NovelToon NovelToon
Hot Apocalypse

Hot Apocalypse

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Persahabatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Hari Kiamat / Toko Interdimensi
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rifky Aditia

Pada tahun 2050, bumi dilanda kekeringan dan suhu ekstrem. Keitaro, pemuda 21 tahun, bertahan hidup di Tokyo dengan benteng pertahanan anti-radiasi. Namun, tunangannya, Mitsuri, mengkhianatinya dengan bantuan Nanami, kekasih barunya, serta anak buahnya yang bersenjata. Keitaro dibunuh setelah menyaksikan teman-temannya dieksekusi. Sebelum mati, ia bersumpah membalas dendam.

Genre
Fiksi Ilmiah, Thriller, Drama

Tema
1. Pengkhianatan dan dendam.
2. Kekuatan cinta dan kehilangan.
3. Bertahan hidup di tengah kiamat.
4. Kegagalan moral dan keegoisan.

Tokoh karakter
1. Keitaro: Pemuda 21 tahun yang bertahan
hidup di Tokyo.
2. Mitsuri: Tunangan Keitaro yang mengkhianatinya.
3. Nanami: Kekasih Mitsuri yang licik dan kejam.
4. teman temannya keitaro yang akan
muncul seiring berjalannya cerita

Gaya Penulisan
1. Cerita futuristik dengan latar belakang kiamat.
2. Konflik emosional intens.
3. Pengembangan karakter kompleks.
4. Aksi dan kejutan yang menegangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifky Aditia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12: PARTNER BARU

Dengan langkah pincang, Keitaro dan Kenta berjalan keluar dari lorong goa yang gelap. Cedera akibat pertarungan dengan beruang besar tadi masih terasa, meskipun mereka sudah membalut luka-luka mereka seadanya. Sementara itu, beruang besar yang telah menjadi teman baru mereka mengikuti dari belakang, suaranya berat namun langkahnya lembut.

Keitaro menyeka keringat di dahinya sambil menoleh ke arah beruang itu. "Kau tahu, aku masih tidak percaya kita berhasil menjinakkan makhluk sebesar ini."

Kenta, yang terpincang-pincang di sebelahnya, tersenyum kecil meskipun wajahnya masih terlihat lelah. "Ya, dan aku juga tidak percaya"

Beruang besar itu tiba-tiba berhenti. la menundukkan badannya di depan mereka, seolah-olah mengisyaratkan sesuatu.

Keitaro dan Kenta saling bertukar pandang dengan kebingungan.

"Apa yang dia lakukan?" tanya Kenta.

Keitaro menggaruk kepala, mencoba memahami. "Mungkin... dia ingin kita naik ke punggungnya?"

Kenta memandang beruang itu dengan ragu. "Kau yakin? Maksudku, dia baru saja mencoba membunuh kita beberapa jam yang lalu."

Keitaro mendekat dengan hati-hati, mengelus kepala beruang itu. "Dia kelihatan seperti menyesal. Lagipula, dia sudah jadi teman kita sekarang, kan?"

Setelah beberapa saat, mereka akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran beruang itu. Dengan susah payah, Keitaro dan Kenta memanjat punggung beruang besar tersebut. Ketika mereka sudah duduk dengan nyaman, beruang itu berdiri tegak dan mulai berjalan menuju pintu keluar goa.

"Ini seperti naik kuda, tapi lebih besar," gumam Kenta sambil mencoba menjaga keseimbangan.

Beruang itu membawa mereka keluar dari goa, dan sore hari menyambut mereka dengan sinar matahari yang hangat. Namun, beruang itu tidak berhenti di sana. la terus berjalan, kali ini mengarah ke luar hutan.

"Kau pikir dia tahu tujuan kita?" tanya Kenta.

Keitaro tersenyum kecil. "Sepertinya dia lebih pintar dari yang kita kira."

Setelah perjalanan yang cukup lama, mereka akhirnya sampai di tepi hutan. Beruang itu berhenti sejenak, menoleh ke arah mereka dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Sepertinya dia ingin kita turun di sini," kata Kenta, bersiap untuk turun.

Namun, saat mereka mencoba turun, beruang itu mengeluarkan suara pelan dan menggerakkan tubuhnya, seolah-olah melarang mereka.

Keitaro menghela napas sambil tersenyum.

"Baiklah, kawan. Kalau kau ingin mengantar kami sampai rumah, kami tidak akan menolak."

Singkat cerita mereka telah tiba dipinggir kota.

Beruang itu melanjutkan perjalanannya, kali ini memasuki jalan setapak yang berada diluar kota. Keitaro dan Kenta harus berhati-hati, mencoba menghindari keramaian sebanyak mungkin. Karna jika warga kota melihat mereka menunggangi beruang besar, itu pasti akan menimbulkan kekacauan.

