yang sedari tadi mengoceh
Elis mengangguk, Meyra menghela nafas pelan setelah melepas kan dekapan itu
"Jelasin" ujar elis yang tak sabaran
"Iya iya,"dengus meyra
Melangkah kan kaki nya menuju meja makan, meyra menduduk kan diri nya di kursi di sana di ikuti dengan elis
"Gue jelasin tapi lo diam dan jangan ber tanya dulu," Sarkas Meyra yang menatap Elis
"Oke oke" jawab Elis
Setelah nya meyra menjelas kan kejadian bagaimana bisa dia bisa bertunangan dengan Hans, Dan pria itu yang selalu memaksa nya, Elis yang mendengar itu hanya ter diam
"Jadi lah gue kek gini Lis, gue benar benar nggak tau harus gimana, gue pengen banget mutusin hubungan ini, tapi entah kenapa, saudar saudara Hans itu menakut kan bagi gue, maka nya gue reflek mengiyakan saat itu" keluh Meyra
"Oh gitu ya, kenapa lo nggak langsung nolak aja, bilang aja lo nggak suka, mereka bakalan ngerti kok" Ujar Elis dengan mengusap punggung Sahabat nya
"Tapi kok bisa Hans nggak dateng saat itu" lanjut nya
"Yah dia pengecut Lis, Kalah ada dia pen ta cabik cabik muka nya tuh cowok" geram meyra
Elis ter kekeh, "yee, kata nya takut sama kakak nya"
Meyra mengerucut kan bibir nya, "kalau ada dia lis, tunggu kakak nya balik, gue bakalan nahan dia buat nonjok muka nya, ais kesal gue"
"Tapi mey, nggak buruk juga lo nerima Hans, menurut gue, dia cowok setia banget ter bukti dia yang selalu ngejar lo, sifat dia bahkan beda banget kalau udah sama lo," Elis berusaha menyakin kan Sahabat nya ini
"Nggak bisa Lis, gue kalau nggak suka yah bakalan nggak akan suka, lo tau kan kalau gue seperti itu, saat itu gue nggak tau cara nolak nya gimana"
" Duh kalau ada gue di sana, gue bakal bantu lo sih"
"Lo ter biasa banget sama mereka, lo nggak takut ya lis, sampai sampai lo berani gitu" lirih meyra
"Nggak mey"
Meyra mengkerut kan Alis nya, "nggak?? Nggak apa??"
"Nggak berani" tawa Elis pecah seketika
Meyra menamplok lengan Elis cukup keras, "gue serius ege" Sentak nya
"Aiss sakit mey" ucap Elis di sela sela tawa nya
Meyra ikutan ter gelak, tanpa sadar bahwa ada seorang pria yang sedari tadi menatap ke dua nya