Bunga Berdarah

Disisi lain rumah besar Kepala Desa Huang terlihat Nona Xiu Xiu yang sedang termenung sendiri sambil memandangi bayangan bulan purnama yang jatuh ke air danau.Gadis manis ini sepertinya sedang menanti seseorang yang akan datang ke tepi danau barat laut kaki gunung Huang.Dan, benar saja karena tak lama kemudian datanglah Kepala Desa Huang ke tempat gadis itu berada.

"Xiu Xiu,Aku tahu bahwa kamu merasa kecewa sekali dengan perjodohan yang telah Aku atur dengan baik di tahun ini yang seharusnya menjadi milikmu namun siapa menduga bahwa kita kedatangan seorang pria manusia biasa dan menjadi pilihan yang ditakdirkan untuk menjadi pasangan Tuan Putri Li Er dari para leluhur Desa Huang kita.Karena itulah Aku meminta maaf kepadamu dengan memberikan tusuk konde ini sebagai ungkapan rasa bersalah ku kepadamu." kata Kepala Desa Huang mengulurkan benda bentuk pipih dengan di atasnya terdapat ukiran bunga plum yang cantik kepada Nona Xiu Xiu yang menghadapinya.

Nona Xiu Xiu menghela napas dalam-dalam sebelum mengambil tusuk konde bunga plum dari Kepala Desa Huang Ji untuknya, lalu berkata."Ah, ya tak apa lah, Perdana menteri Huang..., Aku mengerti akan apa yang menjadi kesulitanmu sebagai kaki tangan dari Ratu Hantu Kaki Gunung Huang."senyumannya membuat hati Kepala Desa Huang Ji menjadi lega.

"Terimakasih atas pengertianmu, Xiu Xiu." kata pria paruh baya itu dengan senyuman lega di wajahnya.

Xiu Xiu tersenyum gembira untuk Kepala Desa Huang Ji merasa tenang.Ia mengalihkan perhatian dari air danau di depannya ke arah kamar di seberang danau yang merupakan kamar Nyonya Besar Deng.Hal ini membuat Kepala Desa Huang Ji mendekatinya dan memberikan kertas kecil warna putih kepadanya.Ia terkesiap sesaat sebelum menganggukan kepalanya untuk mematuhi perintah dari Kepala Desa Huang Ji untuknya.

***

Di tengah malam yang sangat larut dan berkabut, Xiu Xiu mendatangi kamar tamu khusus untuk Eddy Chen. Gadis itu menaruh serbuk mutiara dari kertas kecil warna putih di tangannya ke dalam teko air di atas meja bundar di tengah-tengah kamar tamu yang ditempati oleh pemuda tampan itu.Kemudian, Gadis itu melayang keluar dari kamar tamu khusus untuk Eddy Chen dengan cepat dan menembus jendela di samping kanan kamar tamu itu.

Selang lima menit kemudian, Eddy Chen terbangun dari tidurnya karena pemuda ini merasakan haus dan menuang air dari teko ke cangkir keramik di meja lalu meminumnya dengan lahap.Usai menghabiskan air minumnya, Ia kembali ke ranjang dan terlelap pulas kembali sampai pagi hari.

Eddy Chen sudah berpakaian rapi sekali keluar dari kamarnya lalu mengikuti langkah sepasang sepatu kulit milik Kepala Desa Huang Ji menuju ke aula utama bagian barat laut. Dimana, Ia melihat adanya meja altar yang dihiasi bunga-bunga warna merah, di tutupi kain merah burung Hong. Dan, seorang gadis berkerudung merah tengah berdiri di depan meja altar dengan sepasang tangan gadis itu memegang tali kain merah berbentuk bunga hati yang kemudian di ulurkan kepadanya yang tanpa berpikir lagi telah mengambil ujung tali merah tersebut.

