NovelToon NovelToon
Ku Luluhkan Hati Suamiku, Dengan Doa Sepertiga Malam

Ku Luluhkan Hati Suamiku, Dengan Doa Sepertiga Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Bunda sri ana

Mampuhkan sesosok wanita muslimah itu menaklukkan hati suaminya yang berhati dingin melalui doa malam nya, berhasilkah atau sebaliknya yang akan terjadi di dalam pernikahan mereka hasil perjodohan itu.



Dan bagaimana kelanjutannya ikuti terus kisahnya ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda sri ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16.

Tepat jam 07.00 pagi, Laila sampai di sekolah dengan selamat lalu memarkirkan motornya di parkiran khusus guru. dan berjalan ke arah ruangan guru saat ia tengah berjalan banyak anak anak murid Laila  yang memangil laila.

" Pagi buk guru Laila." Ucap anak kecil,cewek dengan rambut di kucir,dan tas bewarna ping, dengan 4 orang temennya.

" Walaikumsalam anak anak ibu." jawab Laila dengan senyuman manis, menyapa anak anak didik nya tersebut sambil menggelengkan kepalanya karna tidak menjawab salamnya.

Sedangkan anak yang awal menyapa dirinya,hanya cengengesan saja, diikuti oleh temannya.

"Assalamualaikum, bu hehehe, kalau gitu kami ke lapangan dulu ya Bu Laila, karena upacara akan di segera dimulai." tutur anak itu di ikuti oleh temanya.

" Iya nak,silakan nanti ibu juga akan kesana.

Lalu anak tersebut pun menyalami tangan Laila satu persatu, lalu pergi ke lapangan, tempat upacara. dan Laila pun melanjutkan masuk ke ruangan guru.

" Assalamualaikum."

" Walaikumsalam." jawab guru yang ada di dalam tersebut.

Setelah itu Laila pun duduk di bangku miliknya,dan menyimpan tas dan juga menyimpan bekal yang ia bawa dari rumah di bawah laci.

Dan tak lama setelah Laila datang,ayu dan citra pun juga baru sampai.

" Assalamualaikum, selamat pagi buk Laila cantik," ucap citra yang menyapa Laila.

" Walaikumsalam salam juga kedua sobat ku,yang paling cantik juga."

" Makasih juga loh."

" Sama-sama, setelah itu mereka pun tertawa bersama. Dan tak lama kemudian bel sekolah pun berguna menandakan upacara akan segera.

"Ya udah yuk, sekarang kita ke lapangan, upacara bentar lagi akan dilakukan." tutur ayu pada dua sahabatnya.

Dan setelah itu pun mereka bertiga keluar dari kantor guru dan diikuti oleh guru-guru lain, maupun itu guru laki ataupun guru perempuan.

Saat Laila,ayu,dan, citra jalan menuju lapangan, mereka bertemu dengan guru baru yang tak lain ia lah Gibran Pratama yang juga akan menuju lapangan buat melaksanakan upacara bendera.

" Masya Allah gantengnya calon imamku."

"Iya pangeran berkuda, yang turun dari langit."

"Sungguh membuat mata menjadi segar.

"Aduh bang adik meleleh bang, melihat tubuhmu yang sungguh atletis itu, walaupun tanpa senyuman di wajah tanpamu bang, adek tetap terpesona."

Kata guru yang mengunjing,membicarakan guru baru tersebut dan mengagumi sampai ada yang mengincar pria itu untuk menjadi calon imam.

Sama dengan ayu dan citra yang terpesona dengan guru baru tersebut, namun tidak dengan Laila yang cuek tampa memperdulikan pria itu. malahan Laila sering menundukan pandangan ketika pria tersebut melihat dirinya dengan tatapan tajam yang begitu dalam membuat Laila begitu risih.

"Hemm, kalian mau ikut ke lapangan atau mau di sini aja melihat guru itu. kalau memangmasih mau melihat pria itu ya udah aku duluan ya ke lapangan,kamu tungguin aja dia sampai dunia berputar." ujar Laila dan pergi meninggalkan citra dan ayu yang masih terpesona oleh pria itu.

Dan setelah mengatakan itu Laila pun pergi sendiri menuju lapangan meninggalkan dua sahabat yang masih terkagum-kagum dengan guru baru tersebut.

Dan ketika Laila sudah menjauh barulah sahabatnya itu baru sadar, sudah ditinggal oleh Laila.

" Hey, Laila kenapa kamu tinggalin kami." Barulah setelah itu mereka pun berlalu berlari-lari mengejar laila yang sudah sampai di lapangan, dengan nafas yang ngos-ngosan karena berlari kenceng.