Setelah beberapa jam perjalanan yang penuh kehati-hatian, mereka akhirnya tiba di gubuk sederhana milik Keitaro. Namun, kejutan lain menunggu mereka di sana.

Di depan gubuk, berdiri dua wanita.

Mitsuri dan Tatsumi. Wajah mereka berubah saat melihat Keitaro dan Kenta turun dari punggung beruang besar.

"Apa-apaan ini, bagaimana bisa kamu menjinakkan beruang?" seru Mitsuri dengan nada takut bercampur terkejut.

Keitaro melirik Mitsuri dengan dingin, tidak sedikit pun tersenyum. "Apa yang kalian lakukan di sini?"

Mitsuri, yang awalnya gugup, segera mengganti ekspresinya menjadi lembut. la mencoba mendekat, namun menjaga jarak dari beruang besar. "Keitaro, aku hanya ingin memperbaiki hubungan kita. Aku mengaku bahwa aku memiliki hubungan gelap dan mengkhianati cinta kita, maafkan aku, aku ingin memperbaiki semuanya. Kita bisa melanjutkan rencana pernikahan kita."

Tatsumi, yang berdiri di belakang Mitsuri, ikut berbicara. "Dia benar, Keitaro. Mitsuri sangat menyesal. Dia hanya ingin semuanya kembali seperti dulu."

Keitaro segera menggunakan kemampuan auranya

seperti tebakannya tidak ada niat baik sedikit pun dihati mereka. warna auranya ungu pekat yang berarti niat buruk.

keitaro melipat tangannya di dada, menatap Mitsuri dengan tatapan tajam. "Jangan bodoh, Mitsuri. Aku tahu apa yang kau incar. Kau hanya menginginkan uangku kan?"

Mitsuri berpura-pura menangis, menutupi wajahnya dengan tangan. "Itu tidak benar! Aku mencintaimu, Keitaro!"

Kenta, yang berdiri di sebelah Keitaro, berbisik pelan. "Siapa mereka?"

Keitaro menjawab dengan suara rendah, hanya cukup untuk didengar oleh Kenta. "Itu Mitsuri, yang pernah kuceritakan, lalu dibelakangnya Tatsumi, teman dekatnya.

Mendengar itu, Kenta mulai menatap Mitsuri dengan tatapan penuh amarah.

Keitaro menghela napas panjang sebelum berbicara lagi dengan suara tegas. "Pergi dari sini, Mitsuri. Kembali saja ke selingkuhanmu, Nanami. Aku tidak punya waktu untuk drama ini."

Mitsuri terdiam, wajahnya berubah pucat. Tatsumi mencoba membujuk Keitaro lagi, tapi beruang besar itu mengeluarkan suara geraman rendah, cukup untuk membuat mereka berdua melangkah mundur.

Keitaro menatap mereka dengan dingin. "Jika kalian tidak pergi sekarang, aku akan menyuruh dia memakan kalian."

Ancaman itu cukup untuk membuat Mitsuri dan Tatsumi lari terbirit-birit, dengan Mitsuri yang pura-pura menangis sepanjang jalan.

Setelah mereka pergi, Keitaro menghela napas panjang dan menepuk bahu Kenta. "Ayo masuk. Tapi sebelum itu..."

Keitaro membuka sistem dan membeli makanan kaleng lagi. Ia memberikannya kepada beruang besar itu sambil tersenyum. "Ini untukmu, kawan. Terima kasih sudah mengantar kami sampai rumah."

Beruang itu memakan makanan itu dengan senang hati, lalu akhirnya duduk di luar gubuk dengan tenang. Keitaro dan Kenta masuk ke dalam gubuk, merasa lega akhirnya bisa beristirahat setelah hari yang panjang dan penuh kejutan.

malamnya saat mereka duduk di lantai, mencoba bersantai setelah perjalanan panjang, tiba tiba suara geraman dari luar menggema.

Keitaro dan Kenta langsung terkejut.

"Beruang itu kenapa?" tanya Kenta

Mereka segera berlari ke pintu gubuk dan membukanya. mereka melihat beruang

itu berdiri dengan tubuh tegap, dan matanya menatap tajam ke arah kejauhan.

"Ada apa?" gumam Keitaro sambil menyipitkan mata, mencoba melihat lebih jelas apa yang dilihat beruang itu.

Di ujung jalan yang remang-remang, beberapa orang mulai terlihat. Ketika mereka semakin mendekat, Keitaro mengenali siapa mereka.

