NovelToon NovelToon
Luka Yang Kau Beri

Luka Yang Kau Beri

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Patahhati
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rubi Sandi

Mempunyai keluarga yang bahagia adalah impian kasih, wanita berumur 29 tahun itu hidup sederhana,jadi ibu rumah tangga yang mengurus anak dan suami.
Setiap wanita selalu memimpikan kehidupan rumah tangga yang bahagia.
Tapi apa yang terjadi jika harapan itu dipatahkan dengan sebuah penghianatan.
" Tega kamu mas, kamu gak mikir gimana perasaan aku dan anak - anak. Dimana otak kamu mas, kamu sudah menghancurkan semuanya mas." Ucap kasih sambil menangis.
Hati wanita mana yang tidak sakit,mengetahui laki - laki yang dicintainya berbuat curang di belakangnya.
" Aku udah gak ada rasa sama kamu." Jawab Raka dengan enteng.
Kehidupan pernikahan yang di bangun itu hancur sudah,apakah masih dapat diperbaiki ?
Mampukah kasih menerima,bertahan,memaafkan atau melepaskan?
Akankah ada seseorang yang datang menghapus luka itu dan menggantinya dengan kebahagian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rubi Sandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 "Pendarahan"

Melihat mamanya yang tidak sadarkan diri, Dara ketakutan, dia berusaha membangunkan Kasih dengan menggoyangkan tubuh sang mama tapi tidak berhasil. Dara semakin histeris saat melihat darah yang mengalir di paha mamanya.

"Mama kenapa ? mama ayo bangun Dara takut mama, kaki mama berdarah ma." Ucap Dara berusaha membangunkan mamanya.

Melihat tidak ada pergerakan sang mama, Dara hanya bisa menangis dua tidak tau mau minta tolong sama siapa.

Ditengah ketakutan dan kebingungan anak perempuan berusia lima tahun tersebut, tiba-tiba terdengar bunyi bel yang menandakan ada orang yang datang. Mendengar bel berbunyi Dara segera berlari ke luar rumah dia mendekati pagar rumahnya yang terkunci dari dalam. sementara dari luar pagar ibu Dewi heran melihat cucunya berlari sambil menangis.

"Dara kamu kenapa sayang, kenapa nangis mama dimana sayang." Tanya ibu Dewi khawatir.

"Nenek, tolong mama nenek. mama sakit nenek, kaki mama berdarah, mama juga gak mau bangun-bangun nenek."Jawab Dara yang tidak mengerti dengan kondisi sang mama.

Mendengar cerita cucunya ibu Dewi langsung panik, dia segera memanggil suaminya yang masih di dalam mobil. Melihat istrinya yang memanggil Pak Adi turun dari mobil.

"Ada apa ma, apa Kasih Gak dengar makanya pagarnya belum di buka." Ucap pak Adi yang belum menyadari keberadaan cucunya.

"Kakek tolongin mama kek." Ucap Dara dengan suara seraknya.

"Pa kata Dara Kasih pingsan dan kakinya berdarah. Kita harus segera menolong Kasih pa." Ucap Bu Dewi mendengar penjelasan cucunya tadi, ia dapat menyimpulkan kalau Kasih pingsan.

"Tapi gimana caranya kita masuk ma, pagarnya saja di kunci ?" tanya pak Adi.

"Papa panjat pagar ini kemudian cari kunci pagar, kita masuk kedalam dan bawa Kasih ke rumah sakit." Ucap Bu Dewi.

Melihat suaminya yang panik dan mendadak bodoh, bu Dewi merasa geram.

Setelah mendapat pencerahan dari sang istri, pria paruh baya itu langsung memanjat pagar agar bisa masuk. Setelah berhasil pak Adi langsung bertanya pada Dara dimana biasanya orang tuanya menyimpan kunci pagar rumah mereka, beruntung Dara mengetahuinya.