" Hah hah hah, kamu ini Laila, meninggalkan kami saja ,Untung saja kami berlari kalau nggak mungkin sudah ketinggalan." Ujar citra yang mengomeli Laila sama dengan ayu.

"Makanya kalian itu kalau melihat cowok jangan sampai kayak gitu, dapat dosa tahu ya udah dari pada aku nungguin kalian yang terpesona pada pria itu mendingan aku pergi aja duluan dari pada melihat yang tidak halal bagi kalian, dan haram." jawab Laila. Dengan tegas pada kedua sahabatnya. Sedangkan Citra dan Ayu hanya menekuk bibirnya, seperti bebek, karena kesal dengan Laila.

Setelah itu pun upacara dilaksanakan kedua sahabatnya pun masih saja menekuk mukanya dengan masam,karena tidak terima dengan perkataan Laila. namun Laila sendiri tidak peduli karena itu juga dengan mmereka berdua, buat apa pemandangi yang tidak halal bagi mereka, lebih baik mencari yang halal langsung nikah saja, tidak membuat banyak dosa kalau sudah sah. Seperti dirinya, walaupun pernikahannya tidak sesempurna pernikahan orang lain, karena sang suami belum menerima dirinya dengan sepenuhnya, namun Laila sendiri sudah berjanji akan mencintai sang suami dengan hati yang tulus apapun keadaan masa lalunya.

Mengingat akan pernikahannya sendiri, laila  hanya tersenyum miris pada hidupnya sendiri, yang berjuang sendirian untuk mencintai sang suami, sedangkan suaminya sendiri seperti tidak ada niat untuk membuka hatinya buat dirinya yang siang malam dia panjatkan doa agar dibukakan pintu hati sang suami, namun apalah daya kalau di antara salah satunya tidak ada yang sama-sama bekerja sama, akan terasa sulit kedepannya.

"Astaghfirullahaladzim, kenapa aku malah memikirkan pernikahanku sih, di saat-saat aku sedang upacara ayo laila  lupakan lupakan, fokus aja apa yang sedang kamu lakukan sekarang itu mah belakangan saja.

Dan Laila pun kembali fokus pada upacara tersebut, dan yang membikin kaget lagi, guru baru tersebut yang akan menjadi pembicara di depan kali ini,membuat Laila menjadi risih ketika mata Gibran memandang lekat dirinya.

"Astaghfirullahaladzim ya Allah kenapa dia melihatku seperti itu, apa yang sedang pria itu lihat dariku sejak pertama bertemu pun seperti itu juga, membuat aku tidak betah sama sekali. namun tuntutan pekerjaannya tidak memungkinkan aku untuk keluar secepatnya dari sekolah ini." ucap laila dalam hati. Sambil menundukkan pandangan nya ke bawah, tanpa melihat ke depan.

Sedangkan para guru-guru muda lainnya dan tentunya juga pada sahabatnya yang begitu mengagumi dan terpesona dengan ketampanan seorang Gibran Pratama yang  membuat seluruh guru yang muda maupun yang tua mengagumi dirinya. Laila hanya menghalang nafas dengan kasar melihat tingkah-tingkah mereka yang seperti itu.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, terima kasih atas partisipasi yang ibu dan bapak berikan, dan menerima saya untuk menjadi guru di sekolah ini. Dan saya juga berterima kasih kepada bapak kepala sekolah yang sudah berkenan menerima saya untuk mengabdi di sini, untuk sementara waktu, dan juga dalam rangka olimpiade yang akan dilakukan oleh setiap kelas, mewakili satu orang untuk maju bersaing dengan peserta lainnya. Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan kurang lebihnya saya mohon maaf apabila taufik wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." kata Gibran dengan panjang lebar sambil menatap semua yang ada di depannya, tidak terkecuali laila yang sejak tadi menundukkan kepalanya.

Namun tatapan kedua mata Gibran tidak lepas dan tetap lagi layangan masih menundukkan pandangannya ke bawah tanpa melihat ke depan tidak seperti guru-guru lainnya yang memandang dirinya dengan tatakan terpesona dan jugu kagum, namun berbeda dengan wanita itu,  yang menjadi alasan salah satu Gibran menatapnya tidak henti-henti,apalagi sejak pertama kali bertemu di ruang rapat waktu pertama kali ia masuk seperti ada yang istimewa dan berbeda dari wanita itu, dari wanita lainnya.

....

1
Eeris Punde
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!