Seorang pemuda biasa yang memiliki mimpi untuk menjadi Kultivator terkuat untuk suatu kedamaian alam semesta
Namun semua itu harus terhalang banyak nya kultivator serakah dan iri pada dirinya.
Karna tubuh spesial dan juga memiliki 4 dantian di tambah lagi dia juaga memiliki garis darah yang sangat kuat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MR.QUINZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecantikan Surgawi
QIN SHAN sangat terkejut karena pak tua itu mengenali dirinya.
Mereka belum pernah sekalipun bertemu, akan tetapi pihak lain justru mengenalnya.
Sikap acuh QIN SHAN seketika berubah menjadi kewaspadaan.
"Senior, apa yang anda inginkan dariku?"QIN SHAN menatap dengan serius.
Lelaki tua itu menghela napas, tanpa berbicara sepatah kata, ia berbalik pergi meninggalkan QIN SHAN.
QIN SHAN tak memanggil ataupun menghentikannya.
Dia hanya berdiri di tempatnya memandang pria tua yang semakin jauh meninggalkannya.
"Orang ini benar-benar sangat aneh. Kelihatannya di masa depan aku harus lebih waspada, karena bisa saja kalau orang-orang asing mengetahui Liontin Asal Surgawi berada di tanganku.
Dan pada saat itulah hidupku akan dalam bahaya!"
QIN SHAN berpikir serius.
Mengabaikan pria tua misterius yang meninggalkannya, QIN SHAN pergi dari sana.
Dia sama sekali tidak mempercayai ucapan omong kosong dari pak tua itu.
Ketika QIN SHAN pergi menuju kembali ke
Sekte Hengyue, jauh di ujung lorong yang sunyi, terlihat ada lelaki tua bertopi bambu sebelumnya.
"Selamat tinggal QIN SHAN, aku berharap di masa depan kelak kita dapat bertemu kembali.
" Suara lelaki tua ini berubah menjadi muda.
Hingga tak disangka, penampilan tua dan kumuhnya berubah drastis menjadi sosok tampan.
la seorang pria muda berpakaian keabu-abuan yang heroik.
Pupil matanya nampak keunguan cerah, dia tampan juga memiliki sosok yang tinggi.
Pria ini tersenyum menjetikkan jari.
Seketika di sekelilingnya kabut hitam aneh bermunculan dan sesaat kemudian kabut hitam berubah menjadi lubang portal.
Pria itu pergi memasuki portal dan menghilang.
Di tempat lain.
QIN SHAN saat ini telah sampai di sekte cabang ke-3 Hengyue.
QIN SHAN melanjutkan pekerjaannya sebagai tukang sapu.
Entah apa yang pemuda itu pikirkan, bisa-bisanya dia kembali melanjutkan pekerjaannya seperti sebelumnya.
Munculnya QIN SHAN sebagai tukang sapu, Cang
Yan teman dekat QIN SHAN menghampirinya dengan khawatir.
"QIN SHAN, kemana saja kamu selama 3 hari ini?
"Cang Yan bertanya dengan napas tersengal-sengal.
Dia lelah karena sehabis berlari hanya untuk mendekati QIN SHAN.
QIN SHAN tersenyum dan memberikan temannya itu sebotol air minum.
"Minumlah dulu."
Cang Yan mengambil botol itu dan segera meminumnya dengan terburu-buru.
"Ah, teman, kamu belum menjawab pertanyaan ku, kemana saja selama tiga hari ini, mengapa aku tidak melihatmu di sekte?"
QIN SHAN tersenyum kembali dan menganggukkan kepala.
"Tidak ada. Waktu itu aku lagi sakit, jadi aku tidak bisa bekerja."
Seseorang tidak dapat menebak senyuman tulus dari QIN SHAN ini.
Dia memang terlihat ceria di depan Cang Yan, namun di balik itu, dia masih merasakan rasa sakit dan kesedihan karena telah kehilangan kedua orang tuanya.
Senyuman QIN SHAN ini bisa dikatakan hanyalah ekspresi palsu!
"Oh, jadi begitu. Pantas saja selama tiga hari ini aku tidak melihat mu di sekte.
Teman, kamu sungguh membuat ku khawatir!
" Cang Yan meninju dada QIN SHAN dengan pelan.
Keduanya saling bercanda seperti biasanya.
"Bocah ini, ternyata dia telah membangkitkan nadi ke-2.
"QIN SHAN diam-diam mengamati tubuh Cang Yan.
Dulu sebelum menjadi seorang kultivator, QIN SHAN tidak bisa melihatnya.
Tapi sekarang semenjak ia menjadi seorang kultivator, dirinya dapat melakukan itu.
Di tengah perbincangan mereka, para murid pria dan wanita berbondong-bondong menuju ke arena, mereka semua mengangkat kepala dan melihat ke langit.
"Lihat! Bukankah itu murid sekte cabang lain?"
"Sepertinya benar, namun untuk apa mereka datang kesini?"
Semua murid pada penasaran dengan kedatangan sekelompok sekte cabang lain ke sekte cabang mereka.
Ratusan meter jauh di langit, mereka semua di arena dapat melihat ada pedang raksasa yang menampung empat sosok.
Tiga duduk di barisan belakang, dua pria dan satu wanita.
Sedangkan yang mengendalikan pedang terdapat seorang wanita yang duduk bersila di barisan depan.
Ketika pedang raksasa semakin lama semakin mendekat. Setiap para murid pria terpesona dan kagum melihat kecantikan sosok wanita bergaun seputih salju yang duduk di paling depan.
