NovelToon NovelToon
Love Me, Again

Love Me, Again

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Perjodohan / Patahhati
Popularitas:8.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

Hampir separuh dari hidupnya Gisell habiskan hanya untuk mengejar cinta Rega. Namun, pria itu tak pernah membalas perasaan cintanya tersebut.

Gisell tak peduli dengan penolakan Rega, ia kekeh untuk terus dan terus mengejar pria itu.

Hingga sampai pada titik dimana Rega benar-benar membuatnya patah hati dan kecewa.

Sejak saat itu, Gisel menyerah pada cintanya dan memilih untuk membencinya.

Setelah rasa benci itu tercipta, takdir justru berkata lain, mereka di pertemukan kembali dalam sebuah ikatan suci.

"Jangan sok jadi pahlawan dengan menawarkan diri menjadi suamiku, karena aku nggak butuh!" ucap Gisel sengit

"Kalau kamu nggak suka, anggap aku melakukan ini untuk orang tua kita,"

Dugh! Gisel menendang tulang kering Rega hingga pria itu mengaduh, "Jangan harap dapat ucapan terima kasih dariku!" sentak Gisel.

"Sebegitu bencinya kamu sama abang?"

"Sangat!"

"Oke, sekarang giliran abang yang buat kamu cinta abang,"

"Dih, siang-siang mimpi!" Gisel mencebik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 6

Setelah kejadian tadi, gisel memilih menepi dari keramaian pesta. Ia duduk sendiri di bawah cahaya yang sangat minim.

Jujur, ingin sekali ia menangis, meluapkan kesedihannya malam ini. Tapi, kembali lagi, ia mengingat malam ini adalah malam yang seharusnya bahagia untuk semua orang. Ia tak ingin mengacaukannya.

Gisel hanya diam, menikmati rasa sakitnya sendiri.

Senja yang sejak tadi sibuk mencicipi makanan karena ia sedang mengidam, memilih untuk membawa makanan di tangannya menepi, ia akan menikmati makanan itu di tempat sepi. Namun, langkah kakinya langsung berhenti saat melihat adik iparnya sedang duduk seorang diri. Selera makannya mendadak hilang memikirkan bagaimana perasaan Gisel saat ini.

"Kok berhenti, sayang?" tanya Elang.

"Aku nggak jadi makan, boo. Kamu bawa aja ini ke dalam atau kamu makan nggak apa-apa," Senja menyodorkan piring kecil di tangannya kepada Elang. Ia menatap iba pada adik iparnya.

Kaki Senja perlahan melangkah ingin mendekati Gisel ia ingin menghibur gadis itu. Elang yang juga melihat adiknya duduk sendiri di bawah temaram cahaya tersebut langsung mencegah Senja. Ia menahan tangan wanitanya tersebut.

Senja hendak melayangkan protes, namun mata Elang mengisyaratkan untuk diam, lalu ia menunjuk seseorang yang datang mendekati dan duduk di samping Gisel dengan matanya. Senjapun mengerti, "Jadi makan?" tanya Elang dan Senja mengangguk. Pria itu mulai menyuapi sang istri.

.

.

Gisel menoleh saat menyadari seseorang tengah duduk di sampingnya.

"Mas Kend," ucapnya lirih. Kendra tersenyum, "Are you oke?" tanyanya.

Gisel mengangguk meskipun sebenarnya ia tak baik-baik saja. Dan Kendra tahu itu. Untuk beberapa saat lamanya, mereka berdua saling diam.

Kendra hanya bisa tersenyum samar dengan pandangan lurus ke depan. Tetap saja, selalu menyembunyikan perasaannya yang sesungguhnya terhadap wanita di sampingnya.

Ia dan Gisel sebenarnya sama-sama memiliki luka dalam kisah cinta mereka. Mungkin lebih tepatnya cinta yang belum atau mungkin tak sampai. Dia mencintai Gisel, namu hadis itu mencintai pria lain dan sebaliknya, kisah cinta Gisel pun sama mengenaskannya dengannya.

Seandainya hati bisa memilih, tentu saja mereka akan memilih untuk mencintai orang yang juga mencintai mereka. Akan tetapi, terkadang cinta itu buta dan tak memakai logika. Memilih sakit hati karena mencintai orang yang tak bisa membalas perasaan kita. Dinalar saja sudah salah konsepnya.

Kendra sedikit berjengit karena terkejut, saat tiba-tiba Gisel menyadarkan kepalanya di pundaknya, "Pinjam bahunya, boleh ya, mas?" ucap gadis itu.

Kendra mengangguk, ia memberanikan diri mengusap kepala Gisel pelan, "Menangislah kalau mau menangis, jangan di tahan. Keluarkan semua yang kamu rasakan," ucapnya.

