Kinara yang menjadikan Geffie sang suami sebagai panutan lantas harus di hadapkan dengan kenyataan terpahit yang menuntun dirinya membuka tabir kepalsuan yang di sembunyikan oleh suaminya selama ini.
Hati perempuan mana yang tak runtuh ketika melihat suami yang begitu penyayang dan penuh kehangatan, ternyata berselingkuh dengan sahabat dekatnya sendiri tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Ketika rasa terjatuh karena perselingkuhan suaminya semakin menusuk hatinya, Kinara dipertemukan dengan seseorang yang mempunyai luka yang sama dengannya.
Mampukah seorang Kinara memperbaiki segalanya? akankah segala hal yang mereka lalui berakhir dengan kandas? atau malah berlabuh ke lain hati?
Ikuti terus kisahnya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja liana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baru memulai
Keesokan harinya Kafeel sudah bersiap dan rapi dengan setelan jas kerjanya melangkah perlahan keluar dari kamarnya, di tatapnya setiap sudut ruangan mencoba mencari keberadaan Kinara namun terasa sepi, Kafeel kemudian menatap ke atas namun ia juga tak melihat ada tanda tanda apapun dari sana.
"Mungkin dia sudah pergi." ucap Kafeel dengan raut wajah yang kecewa karena tidak bisa bertemu dengan Kinara.
Kafeel melangkahkan kakinya menuju meja makan, perlahan raut wajahnya mendadak nampak berubah berseri kala melihat sebuah makanan terhidang cantik di atas meja makan, melihat hal tersebut tentu saja membuat hati Kafeel menjadi berbunga ia kemudian lantas melangkahkan kakinya bergegas menuju ke arah meja makan dan mengambil duduk di sana.
Dicicipinya satu persatu hidangan yang tersaji di sana, seulas senyum lagi lagi terlihat jelas menghiasi wajah tampannya kala sesendok demi sesendok makanan tersebut masuk ke dalam mulutnya.
"Rasanya sungguh luar biasa." ucap Kafeel sambil tersenyum tak henti hentinya.
Tak butuh waktu lama beberapa hidangan yang tadinya tersusun rapi kini sudah lenyap tak berbekas, Kafeel benar benar puas dengan masakan Kinara barusan membuatnya ingin makan lagi dan lagi.
Setelah selesai makan Kafeel mengangkat satu persatu piring kotor dan membawanya ke wastafel, mendadak pandangannya terhenti kala ia mengangkat salah satu piring kotor yang ternyata di bawahnya terdapat sebuah catatan kecil yang tidak Kafeel ketahui jika tidak mengangkat piring kotor barusan.
"Ini sebagai bentuk terima kasihku, tak perlu khawatir secepatnya aku akan mencari penginapan agar tidak mengganggumu."
"Tidak akan ku biarkan kamu mendapatkannya." ucap Kafeel dengan tersenyum licik setelah membaca pesan dari Kinara barusan.
*******
Taman kota
Terlihat Kinara sedang terduduk dengan frustasi sambil meminum sebotol air mineral dingin. Hari ini benar benar melelahkan Kinara bahkan sudah berkeliling dan mencari tempat penginapan yang kosong yang bisa ia tempati, namun lagi lagi selalu saja penuh hingga membuat Kinara kesal.
Diremasnya botol air mineral yang sudah habis hingga remuk lalu membuangnya ke tong sampah yang berada tak jauh darinya.
"Benar benar menyebalkan! apa tak ada satu tempat pun yang tersisa untuk ku tempati selama seminggu ke depan?" ucapnya dengan kesal.
Kinara menatap ke arah langit yang cerah dengan mata sedikit menyipit karena sinar mentari yang begitu terik. Cuaca hari ini benar benar cerah hingga bayangan akan kenangan indah yang telah ia lalui bersama Geffie dan Delisha kembali terlintas seakan berputar dan menari di tengah cuaca yang cerah siang ini.
Kinara menggelengkan kepalanya dengan keras kala menyadari apa yang baru saja melintas di benaknya.
"Apakah sesulit itu melupakan semua kenangan bersama mu? di manapun aku berada entah mengapa rasanya tak pernah bisa lepas dari mu mas." batin Kinara dalam hati sambil menyelipkan anak rambutnya yang berantakan karena tertiup angin.
Di saat pikiran Kinara sedang melayang dan berkeliaran, tiba tiba saja bangku taman di sebelahnya di isi oleh seseorang yang tanpa permisi langsung duduk di sebelahnya. Melihat hal itu tentu saja membuat Kinara tersinggung dan hendak marah.
