"Hah koq Bisa sih Lo Sama Kak Reyvan?" ~Naya~
"Gue Juga Mana Tau, Ternyata Nyokap Gue Sahabat Nyokap Lo Nay, Dan Gue udah dijodohin Sama Kak Rey dari Kecil" ~Sasha~
.
.
"Kamu Harus Ingat ya, pernikahan ini hanya sebatas kontrak tiga tahun, tidak ada Hak dan Kewajiban dalam Pernikahan ini" ~Reyvan~
"Aku Mengerti Kak, Maaf" ~Sasha~
.
.
"Kamu Terlalu Baik Untuk Reyvan, Jika Kesempatan Datang diawal Padaku, Aku Akan Ambil Kesempatan Untuk Menikahimu dan Tidak Mengabaikanmu" ~Radit~
"Biarlah Seperti ini Mas, Aku Tak Mengapa" ~Sasha~
.
.
"Sha.. Lo Berhak Bahagia" ~Fitto~
"Gue Udah Gak Mikir Bahagia Fit, Dari Bokap Gue Selingkuh dan Pernikahan Gue yang Sakral Berubah Menjadi Pernikahan Kontrak, Gue Udah Gak Mikir Bahagia" ~Sasha~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEGALAUAN REYVAN
"Shaa.. Gak bisa begini Sha" Naya mulai terpancing untuk berbicara, mencoba membela sahabatnya itu.
Naya sangat khawatir terhadap Sasha, dia sangat tau percis kelakuan Reyvan,kakaknya itu, dia juga seorang perempuan, merasakan sakit jika dirinya berada diposisi Sasha, terlebih Sasha adalah sahabatnya sudah hampir tujuh tahun ini.
Sasha terus meyakinkan Naya, bahwa semua akan berjalan dengan baik dan yakin kalo Reyvan sebenarnya adalah pria yang baik.
Menjelang sore, Sasha pamit untuk pulang bersama Fitto,
"Bun, Sasha pamit ya, Sasha pulang bareng Fitto"
Reyvan yang sedari tadi diam tapi terus memperhatikan Sasha mencoba berbicara.
"Sha biar aku antar aja ya"
"Eh gak usah Kak, rumah aku sama rumah Fitto kan deket, jadi kami searah"
Reyvan terlihat ingin berbicara lagi, tapi tertahan setelah mendapat penolakan dari Sasha.
Pada akhirnya Sasha pulang bersama Fitto, Bunda meminta Sasha untuk datang kembali besok menemaninya.
"Sha, gue bingung sama lo, kenapa lo nerusin pertunangan lo sama Kak Rey?" Tanya Fitto yang duduk dibelakang kemudi sambil fokus menyetir.
"Ada nyawa yang harus gue jaga Fitt, gue gak mau bunda kenapa-napa"
"Shaaa, kenapa sih lo slalu mikirin perasaan orang tapi lo gak mikirin perasaan lo sendiri"
"Gue bisa apa Fitt?? bunda punya harapan besar ke kak Rey, bunda ingin kak Rey berubah"
"Ya tapi lo ga cinta sama kak Rey Sha, lo bahkan tau bejatnya kak Rey kaya gimana, dia bisa tidur sama setiap cewek yang jadi pasangannya, gue gak bisa bayangin sahabat gue jatoh kepelukan pria brengsek macam Kak Rey!!"
Sasha terdiam, mencoba mencerna setiap perkataan Fitto kemudian menghela nafas,
"Gue tau Fitt, gue tau pria macem apa yang akan nikahin gue, tapi gue lihat ada sisi baik dari kak Rey, setiap orang bisa berubah Fitt"
Hampir empat puluh menit mereka dijalan, akhirnya Sasha tiba di rumahnya, Fitto langsung pamit pulang karna hari sudah hampir senja. Sasha masuk kekamarnya dan membersihkan diri, mencoba berendam didalam bathtub nya dengan menambahkan aromateraphy vanilla untuk menenangkan pikirannya.
Selesei dengan ritual bersih-bersihnya, Sasha bergegas turun untuk makan malam.
sesekali sambil mengerjakan tugas tugas ringan yang diberikan oleh dosen.
Sementara diluar rumah Sasha, mobil Reyvan sudah berada didepan gerbang rumah Sasha, security tidak berani membukakan pintu gerbang mengingat kejadian terakhir, majikannya menyuruh Reyvan untuk keluar dari rumahnya.
"Pak saya mau ketemu Sasha"
"Maaf pak Rey, saya harus tanya dulu non Sasha ya, mohon tunggu sebentar".
Security bernama Pak Edi itu langsung masuk kedalam rumah, dan menghampiri Sasha yang sedang duduk di ruang Tv sambil memangku laptopnya.
"Non Maaf, diluar ada Pak Reyvan, saya belum bukakan gerbang, nunggu ijin dari Non Sasha dulu"
Sasha tampak terkejut, kenapa Reyvan bisa sampai kerumahnya, bukankah harusnya dia dirumah sakit menjaga bunda.
"Suruh masuk aja Pak" Titah Sasha.
Tak lama Reyvan masuk dengan ragu, dan menyapa Sasha.
"Shaa"
Sasha mendongak kearah Reyvan,
"Duduk kak"
Reyvan duduk percis disamping Sasha namun tetap berjarak.
"Bunda sama siapa kak?"
"Sama Billy dan Naya, besok kita ya Sha jagain bunda di rumah sakit, mau kan?"
Sasha hanya mengangguk,
"Kakak mau minum apa?"
