ketika anak yang di harapkan tak kunjung datang,lantas haruskah seseorang menyalahkan orang lain karena dia tidak bisa memiliki anak?
Najwa selalu di hina mandul dan tidak bisa mempunyai anak,hampir sepuluh tahun menikah Najwa tidak kunjung melahirkan seorang anak,segala cara telah ia lakukan tapi tidak membuahkan hasil...
sehingga hinaan itu berujung pemaksaan agar Najwa bisa menerima kenyataan jika Rendi suami dari Najwa di paksa menikah lagi oleh orang tuanya demi ingin mendapatkan sebuah keturunan yang akan mewarisi usaha Rendi.lantas bagaimana Ahir dari cerita ini????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Dianamega.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25
...POV NAJWA...
Sore ini aku begitu di kejutkan akan kedatangan budeku dari Kalimantan datang dengan anak cucunya ke rumah, jantungku berdebar ada apa gerangan Mukaku merah padam menghampiri mereka di teras
"bude kapan datang kenapa datang kok gak bilang-bilang dulu sama Najwa terus suamimu mana Santi kenapa cuma kalian bertiga saja"tanyaku nanar
bude dan anaknya tampak merekahkan senyum sembari menggendong si kecil,aku mencium tangan bude menyaliminya
"Kebutulan adik ipar Santi mau menikah jadi mumpung di sini bude baru bisa melihatmu lagi nak.suami Santi sedang sibuk mengurus keperluan menikah adiknya jadi tidak bisa ikut datang ke sini"
"maafkan bude waktu itu bude pindah ke Kalimantan kita marahan terus bude tidak pernah menanyakan kabarmu gima"
"maaf kan bude ya nak,apa kabarmu di sini terus suamimu dimana"tanya Bude memelukku hangat melepas rasa rindu karena sudah lama tidak berjumpa
"yang harus minta maaf itu Najwa bude,Najwa tidak nurut sama bude padahal bude penganti orang tua Najwa satu satunya yang masih ada"
"nanti kita lanjut lagi ceritanya,sekarang kita masuk dulu yuk"Aku membawa bude masuk
Ibuk mertuaku tampak sinis melihat kami, sontak saja bude mendekat mengulurkan tangan mau bersalaman tanda hormatnya karena dia mertua keponakan nya
Namun mertuaku buang muka dan menjauh pergi.bude termangu bungkam dan menoleh kearahku bingung melihat sikap mertuaku kepada Bude membuat hatiku meradang melihatnya
"Kita ke belakang saja bude aku perlu cerita sesuatu, " pintaku segera aku menoleh pada bude dan Santi yang sedang mengendong putri kecilnya yang berumur 3 tahun
bude semakin kebingungan saat melihat rumahku begitu ramai bahkan ia makin heran melihat Mecca yang tiba-tiba rewel.
"Najwa sebenernya ada apa sih ini" tanyanya tak habis pikir. aku menghenyak menghela nafas berat
"Mas Rendi bude,dia menikah lagi," ucapku singkat berat. sontak saja bude tersentak dan berteriak
"Apa terus sekarang dia tinggal seatap denganmu Najwa di rumahmu sendiri"
"apakah kamu sudah gila Najwa membiarkan mereka tetap tinggal di sini seatap denganmu" ucapnya tak habis pikir
"Secepatnya dia akan pergi bude,Najwa janji .bude tenang aja ya hanya saja saat ini belum waktunya, "lirihku
bude mengusap wajahnya kasar tanpa pikir panjang Bude beranjak hendak menemui Wulan Dengan panik pun aku menyusul bude yang di ikuti Santi hendak menemui wulan
sedangkan putri Santi berada di gendongan Bik Surti takut terjadi apa apa yang tidak di ingin kan lebih baik di amankan
"Dasar wanita murahan seenak nya saja kamu tinggal di rumah keponakan saya,kamu fikir ini rumah nenek moyangmu apa.ini rumah harta milik mbakyu ku bukan harta orang tuamu murahan"bentak bude membabi buta menjambak rambut Wulan lalu menyeretnya keluar Mertuaku dan Andin pun tampak mendekat
"Lepas" berontak Wulan kesakitan