Pagar sudah dapat di buka, mereka bertiga bergegas masuk kedalam rumah, dan berlari ke kamar menantu mereka.

Betapa terkejutnya Bu Dewi melihat menantu kesayangannya yang tergeletak di lantai dengan pahanya yang berdarah.

"Astaghfirullah nak, apa yang terjadi sama kamu nak. ya Allah tolong selamatkan menantu dan calon cucuku." Ucap Dewi sambil menangis.

Melihat istrinya yang masih setia menangis sambil memeluk menantu mereka. Pak Adi menyadarkan istrinya untuk segera membawa Kasih ke rumah sakit.

"Ma, udah nangisnya. Kita harus segera bawa Kasih ke rumah sakit. Papa takut menantu kita kenapa-kenapa." Ucap Pak Adi.

Bu Dewi hanya mengangguk, Karena hanya mereka bertiga yang ada di rumah tersebut tanpa berlama-lama lagi pak Adi mengangkat tubuh menantunya. Melihat kondisi Kasih dia sangat takut, Apalagi Kasih adalah menantu kesayangannya mereka. Bahkan mereka menganggap Kasih sebagai putri mereka.

Sesampai di rumah sakit, pak Adi bergegas turun memanggil perawat yang ada di sana.

"Suster tolong menantu saya pendarahan." Ucap pak Adi dengan napas yang tersengal.

Mendengar ada pasien yang membutuhkan pertolongan Para perawat langsung mendatangi mobil tersebut. Mereka segera membawa Kasih ke IGD dan di ikuti oleh pak Adi, ibu Dewi dan Dara yang masih menangis.

Sesampai di depan ruangan IGD para perawat menyuruh mereka untuk menunggu di luar.

" Kakek, mama pasti sembuhkan, kenapa mama gak bangun-bangun Dara takut ?" Tanya Dara pada pak Adi.

Pak Adi duduk di kursi tunggu yang ada di depan ruangan tersebut, kemudian menyuruh Dara duduk disampingnya. Tangannya terulur untuk mendekap tubuh kecil sang cucu, menyalurkan kekuatan agar cucunya tidak takut.

"Mama baik- baik saja sayang, Dokter sedang mengobati mama supaya mama bangun. Jadi Dara jangan nangis lagi nanti kalau mama dengar mama sedih. Terus mama susah deh sembuhnya." Ucap Pak Adi berusaha membujuk dan memberi Dara pengertian.

"Iya Kakek Dara gak nangis lagi biar mama cepat sembuh." Ucap Dara sambil menghapus air matanya.

Setelah cucunya berhenti menangis kini giliran sang istri yang menangis. Pak Adi tahu apa yang dirasakan istrinya.

Istrinya pasti merasa terpukul atas kondisi menantu mereka. Sudah jadi rahasia umum kalau mereka sangat menyayangi Kasih di banding kedua menantu mereka yang lain.

Ketika Raka datang memperkenalkan Kasih kepada mereka, ia dan istrinya langsung jatuh hati dengan Kasih. Pembawaan kasih yang sopan, ramah baik hati,. sederhana dan tidak pernah menyombongkan apa yang dia punya. Kasih juga tipe yang mudah bergaul sehingga dia langsung akrab dengan calon mertuanya waktu itu. Setelah menikah dengan Raka menantu mereka juga tidak berubah. Setiap mereka datang ke rumah anaknya, menantu mereka akan menyambutnya dengan hangat, Kasih akan menjamu dan memanjakan sang mertua ketika ada di rumahnya, membawa mereka jalan-jalan dan memperlakukan mertuanya seperti memperlakukan orang tuanya.

"Sudah dong ma nangisnya, Dara saja sudah diam. Masa kalah sama cucu." Ucap Pak Adi.

"Gimana mama mau diam pa, menantu kita ada didalam apalagi tadi papa lihat sendiri Kasih pendarahan. Bagaimana nasib cucu kita pa ? mama takut." Ucap Bu Dewi.