“Indah sekali, apakah ini yang dinamakan dewi kecantikan surgawi?"
"Benar sekali, aku merasa seperti sedang bermimpi!"
Melihat kemunculan murid-murid ini, Cang Yan dan QIN SHAN juga memusatkan perhatian ke arah yang sama.
QIN SHAN terdiam ketika melihat pedang raksasa yang berhenti di langit sekte.
Pedang dengan empat orang di atasnya telah berada sangat dekat di atas pandangan semua orang.
"Artefak macam apa ini? Benar-benar sangat mengesankan?
" QIN SHAN terkagum-kagum dengan pedang sebesar itu.
Dia sempat berpikir, jika dirinya memilikinya, maka QIN SHAN tak perlu berlari untuk bepergian ke mana saja.
"Teman, apakah kamu tahu siapa mereka?" QIN SHAN bertanya ke Chang Yan.
Akan tetapi Cang Yan tak mendengar pertanyaannya itu. Air liurnya hampir keluar dari mulutnya, Cang Yan sangat terpukau dengan kecantikan gadis yang berdiri memimpin tiga murid di belakangnya.
"Cang Yan, kamu.." QIN SHAN memandang temannya dengan tatapan tidak percaya.
Dia benar-benar tidak menyangka, mata Cang Yan akan setajam itu bila melihat seorang gadis.
QIN SHAN mengalihkan matanya ke wanita muda bergaun putih. Kedua alis QIN SHAN mengernyit.
Wanita ini tinggi sekitar 178 cm,Rambutnya hitam panjang hingga menyentuh pinggul.
Pinggangnya ramping dan tampak mempesona, kulitnya putih selembut giok, sayang sekali, wajah wanita ini tidak begitu terlihat jelas, karena dia menutupinya dengan kain masker putih yang tipis.
Tapi jika diperhatikan baik-baik kedalam.
Dari kain tipis itu, bibir gadis ini terlihat sangat indah, selain memiliki warna dan kecerahan sempurna, bibirnya yang tersembunyi di balik kain tipis akan membuat setiap lelaki menelan ludah.
Selain itu, gadis ini memiliki pacaran mata yang anggun Pupil mata kebiruan cerah, ketika sepasang bulu mata lentiknya bergerak, setiap orang akan merasakan arti kelembutan dan kecantikan yang sangat luar biasa.
Namanya Ji Ruyue.
Ji Ruyue merupakan Murid Inti yang berasal dari cabang pertama Hengyue.
Sedangkan ketiga murid yang dia bawa, mereka hanya merupakan murid biasa dari sekte cabang ke-2.
Alasan mengapa dia membawa murid-murid ini, karena Ji Ruyue menjadikan mereka sebagai petunjuk arah.
Memang terdengar sangat konyol, seorang Murid Inti dengan reputasi yang luar biasa bahkan tak tahu arah jalan menuju sekte cabang ketiga.
QIN SHAN sendiri tidak memandang seperti orang-orang.
Dia hanya penasaran dengan kekuatan gadis muda itu.
Jika di minta untuk menilai, maka QIN SHAN harus mengakui kecantikan Ji Ruyue ini memang sangat luar biasa.
Dia bukan pria munafik, jadi tak ada salahnya jika dirinya harus mengakui sebuah fakta kebenarannya.
Di atas pedang,Ji Ruyue berkata kepada ketiga murid di belakangnya.
"Kalian semua tunggu aku disini, aku akan menyampaikan pesan untuk tetua Gongzi.
Ku peringatkan kepada kalian, jangan membuat masalah, karena tujuan kalian kesini hanya untuk menunjukkan ku jalan."
Mendengar nada mengacam gadis itu, ketiga murid menangkupkan tangan.
"Baik, kakak senior Ji."
Hingga ketika Ji Ruyue melompat dari pedang, dan terbang menuju ke aula pertemuan para tetua, siapa saja di bawah yang menyaksikannya akan menghirup dan merasakan aroma wewangian yang menghunus hidung setiap orang.
"Indah sekali.." "Gadis ini, dia..”
Mata semua murid pria terbelalak memandang ke arah Ji Ruyue pergi.
Setiap aroma wangi yang masih menyengat di hidung, hampir semua pria menghirupnya sampai aroma wangi benar-benar hilang, mereka tidak berniat menyisakan aroma wewangian dari Ji Ruyue sebelumnya sedikit saja.
Namun siapa yang menduga, kalau sikap kurang ajar yang di tunjukkan dari murid sekte cabang ketiga membuat kedua pria di atas pedang merasa tidak senang.
Mereka telah membangkitkan nadi ke-5. Jadi mereka semua menganggap semua murid disini tidak lebih dari sekelompok semut.
Salah satu pria bernama Fei Han tersenyum jahat. Dia memandang ke arah teman di sampingnya seraya mengatakan.
"Sampah-sampah ini memang harus diberi pelajaran."
Pemuda di samping Fei Han bernama Kun Jhi. Pria ini setuju dengan niat Fei Han.
"Jika begitu tunggu apalagi, aku juga ingin tahu seberapa hebatnya murid-murid disini!"
Keduanya saling mengangguk dan sepakat. Mereka melompat dari pedang dan mendarat ditepi arena. Para murid lainnya segera mundur berwaspada ketika melihat kemunculan Fei Han dan Kun Jhi.
Mereka mulai menyadari niat buruk kedua pria tersebut, itu dapat terlihat dari senyuman jahat di bibir mereka.