"Najwa mungkin orang yang lemah tapi aku tidak Aku bisa saja mencabik cabik dagingmu disini pelakor" pekiknya menghajar Wulan
melihat amarah bude membuat aku bergidik ngeri,aku dan Santi melerai bude untuk melepaskan jambakannya pada rambut Wulan yang kesakitan
"Awh dasar tua Bangka aku bales kamu ya" Perlawanan Wulan aku cegat Ibu mertuaku juga tampak ingin membantu meinimpuk bude tapi di halangi Santi
"kurang ajar kalian semua tidak tau malu,kau juga Maya dasar mertua tidak tau diri tidak punya malu,emang kamu fikir ini rumahmu rumah nenek moyangmu"
"seharusnya kamu sadar diri kalau rumah ini punya menantumu bukan rumahmu tapi rumah dari hasil menjual harta milik mbakyu ku" geram bude kembali ingin menghajar Wulan dan ibu mertua
Namun dengan cepat aku dan Santi menahan bude,aku tidak mau bude sampai kenapa kenapa
"Lepas kan aku Santi Najwa biar aku cabik cabik pelakor tidak tau diri itu,mereka semua tidak bisa di biarkan hidup enak mengambil kebahgia'an keponakanku"teriak bude mengema
"ponakanmu itu yang tidak berguna jadi wajar kalau putraku menikah lagi,tanyakan pada ponakanmu itu yang tidak tau diri dasar mandul memang Kalian semua itu sama saja seperti sampah!"
"seharusnya kalian sadar diri bukan malah ngamuk tidak jelas,masih untung anakku mau sama wanita mandul tidak berguna sepertinya"bentak Ibuk mertuaku,Bude menoleh dengan tatapan berapi-api
"Kau itu yang sampah Maya Kalo bukan harta almarhumah mbakyu ku kau dan anakmu itu hanya gelandangan dasar pecundang sampah yang tidak ada artinya hanya numpang hidup enak dengan harta orang lain!" bentak bude tidak kalah menggelegar
aku mendekat menenangkan bude begitupun Santi ikut membawa bude menjauh menenangkannya
"bude serahkan semua pada Najwa ya,Najwa tau bagaimna melindungi harta ibu cuman tidak gini caranya bude"
" Jangan kotori tangan bude hanya untuk menghajar mereka itu tidak akan berguna bude"mohonku menatap mata bude yang masih menahan marah kepada Wulan begitupun ke ibu mertua
"benar apa kata Najwa Bu biar Najwa mengatasi ini semua, Santi yakin Najwa bisa mengatasi semua ini kami tidak mau ibu kenapa kenapa"timpal Santi mengusap lengan bude
"ya tuhan kamu juga Najwa kenapa tidak cerita dengan bude,kamu kan punya nomor Santi kenapa tidak menghubungi bude nak"
"kamu tidak sendirian di dunia ini nak,kamu masih punya bude masih punya Santi dan anak bude yang lainnya mereka juga saudaramu.mereka pasti akan selalu ada untukmu kalau tau kamu sedang tidak baik baik saja Najwa"lirih bude memelukku
Aku tertunduk mendengar ucapan bude merasa bersalah dengannya.
"Mas Rendi keterlaluan seakan akan mbak Najwa hanya hidup sebatang kara. dia sama sekali tidak menghargai budenya yang masih hidup yang menjadi penganti ibu dari Mbah Najwa yang masih ada dan tidak menganggap kami ada sebagai saudara sepupu dari istrinya" gerutu Santi Aku merintikkan air mata pilu semakin merasa bersalah mendengarnya
"Mbak minta maaf Santi dan juga bude.najwa janji bakal urus ini sendiri kalian tidak usah khawatir Najwa tau caranya untuk membalas mereka semua"ucapku
"bude harap kamu tidak mengecewakan bude lagi Najwa,bude dan Santi pamit ya tidak jadi menginap di sini yang ada nanti bude bisa bisa akan membunuh mereka kalau bude terus di sini"
"iya bude maaf kan Najwa dan hati hati"ucapku kembali memeluk bude dan Santi,,,mereka langsung pergi masuk ke dalam mobil pribadi mereka
Niat hati mereka ke sini akan menginap meskipun hanya semalam mumpung belum pulang ke Kalimantan tapi naas semua menjadi kacau,air mataku mengalir deras bercucuran melepas kepergian Santi dan bude