"Ya sudah kita berdoa saja supaya Allah melindungi menantu dan cucu kita. Sekarang yang Kasih butuhkan hanyalah doa dari kita." Ucap pak Adi mengingatkan istrinya.

Sedangkan di kantor Raka baru saja selesai meeting dengan para pemimpin perusahaan.

Karena takut menganggu jalannya acara meeting Raka membuat mode silent pada ponselnya. Karena itulah Raka tidak tahu kalau sedari tadi istrinya menghubungi.

Selesai meeting Raka kembali ke ruangannya dan melihat ponselnya.

Melihat ada panggilan dari istrinya, Raka kembali menghubungi istrinya, tapi berkali-kali Raka mencoba pemilik ponsel tidak menjawab.

Seketika rasa cemas itu muncul dia takut istrinya kenapa-kenapa.

Teringat orang tuanya yang akan datang ke rumah mereka membuat Raka berinisiatif menghubungi mamanya. Mungkin saja saat ini orang tuanya sudah sampai di rumahnya dan dia akan bertanya kenapa istrinya tidak mengangkat telponnya.

Setelah mendengar mamanya mengangkat telponnya, Raka langsung bertanya apa mamanya sudah sampai di rumahnya. Tapi bukan berita baik yang ia dapatkan, mendengar mamanya menangis sambil mengatakan kalau Kasih sedang ada di rumah sakit karena tadi kasih pingsan dan pendarahan membuat jantung Raka seolah berhenti.

Ada rasa bersalah mengapa dia tidak izin saja hari ini, sedangkan tadi pagi dia sudah melihat kondisi istrinya.

Setelah memastikan dimana Kasih di rawat, Raka bergegas keluar ruangannya tak lupa dia mengatakan kepada asisten manager keuangan yang tak lain adalah Fitri, kalau dia ingin izin karena istrinya masuk rumah sakit

"Fit, aku izin dulu. Kamu tolong bantu urus kerjaan ku Kasih di bawa ke rumah sakit dia pingsan dan pendarahan." Ucap Raka dengan cepat.

1
Leni Herawati
mbak sholat istirkoroh bukan hanya minta ujan tapi minta tunjuki
indra widiawati
Lumayan
delfastri
aduh nek jgn pura2 sakit Napa ntar malaikat lewat..tu pura2 d ijabah sama Allah.. jantungan beneran...dah tua banyak zikir aja..pake main drama lagi..pengen jadi artis ye🤭
Tri Warsiti
salam kenal ya thor
la gini dong ceritanya GK tentang kekayaan yg kadang diluar nurul ,saking kebanyakan harta 👋👍
Halimah Halimah
Biasa
Halimah Halimah
Kecewa
Ruzita Ismail
Luar biasa
Rizky Sandy
wah ketemu musuh nih,,,,
Rizky Sandy
kok Raka sih, takutnya Raka kena HIV lagi,,, diakan suka jajan,,,,, gmn sih thor,,,,
Rusmiyati
lanjut,rka belum sadar juga
Rusmiyati
lanjut bosq
Jade Meamoure
matanya mau loncat ya Arkan haha
Anonymous
Dwwcii
Indra Listiana
dasar lo yaaa
Anonymous
bagus
Npy
lalu setelah kamu geser, apa kamu pikir akan bahagia sama sprt kasih dulu? Tuhan itu Maha Adil, dimana2 jika proses kamu mendapatkan sesuatu adlh dgn cara menyakiti/mengkhianati hati/perasaan orang lain mana ada hasil akhirnya langgeng bahagia.

hadewww dasar kunyang😏
Ilham Risa: Hai kak, mampir juga yuk kak ke novel aku "benih cinta yang tak dianggap" makasih kak🙏
total 1 replies
ana
ceritanya bagus,
Dewi Dama
benerrr..sekali...
Dewi Dama
sayang y...wajah nya..korea
Dewi Dama
sedih nya...mewek...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!