CINTA SENDIRI

Semua pengorbanan pahit yang telah dilakukan Meta dan semua air mata yang ia keluarkan tak terasa berjalan mundur meninggalkan Meta. Memang benar bahwa usaha takkan menghianati hasil dan hasil butuh kegigihan untuk mendapatkannya.

Manusia yang baik ialah yang tak pernah menyerah pada keterpurukan hidupnya, semua orang yang sukses pernah mengalami titik rendah didalam perjalanan hidup, namun jangan jadikan itu kelemahan tapi sebuah cambukan sebagai langkah awal menjemput semangat.

Meta tampak cantik dengan kebaya biru dan riasan natural terasa sangat pas di wajah ayu gadis gigih ini. baju nya senada dengan perempuan paruh baya dengan hijab menghiasi wajah teduhnya. Perempuan hebat yang menjadi separuh detak jantung Meta. Ya sang ibu, wanita ini sengaja datang jauh dari Sumatera barat hanya untuk menemani dan hadir di hari penting sang Puteri, ia tak ingin melewatkan masa-masa bahagia anak-anaknya, ditemani sang putera ia akan selalu mendukung hidup Meta.

"rancak bana unni hari ko.(cantik sekali kakak hari ini)" ucap sang adik menatap kakak bangga dengan mata berbinar

"la jale, uni sapo dulu.( dah jelas donk, kakak sapa dulu)" Ujar Meta

" bisuok kalau la gadang awak nio condok uni, bisa membanggakan amak.(besok kalau sudah besar aku mau seperti kakak, bisa membanggakan ibu)" Sang adik haru, Meta balas memeluk adik laki-laki yang sang ia sayangi itu.

" bagi uni waang ala hebat, bisa manjago amak elok-elok samantaro uni jauh dinagari urang.(bagi kakak kamu sudah hebat, bisa menjaga ibu baik-baik sementara kakak jauh dinegri orang)" Meta membelai lembut kepala sang adik.

sang ibu tampak tersenyum bangga putri nya yang dahulu selalu tampak tegar dan tak pernah menangis dihadapannya kini semakin tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, Meta yang tak pernah menangis bahkan ketika dipukul sang ayah, tapi nyatanya dibelakang Meta adalah sosok yang lemah, gadis kecilnya itu selalu menyimpan tangisan dan kesedihan dibelakangnya. janjinya mulai tampak didepan wanita paruh baya ini, janji untuk menjadi kebanggaan sang ibu meski kenyataan pahit ditinggal sang ayah yang menikah lagi cukup melukai hati Meta.

Pria itu entah apa kabarnya kini, jangan untuk menanyakan kabar ia sebagai istrinya,sekedar bertanya kabar anak-anaknya saja hampir tak pernah.

'Uda, anak Kito ala gadang kini, Ndak taragak Uda manjanguak kami.' Batin wanita itu

(Abang, anak kita sudah dewasa sekarang, tidak rindukah Abang untuk melihat mereka)

kini didepan ramainya sorak-sorai manusia, Meta kecilnya kini berdiri begitu cantik dan anggun sebagai mahasiswa terbaik dengan nilai terbaik.

Bagi seorang ibu tiada lebih membahagiakan batinnya selain kesuksesan dan kebahagiaan anak-anak mereka.

***********

" amak, ini awal dari mimpi amak. Meta akan berjuang untuk amak." ucap Meta berdiri dipoduim sembari menatap sang ibu di kursi para orang tua. Diujung ruangan tanpa Meta sadari dua orang pria menatap nya dengan bangga dan penuh cinta.

Ya Rayyan yang menatapnya dengan penuh cinta sekaligus bangga pada gadis muda dihadapannya, sementara Reza tak ia pungkiri ia cukup bangga pada gadis yang pernah menjadi muridnya ini.

"semoga kamu sukses kedepannya." ucap Reza menatap Meta yang mulai merayakan kesuksesannya, dari jauh ia lihat sang adik menghampiri Meta dengan sebuket bunga di tangannya.

sakit?

entahlah Reza sendiri masih bertanya pada hatinya, mustahil bagi Reza mencintai muridnya sendiri, ya tepatnya mantan murid. Dan mustahil juga ia bisa melupakan Bella tapi gadis itu bagai hilang ditelan entah berantah.

disisi lain Rayyan memberikan Meta sebuket bunga sebagai tanda selamat dan juga berkenalan dengan keluarga Meta.

" kenalkan saya Rayyan bu, teman dekat Meta." Ucap Rayyan

" wah ganteng Yo ni cowok uni." pungkas adik Meta dan itu membuat Meta malu.

" apo ko bukan cowok uni lah, kawan ajo."

(apa nih bukan pacar kakaklah, cuma teman)

" ohh" Ujar pria muda itu mengangguk tanda mengerti.

" pacar pun tak apa-apa, ya kan Bu." Rayyan yang sedikit mengerti pembicaraan mereka ikut menimpali.

" kalau ibu, seterah Meta saja nak." Ujar ibu Meta dengan logat khas Minangnya.

"selamat ya, semoga ilmu kamu bisa berguna bagi kamu dan kehidupan kamu."

" makasih ya mas."

Rayyan mengangguk dan tersenyum.

" Meta,selamat ya." Risa menghampiri Meta.

"kamu juga ya."

" mak, anak amak hebat." puji Risa pada ibu Meta.

" Risa hebat juo nyo nak." Wanita itu memuji balik Risa.

" yuk ikut aku." Ajak Rayyan.

"kemana mas?"

"ikut saja."

" ibu sama adik aku?"

"ajak aja, kita rayain keberhasilan kamu."

" iya." Angguk Rayyan tersenyum.

"makasih mas, Ris kami undur dulu ya, enatr kita jumpa dikoss aja, yuk mak." Meta pamit pada Risa dan mengajak keluarganya ikut serta dengannya.

"kemana nak?." Tanya wanita itu pada Meta.

"jalan-jalan buk." Jawab Rayyan

Meta sangat bahagia hari ini, dan anggap saja ini sebagai pertemuan terakhir ia dengan pria yang ia pnggil mas ini sebelum ia akan kembali kekampung esok pagi.

lalu bagaimana dengan Reza dan cintanya?

akankah semua akan berhenti disini atau rasa itu akan terkubur lalu mati seiring kepergiannya.

pak Reza.

'aku harap bapak, memberi kepastian pada perasaan bapak sendiri, menanyakan pada hati bapak, apakah bapak masih mencintai mbak Bella? atau sudah ada saya di hati bapak? Meta harap bapak bijak karena apapun keputusan bapak akan Meta hargai dan tentunya itu menentukan masa depan kita berdua✓

Meta mengirimkan pesan pada Reza.

anggap saja zaman memang sudah terbalik, karna bagi meta cinta itu harus diperjuangkan , ia harus menahan Ego dan harga diri hanya untuk mengejar pria seperti Reza, yang kaku layaknya es dan es itu lah yang menyejukkan hati Meta.

jika Reza masih sama, apakah yang akan ia lakukan karena nyatanya cinta memang bukan untuk dipaksa.

*********

waohhh akhirnya, sorry ya guys, insyaallah jika banyak yang like, comment and vote saya akan up setiap hari.