Pertahanan Gisel pun runtuh. Ia tak lagi bisa menahan air mata yang sejak tadi berusaha ia tahan sekuatnya. Hatinya terlalu sakit untuk menerima kenyataan ini, terlalu kecewa hingga air mata itu kini mengalir dengan derasnya meski ia sudah berusaha menahannya.

"Kenapa cinta semenyakitkan ini, mas? Seandainya kita bisa mengatur perasaan kita sendiri, kepada siapa dia harus berlabuh, pasti aku udah memilih untuk mencintai mas Kendra. Maafkan aku ya mas. Mencintai orang yang mencintai orang lain ternyata semenyakitkan ini. Salut sama mas Kend, bagaimana bisa tetap legowo, padahal yang aku lakukan sama mas itu bisa di bilang jahat, maafkan aku mas," ucap Gisel kemudian. Matanya kembali berkaca-kaca mengingat rasa sakitnya kembali.

Kenapa Rega setega ini dengannya. Kenapa harus di saat seperti ini pria itu mematahkan hatinya, di depan semua orang hingga rasanya Gisel tak punya muka untuk menatap mereka semua, terlalu malu dan membuatnya trauma.

Selama ini ia pikir pria itu benar-benar mencintainya, namun ternyata itu hanya rasa percaya dirinya saja yang terlalu tinggi. Kenyataannya pria itu bisa menyakitinya sedemikian rupa. Tanpa ampun mencoreng mukanya di depan umum. Sakit, sakit sekali rasanya. Hingga dadanya begitu sesak rasanya.

"Bukankah cinta yang sesungguhnya adalah bisa bahagia dan legowo melihat orang yang kita cintai bahagia? Meski kebahagiaannya itu bukan kita?" ucap Kendra, lebih tepatnya ia sedang membicarakan dirinya sendiri. Meskipun ia tahu kata-kata itu munafik baginya. Karena nyatanya, hati terkadang tetap saja egois, tetap merasa sakit melihat orang yang kita cintai bersama yang lain. Dan perasaannya saat ini mungkin lebih sesak dari pada Gisel.

Ia harus menyaksikan wanita yanh ia cintai menangisi pria lain dan dia tidak bisa berbuat apa-apa selain meminjamkan bahunya untuk wanita itu menangisi pujaannya. Miris rasanya.

"Mas," panggil Gisel lirih.

"Hem," sahut Kendra.

"Saat aku bisa merelakan abang, apa saat itu mas Kend masih sama perasaannya terhadapku? Atau mas Kend juga sudah move on dari aku?" tanya Gisel tiba-tiba.

"Entahlah, aku juga nggak tahu. Hanya waktu yang bisa menjawabnya," jawab Kendra. Ia tak bisa menjanjikan apapun, karena ia sadar Tuhanlah yang maha membolak-balikkan hati ciptaan-Nya.

"Tunggu aku ya mas. Tapi, kalau saat itu mas Kend udah menemukan yang lain, aku akan bahagia untuk mas Kend," ujar Gisel.

Kendra tercengang mendengarnya, apa itu artinya Gisel akan berusaha untuk mencintai dia dan melupakan Rega? Tapi, benarkah Gisel bisa benar-benar merelakan Rega suatu saat nanti? Kendra tak ingin terlalu berharap juga. Sebagai pria yang mengabdikan diri pada keluarga wanita yang masih menyndarkan kepalanya di bahunya tersebut, Kendra menyadari posisinya.

.

.

.

Siapapun yang mendengar obrolan Gisel dan kendra pasti akan trenyuh. Tak terkecualia Senja, yang mendengar obrolan keduanya, ia mengunyah kue yanh di suapkan oleh suaminya dengan mata berkaca-kaca, ia ikut larut dalam kesedihan dua anak manusia itu. Tidak kuat rasanya.

Sementara Elang hanya bisa diam, memperhatikan Kendra dan Gisel dalam diamnya sembari merengkuh bahu Senja. Sebagai seorang kakak, ia menginginkan kebahagiaan untuk adik kesayangannya tersebut.

"Kita ke sana, biarkan mereka menenangkan diri di sini," bisik Elang. Senja menurut, "Aku udah nggak mau makan, kenyang mendadak," ucapnya.

.

.

.

"Tega kamu, kenapa kamu melakukannya. Mama kecewa sama kamu, Ga!" terdengar Amel sedang mengomeli Rega di ruang keluarga.

"Sayang, tenang dulu. Biar Rega menjelaskan dulu," ucap David mencoba menenangkan Amel yang sudah tak bisa menahan untuk merutuki Rega sampai acara selesai. Ia 'menyeret' putranya tersebut ke ruang keluarga untuk meminta penjelasan. Ia tak terima atas apa yng menimpa Gisell. Amel. Benar-benar murka terhadap putra semata wayangnya tersebut.

"Diam kamu! Jangan ikut campur, kamu selalu membela dan mendukung apa yang di lakukan anak ini, sampai dia tega melakukan ini semua!," tak hanya Rega, David pun kena semprot Amel.