Eddy Chen merasa bahwa dirinya seperti sedang di alam mimpi yang aneh karena Ia mengikuti tata cara pernikahan yang hanya bisa Ia lihat di film- film atau drama televisi tentang Kekaisaran atau dunia silat Kuno dengan gadis di sebelahnya kemudian Ia di ajak ke sebuah kamar yang berkabut putih dengan aroma wangi yang sejuk sekali. Di kamar itu, pemuda ini di minta untuk minum sesuatu yang berasal dari cangkir keramik warna merah tua dari Pelayan Chi di samping kirinya lalu Ia merasa semua ruangan di sekitarnya begitu gelap dan Ia mengetahui hal lain.

Ketika dirinya terbangun dengan satu kali sentakan keras dari keinginannya sendiri.Ia telah menemukan dirinya berada di dalam mobilnya yang terparkir di tepi sungai dalam hutan belantara yang sama sekali tidak pernah dikenalnya.Ia pun terkejut sendiri dan cepat keluar dari mobilnya untuk melihat sekeliling dirinya dan mobilnya berada. Lalu, Ia melihat seorang gadis cantik jelita yang tak pernah dikenalnya berdiri di bawah pohon paling rindang di hutan tersebut.

"Nona,siapakah dirimu dan bagaimana Aku bisa ada disini?" tanya Eddy Chen dengan suara gemeteran kepada Nona di depannya.

"Aku Anna istrimu dan Kau ada di hutan ini karena kau tak sengaja memasuki daerahku tinggal." jawab Nona yang mengaku sebagai istrinya.

"Eh yang benarnya saja! Kapan Aku menikah dengan kamu, Nona." kata Eddy Chen tak percaya sambil Ia melihat jalan kecil yang dapat di telusuri dari tatapan matanya bahwa Ia bisa meninggalkan hutan aneh itu.

"Barusan saja.. Ya, sekitar lima detik yang lalu." ucap gadis itu nada tak senang dengan perkataan darinya.

Eddy Chen tak menghiraukan gadis itu dengan Ia telah kembali ke mobilnya dan meluncur keluar dari hutan sesuai jalan kecil yang diyakinkan oleh pikiran dan hatinya untuk segera meninggalkan tempat yang sangat aneh dan menyeramkan baginya.

Namun Ia kembali terkesiap dengan saat Ia melihat ke kursi penumpang disebelahnya.Ia telah melihat kehadiran gadis aneh itu yang sudah duduk dengan manis sekali sambil membuka alat make-up warna biru di pangkuan gadis itu.

"Eii..! " pekiknya terbelalak ke arah gadis cantik jelita yang tertawa tanpa membuka mulut di depannya.

"Jangan teriak seperti orang bodoh yang memalukan diriku yang sudah baik hati menerima manusia yang paling dungu sepertimu sebagai suamiku." kata Nona Anna menepuk-nepuk wajah Eddy Chen yang makin pucat karena Nona itu menghadapkan wajahnya itu untuk lurus melihat jalanan yang kini adalah jalanan normal pada umumnya.

"Ka.. Kau itu bukan manusiakah?" tanya Eddy Chen di saat kemudian di restoran ala Korea Selatan di area istirahat sebelum masuk tol ke kota Tian bagian timur kepada Nona Anna yang berpakaian ala artis terkenal Liu Yi Fei.

"Iya, dan bukan hanya Aku tetapi semua orang di desa Huang yang telah kau datangi itu." jawab Nona Anna santai sambil mengajak Nona Xiu Xiu yang kini tahu- tahu duduk di sebelah Nona Anna dengan cara berpakaian ala artis Hollywood Selena Gomez.

Eddy Chen menelan air ludah dengan suara seperti anak tikus yang ketakutan.Ia berusaha untuk makan siang dengan cara orang normal pada umumnya di saat Ia harus memaksa dirinya untuk berwajah amat tenang dalam menghadapi dua orang gadis yang kini sudah Ia ketahu adalah mahluk-mahluk dari dunia lain yang berbeda darinya.

"Anna, ini minuman apa?" suara Nona Xiu Xiu yang bertanya kepada Nona Anna sambil mengendus- endus minuman di gelas kaca di meja restoran ini.

Bersambung!!