"Gak usah Sha, aku cuma mampir aja lihat kamu"
"Lihat aku emang aku kenapa kak?"
Reyvan diam, seolah tak percaya diri,
"Kamu gak marah sama aku Sha?"
"Marah sih marah kak, cuma ya mau gimana resiko aku hubungan sama orang yang belum move on"
"Sha.. Maaf" lirih Reyvan,
Lama Sasha terdiam, lalu berkata,
"Berubahlah Kak, kasian Bunda"
"Kamu ngelakuin ini karna Bunda Sha?"
Sasha mengangguk,
"Ada banyak hati yang harus aku jaga Kak, terlebih nyawa Bunda. Naya masih manja sama Bunda, aku gak bisa mikirin klo terjadi apa-apa sama bunda, gimana dengan Naya"
"Kenapa kamu baik banget Sha, aku dah nyakitin kamu banget"
"Aku sayang sama Naya dan Fitto, mereka teman bertumbuh aku dari tujuh tahun yang lalu, aku berbagi kisah dan kehidupan bersama mereka, jelas aku ingin melakukan yang terbaik juga untuk mereka"
Reyvan terdiam, hatinya semakin merasa bersalah, gadis disampingnya itu adalah gadis terbaik yang pernah ia temui.
Hatinyapun merasa menghangat, namun dirinya merasa tidak pantas bersanding dengan gadis sebaik Sasha.
"Kak, udah makan?" tanya Sasha memecahkan keheningan.
"Udah Sha, tadi sempat makan bareng Billy"
Reyvan mengeluarkan cincin Sasha dari sakunya, kemudian memberikannya pada Sasha.
"Cincin kamu Sha, pake lagi ya" Reyvan meraih tangan Sasha dan memakaikan cincinnya kembali.
Sasha tidak menolaknya, "Makasih Kak"
"Aku pulang ya Sha, besok aku jemput ya, besok libur kan?"
"Libur kak kan Sabtu, mau jemput jam berapa Kak?"
"Sekitar jam sepuluh ya Sha"
"Oke"
Reyvan berpamit pulang, Sasha mengantar hingga kedepan teras,
"Hati-hati kak"
Reyvan tersenyum dan mengusap puncak kepala Sasha kemudian masuk kedalam mobilnya meninggalkan rumah Sasha.
"Gimana bisa dia sebaik itu sama gue" Gumam Reyvan dalam hatinya sambil fokus mengemudi.
Ponsel Reyvan berdering, terlihat nama Sherin menelpon Reyvan. Dia merasa malas mengangkatnya, namun dari tadi Sherin terus menelpon Reyvan akhirnya Reyvan mengangkatnya.
"Iya Rin?"
"Darl, kamu kemana aja, katanya mau telpon aku, tapi seharian aku tungguin ga ada telpon dari kamu" (Dengan nada manja)
"Maaf Rin, bunda masuk rumah sakit, aku sibuk seharian dirumah sakit"
"Oh gitu, aku kira kamu mau lari dari aku lagi Rey"
Reyvan terdiam.
"Rey, kapan kita akan bertemu lagi?"
"Nanti ya Rin, aku fokus dulu sama kesehatan Bunda, Sudah ya Rin, nanti tunggu aku yang telpon, kamu jangan telpon aku duluan"
Reyvan mematikan ponselnya.
Reyvan tiba dirumahnya dan dengan segera membersihkan diri, setelahnya Reyvan duduk di tepi ranjang sambil memandangi snowball berisikan panda yang sedang ia genggam, snowball yang sama percis dia berikan untuk pacar masa kacilnya.
"Little, kamu dimana, pasti kamu sudah menjadi dewasa, apa kamu punya pacar yang baik? apa kamu masih ingat denganku?"
Reyvan lalu merebahkan tubuhnya diatas ranjang, memejamkan matanya dan tertidur, dia sangat ingin berpisah dari Sherin dan membuka lembaran baru dengan Sasha, menjadi pria yang baik yang diharapkan oleh orang tuanya. Namun hatinya tak menentu, bukan karna Sherin, bahkan Reyvan tidak pernah mencintai Sherin, dirinya belum pernah lagi jatuh cinta, hatinya slalu memikirkan cinta masa kecilnya, bertahun-tahun Reyvan terus mencari Littlenya itu, namun tidak ada jejak, bahkan namanya pun dia tidak tau.
Dengan siapa akhirnya Reyvan hidup, itu sama sekali tidak berpengaruh dalam hatinya, tapi disisi lain, Sasha mampu membuat dirinya nyaman, beda saat bersama dengan Sherin, hanya kenafsuan yang berada dalam pikirannya.
.
.
.
.
...Tinggalkan Like dan Komentar ya Agar Author Semakin Bersemangat Up Ceritanya"...
tanya pada diri thor jika suami salah paham dan pergi jauh dan sesudah salah paham itu jelas suami tetap tidak pergi bertahun2 dia disana hidup tenang saja dan kau disini terus mencari kayak orang gila, dan setelah bertemu suami terus mengabaikan mu apakah kau masih mau mengejar cinta suami kayak gitu dan mau jadi pengemis cinta
tanyakan pada diri thor
jadi novelis netral bukan hanya melihat dari sudut pandang pemeran utama wanita saja tapi nilai juga dari sudut pandang pemeran utama pria, biar novel mu tidak egois
reyvan salah dan dia udah medapat balasan setimpal tapi apakah shasa tidak melakukan kesalahan, jawaban shasa banyak melakukan kesalahan tapi egoisnya novel ini dan author malah membenarkan semua kesalahan shasa
maaf bacanya lompat2,,