David langsung mengatupkan bibirnya rapat. Jika istrinya sudah memasang mode galak, lebih baik dia diam dan membiarkannya mencak-mencak sepuasnya, kalau sudah lelah ia akan diam sendiri, pikirnya.

"Kalau memang nggak cinta dan memilih wanita lain, jangan begini caranya!. Ini hari yang penting, hari yang seharusnya membahagiakan buat Gisel, Regaa! Tapi kamu malah menghancurkan semuanya. Kalau sampai anak gadisku kenapa-kenapa, kalian berdua akan tahu akibatnya. Dan satu lagi, terserah kamu mau pacaran sama siapa kalau memang tidak bisa dengan Gisel, tapi mama nggak akan pernah setuju dengan wanita yang kamu bawa tadi, ingat itu!"

"El, urus anak kurang ajar ini, mama nggak tahu lagi harus gimana sama dia, terserah mau kamu apaan dia, mama udah mumet!" ucap Amel yang melihat Elang dan Senja ternyata sejak tadi menyimak di depan pintu.

"Sayang, kamu ajak mama ke depan. Nggak enak sama para tamu, kalau kita malah begini. Mama sama papa ke depan ya, bantu El, acara belum selesai. nanti El menyusul, El mau bicara dengan Rega dulu," ucap Elang.

Elang tahu, pasti saat ini dadu dan mommynya sedang berada di kamar dan daddinya sedang menenangkan wanita yang telah melahirkannya tersebut. Hati ibu mana yang tak hancur melihat putri semata wayangnya di sakiti di depan umum seperti itu, meski anes tahu Rega melakukan ini demi Gisel, tapi ia juga menyayangkan kenapa harus pada waktu yanh tidak tepat ini.

Sementara di luar masih banyak tamu yang tak tahu jika sedang ada masalah intern dalam keluarga tersebut berkat Gisel yang berhasil bisa menahan rasa sakitnya di depan semua orang tadi. Dan ia bangga dengan adiknya tersebut. Dan Gavin, pasti ia sangat kewalahan menjamu para tamu sendirian.

"Sayang, ayo kita keluar, aku harus menghandle para kolega bisnis Parvis Group, aku harus menggantikan Bos menjamu mereka," ajak David. Namun mama Amel bergeming, ia masih kesal dengan Suaminya. David hanya bisa menghela napas dalam.

"Papa ke depan dulu, tolong bujuk mama!" pinta David kepada Senja. Senja mengangguk, dan ia berhasil membujuk mama Amel untuk meninggalkan Rega dan suaminya. Entah kemana Senja akan membawa wanita itu, yang penting membuat Ame sedikit tenang.

"Jangan senang dulu, mama bakal buat perhitungan nanti sama kamu!" ucap mama Amel menatap tajam kepada Rega sebelum ia dan Senja pergi dari sana.

Setelah semuanya pergi, tinggal ia dan Elang. Rega mengusap wajahnya kasar.

"Sorry El," hanya itu yang bisa Rega ucapkan sendu.

Elang duduk di samping Rega, "Apa harus seperti ini Ga?" tanyanya sedikit kecewa dengan cara yang di lakukan sahabatnya tersebut.

"Ini cara terkahir yang aku bisa, El. Semua udah aku coba, tapi lihat sendiri kan, dia malah semakin tak peduli dan tenggelam dalam obsesinya. Cara baik-baik tidak bisa, aku memilih cara seperti ini, El,"

"Meskipun kamu tahu resikonya?"

Rega mengangguk, "Meskipun resikonya Gisel akan sangat membenciku setelah ini," ucap Rega.

...****************...

1
Ira Wati
Kecewa
Ira Wati
Buruk
Yundari Gayosa
Luar biasa
Fajar Ayu Kurniawati
.
Kurnaesih
/Facepalm//Slight//Slight//Facepalm/
angkasa
Rega jadi cowok tidak tegas
Kurnaesih
mampir lanjut Ade nya elang penisirin 🥰
Keyko Khaka
sumpah smpe ckiet perutku gara2 ngakak baca di part nie , keren Thor , menghibur bngitz 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣👍
Katina
Luar biasa
gemini
la kok jadi betah
gemini
ya tuhan
Taris
Lumayan
maria handayani
/Shy/
Kunaenah
banyak typonya pembaca hrs pintar2 mencerna maksud dr othor😇😇😇😇😇😇😇
Mei Prw
luar biasa
Mindarsih 19
Luar biasa
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
antara lelaki paling nda guna d dunia novel🤣🤣🤣sendiri buka ruang buat Nadhira mendekat baru konon play victim 😌😌
Selvi Sitio
mampir kekaryaku ya teman-teman @Sipencuri hati mafia & @Jangan ikuti aku. Terimakasih💚
tuti sriyono
Luar biasa
Tiwi
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!