"Kebetulan sekali kita bertemu di sini." ucap seseorang itu yang tak lain adalah Kafeel.
Kinara yang semula hendak marah seketika langsung diam karena ia terlalu malas jika harus berdebat dengan Kafeel kali ini.
"Sepertinya bukan sebuah kebetulan, apa kamu kira aku sebodoh itu?" ucap Kinara sambil memutar bola matanya jengah.
"Gadis ini mengetahuinya?" batin Kafeel kala mendengar ucapan Kinara barusan.
Kinara menghela nafasnya panjang, dengan diamnya Kafeel itu menandakan bahwa tebakannya barusan adalah benar, padahal tadinya Kinara hanya sekedar menebak saja dan tidak menyangka sama sekali bahwa tebakannya adalah sebuah kebenaran.
"Hentikan apapun yang ada di pikiran mu Kaf, masalah ku dengan mas Geffie saja belum selesai, aku tidak mau menambah masalah baru lagi." ucap Kinara kemudian.
Kafeel terdiam bingung hendak menanggapi apa ucapan Kinara karena memang apa yang di ucapkan Kinara barusan ada benarnya juga.
"Aku sedang tidak ingin menambah masalah baru untuk mu, hanya saja aku seperti merasa cocok dengan mu, apakah itu salah?" ucapnya dengan nada datar sambil menatap lurus ke arah depan.
Sedangkan Kinara yang mendengar hal itu tentu saja dengan spontan menatap ke arah Kafeel, ia tidak menyangka bahwa Kafeel akan langsung berterus terang seperti ini.
"Apakah ia ingin balas dendam kepada Nabila melalui aku?" tanya Kinara dalam hati tanpa bisa ia ungkapkan secara langsung.
"Jika kamu mengira aku ingin balas dendam terhadap Nabila kamu salah, ketertarikan ku padamu tidak ada hubungannya sama sekali dengan Nabila maupun suami mu itu." ucap Kafeel kemudian seakan menjawab pertanyaan Kinara.
"Jika tidak, lalu apa alasannya?" tanya Kinara dengan penasaran.
"Entahlah, aku sendiri juga bingung. Rasanya seperti ada sebuah magnet yang terus menarik ku untuk selalu dekat dengan mu." ucap Kafeel dengan nada yang terdengar tulus membuat hati Kinara sedikit menghangat mendengar ungkapan itu.
Kinara tahu hatinya menghangat dan bahkan terasa damai jika bersama dengan Kafeel, namun ia sebisa mungkin untuk berusaha menepis jauh perasaan itu karena baginya seseorang yang hangat akan memberikan luka yang paling dalam dari pada seseorang yang berhati dingin, dan Kinara tidak ingin jatuh ke dalam lubang yang sama, cukup sekali ia merasakannya ketika bersama Geffie.
Kinara kemudian bangkit dan menatap ke arah Kafeel cukup lama.
"Apapun yang ingin kamu mulai sebaiknya hentikan sampai di sana saja, kamu bahkan lebih mengerti posisi ku saat ini, jadi aku harap hentikan Kaf karena semakin kamu maju maka akan semakin terjal jalan yang akan kamu tempuh ke depannya." ucap Kinara kemudian melenggang pergi meninggalkan Kafeel sendiri di sana yang masih dengan setiap menatap kepergiaan Kinara hingga menghilang dari pandangannya.
"Seterjal apapun jalan itu aku akan selalu siap menempuhnya bila yang menungguku di sana adalah sebuah berlian yang tak ternilai harganya." ucap Kafeel pada diri sendiri.
Dari arah belakang Rendy melangkahkan kakinya bergegas mendekat ke arah Kafeel berada.
"Bos meeting kita akan di adakan 5 menit lagi, kita akan terlambat jika tidak berangkat sekarang." ucap Rendy ketika berdiri tepat di sebelah Kafeel dengan setelan kerja yang lengkap dan juga sebuah iPad di tangannya.
"Kau bahkan saat ini sudah merusak mood ku Ren!" ucap Kafeel dengan ketus kemudian bangkit berdiri dan melenggang pergi dari sana.
Sedangkan Rendy yang tidak tahu menahu tentang apa yang sedang terjadi lantas menggaruk tengkuknya yang tidak gatal kala mendapat sikap dingin dari Kafeel barusan.
"Apakah aku salah lagi? nasib nasib..." ucapnya pada diri sendiri kemudian melangkahkan kakinya mengikuti kemana langkah Kafeel pergi.
Bersambung