Menjadi anak broken home bukanlah cita2 seorang gadis bernama Arlita Mahesa membuatnya menjadi pribadi yang tertutup tidak mempercayai yang namanya cinta,baginya cinta hanyalah kata-kata klise
Hingga seseorang telah membuatnya berubah dia adalah seseorang yang bernama Pramudya Gilang Perdana"Aku akan buktikan bahwa cinta itu indah" ucapnya
"Tunjukan aku hanya ingin bukti bukan ucapan" ucapku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airina Nu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18.mulai menerima
Hari ini Ibuku pulang dari sakit Dokter mengatakan bahwa kesehatan Ibu sudah sangat membaik walaupun Ibu masih harus melakukan cek up karena sakit yang diderita Ibu sudah termasuk kronis jadi Ibu disarankan untuk memperbanyak istirahat.
Kondisi tubuhnya yang lemah membuatnya tidak boleh melakukan pekerjaan terlalu berat.
Kami pulang ke kontrakan sebenarnya bu Vira dan pak Irvan menawarkan untuk kami tinggal dirumahnya tapi aku menolaknya.
"Terima kasih Bu sudah mengantarkan kami".
" Sama-sama sayang ".
Setelah hari itu aku mulai bekerja di rumahnya Bu Vira. Di mulai dari membersihkan lantai dan pekerjaan ringan lainnya karena Bu Vira sudah mempunyai asisten rumah tangga untuk mengurus rumahnya.
Sebenarnya Bu Vira tidak ingin aku bekerja tapi aku memaksa untuk menerima ku kerja.
" Lita".panggilnya.
aku menghampirinya."Ibu panggil Lita?tanyaku setelah sampai.
"Iya,duduklah ada yang ingin Ibu bicarakan".
Aku pun duduk dengan perasaan tidak karuan.
"Begini Lita,Ibu mau tanya sama kamu ,apakah kamu mau sekolah lagi?
"Ah.. apa Bu sekolah?
" Iya sekolah ".
" Tentu saja Bu, Lita ingin sekali sekolah tapi sekarang ini Lita harus cari uang".
Bu Vira menggenggam tangan kecil itu lalu tersenyum
"kamu tenang saja Ibu yang akan membiayai sekolah kamu jadi kamu tidak usah khawatir,kamu cukup sekolah saja".
Tanpa terasa aku menangis.Aku peluk wanita yang ada dihadapanku.Wanita ini mempunyai hati yang sangat mulia dan baik hati.
"Terima kasih bu".
" Sama-sama cantik,Ibu senang kalau kamu bahagia".
besok pagi kamu Ibu jemput untuk daftar sekolah".
Aku melepaskan peluk kan ku.
"Baik Bu".
"Kalau boleh Ibu kamu sekolahnya sudah kelas berapa?
"Kelas 6 Bu".
"Kelas 6,wah sebentar lagi kamu masuk SMP ".ucapnya.
Lita tersenyum."Iya Bu Lita naik tingkat Bu dari SD terus SMP.
"Kamu senang ya?
" Iya Bu, Lita senang banget semoga nilai pelajaran Lita bagus-bagus,jadi Lita bisa melanjutkan sekolah yang lebih tinggi lagi".ucapnya senang.
"Wah hebat kamu,tetap semangat walaupun umur kamu masih 12 tahun sikap kamu sudah sangat dewasa".puji Bu Vira sambil mengelus rambutku dengan lembut.
"Terima kasih Bu"..
Keesokan harinya.
Aku berangkat ke sekolah dianter oleh Bu Vira.Hari-hari aku lalui dengan penuh semangat tanpa terasa aku sudah mau lulus dari kelas 6.
Sama seperti sebelumnya saat aku mau daftar SMP pun Bu Vira yang mendaftarkan aku.Dirinya menjadi wali untukku.
Bu Vira adalah malaikat tanpa bersayap yang di kirim Tuhan untuk keluarga ku,berkat kebaikannya hidup keluargaku yang dulu terpuruk kini telah kembali mempunyai semangat untuk hidup lebih baik lagi.
Saat ini aku sudah sekolah menengah pertama.selain sekolah aku pun bekerja di sebuah tempat laundry awalnya aku hanya jaga di bagian kasir tapi selanjutnya aku mulai membantu membungkus pakaian yang selesai disetrika.
Hari libur aku ke rumah Bu Vira tapi hari ini aku merasakan suasananya sungguh berbeda.
Di saat aku masuk aku melihat banyak sekali barang seperti tas dan kotak besar berada di ruang tamu,dalam hati aku bertanya "Ada apa ini".
Bu Vira dan pak Irvan melihatku dan menyuruh ku untuk duduk di sofa bersamanya.
Aku duduk dengan hati was-was."Ini ada apa Bu?
" Lita,kami akan pindah!
"Pindah,kenapa Ibu sama Bapak mau pindah?apa Lita buat salah?
Bu vira menggenggam tanganku,dia menggelengkan kepalanya tanda tidak.
"Tidak kamu salah sayang".
"Terus kenapa Ibu sama Bapak mau pindah?
" Lita orang Tua Bapak meminta kami untuk pulang ke Magelang mereka sudah tua sedangkan anaknya hanya Bapak saja jadi Bapak yang akan meneruskan usaha orang tua Bapak di sana".
Aku memeluk Bu Vita dengan erat,berat rasanya harus berpisah dengannya.
Pak Irvan pun menangis rasanya dia juga tidak bisa berpisah dengan Arlita bagaimana pun kebersamaan mereka sudah seperti keluarga.
Setelah tangis Lita mereda Bu Vira berkata lagi
"Sayang, Ibu sama Bapak ingin kamu ikut,apa kamu mau?
Aku melihatnya dan menggelengkan kepalaku.
"Maaf Bu,Lita tidak bisa ikut bagaimana nanti dengan Ibu dan adik,kalau Lita tinggal.Mereka masih butuh Lita Bu".
Bu Vira tersenyum walaupun dia sedikit kecewa atas keputusan Lita tapi dia mencoba untuk menerimanya.
" Maaf,Bu Pak Lita tidak bisa ikut".
"Tidak apa-apa sayang kami mengerti." ucap Pak irfan
" Lita!kamu tidak usah memikirkan biaya sekolah kamu,kami sudah membayarnya sampai kamu lulus SMP nanti."
"Terima kasih Bu,Pak kalian sangat baik".
"Dan satu lagi".
"Apa itu Bu?
"Mulai hari ini kamu,Ibu dan kedua adik kamu akan tinggal di rumah ini daripada rumah ini kosong."
"Entah kata apa lagi yang harus Lita ucapkan,Lita benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi."
Mereka berdua menangis haru melihat Lita.Inilah hari terakhir mereka bertemu entah kapan lagi mereka bisa bertemu.
Perpisahan dengan orang yang sangat di sayangi adalah hal biasa tapi pertemuan aku,Bu Vira dan suaminya adalah suatu anugerah dimana mereka hanyalah orang asing tapi mereka bisa menjadi orang yang paling berharga.
Namun yang terjadi sebaliknya perpisahan dengan sang Ayah telah menyebabkan hati yang terluka akankah aku bisa untuk menerimanya.
bersambung