Mitsuri telah kembali, tetapi kali ini Mitsuri tidak dengan tatsumi. Di sebelahnya berdiri Nanami, selingkuhannya, seorang pria dengan senyum angkuh dan tubuh tegap. Nanami tidak datang dengan tangan kosong ia membawa beberapa anak buah bersenjata lengkap.

Mitsuri, dengan ekspresi puas, memeluk lengan Nanami. la tersenyum licik, seolah kemenangan sudah ada di tangannya.

"Hei Keitaro, Jika kau tidak mau melanjutkan hubungan kita, maka lebih baik kau mati saja."

Kenta, yang berdiri di samping Keitaro, tampak terkejut. "Apa-apaan itu? Sifatnya berbeda dengan sore tadi!"

Keitaro hanya tersenyum dingin. la melangkah maju sedikit dan menatap Mitsuri dengan mata penuh kebencian. "Akhirnya kau menunjukkan sifat aslimu, Mitsuri. Aku sudah lama menunggu untuk melihat senyuman licikmu itu kembali."

Mitsuri terdiam kebingungan apa yang dimaksud keitaro, tetapi Nanami, yang merasa tersinggung oleh sikap Keitaro, tiba-tiba mengangkat pistolnya. "Kau banyak bicara, Keitaro," katanya sambil menekan pelatuk.

Bang!

Tembakan melesat, hampir mengenai kepala Keitaro. Namun, Keitaro dengan sigap menghindar, peluru itu hanya mengenai dinding gubuk.

Geraman keras terdengar. Beruang besar itu, yang berdiri siap bertarung, langsung mengamuk melihat keitaro dalam bahaya. la berlari dengan kecepatan luar biasa ke arah Nanami dan anak buahnya.

"Tembak beruang itu!" teriak Nanami panik, memerintahkan anak buahnya untuk menyerang.

Suara tembakan terdengar berkali-kali, tetapi beruang itu tidak terpengaruh. Peluru-peluru itu hanya seperti gigitan nyamuk baginya. Dengan satu sapuan cakar, ia menjatuhkan salah satu anak buah Nanami, membuatnya terlempar beberapa meter.

"Dia monster!" teriak salah satu anak buah Nanami sambil mencoba melarikan diri.

Namun, tidak ada yang bisa lolos. Beruang itu menyerang mereka satu per satu, menghancurkan formasi mereka dengan mudah. Jeritan ketakutan memenuhi udara malam, dan darah mulai mengalir di tanah.

Kenta, yang menyaksikan semuanya dari kejauhan, tampak terkejut sekaligus kagum. "Beruang itu... dia benar-benar melindungi kita."

meskipun puas melihat Nanami dan anak buahnya mendapat balasan, keitaro menyadari bahwa situasi ini tidak seperti rencana balas dendamnya yang ingin membuat mitsuri dan Nanami tersiksa saat kiamat panas nanti.

Nanami, yang ketakutan melihat anak buahnya mati satu per satu, segera menarik tangan Mitsuri. "Kita harus pergi dari sini!" katanya sambil menariknya ke arah mobil.

Mitsuri hampir pingsan melihat keganasan beruang itu. la hanya bisa mengikuti Nanami dengan langkah goyah.

Beruang itu yang masih diliputi amarah, mengejar mereka. Dengan kecepatan luar biasa, ia hampir mencapai mobil mereka.

namun Keitaro berteriak dari kejauhan

"Berhenti! Kembali ke sini!"

Beruang besar itu mendengar suara Keitaro dan berhenti di tengah jalan. la menoleh, masih dengan nafas berat dan mata penuh kemarahan. Namun, perlahan ia berbalik dan berjalan kembali ke arah Keitaro.

Ketika beruang itu sampai di hadapan mereka, Keitaro mengelus kepala makhluk besar itu. "Tenanglah, semuanya sudah selesai. Kau sudah melindungi kami."

Beruang itu akhirnya duduk, menundukkan kepala seolah-olah meminta maaf atas kekacauan yang terjadi.

Kenta menepuk bahu Keitaro. "Kita benar benar beruntung memiliki tim yang kuat."

Keitaro mengangguk sambil tersenyum kecil. "Ya. dia sudah seperti keluarga kita sekarang."

keitaro segera mengobati beruang itu dengan hati hati, lalu mereka menyembunyikan tubuh tubuh anak buah Nanami sebelumnya. setelah itu mereka melanjutkan istirahatnya didalam gubuk

Namun, satu hal yang pasti-pertarungan mereka belum selesai. Mitsuri dan Nanami mungkin telah pergi, tetapi mereka pasti akan kembali dengan rencana yang lebih berbahaya.

1
dewi_oetari14
bagus cerita nya. jarang ada cerita bencana gini, sama seperti cerita akhir jaman
Gear 5
Update bang
Mizuu
noo keitaroo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!