Diana, gadis 18 tahun, menemukan kebenaran tentang keluarganya yang sebenarnya setelah 18 tahun hidup bersama keluarga angkat. Dengan kalung berlambang keluarga Pradana dan foto keluarga aslinya, Diana berangkat ke kota besar untuk mencari kebenaran.
Di kota, dia bertemu dengan pemuda misterius yang membantunya mencari alamat keluarga Pradana.
Apakah diana akan menemukan keluarganya?dan siapakah pemuda yang sangat baik membantunya,lanjutkan membaca jika ingin tahu kelanjutannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasna alna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Dilain tempat seorang gadis cantik memegang kepalanya yang terasa sangat sakit. Dia memngingat sepenggal demi sepenggal ingatan yang lalu. Dia melihat seorang pria tampan yang entah siapa. Namun diingatannya dia sangat dekat dengan pria itu.
"Nona sudah bangun? Saya panggilkan dokter sepentar." Ucap pelayan dengan wajah panik.
"Tuan nona sudah bangun,namun terlihat kesakitan. Saya akan memanggilkan dokter." Pelayan itu kebetulan berpapasan dengan tuannya didepan kamar.
"Baik,segera panggil dokter kemari. Aku ingin melihat keadaannya."
Saat pria itu memasuki kamar...
"Pulangkan aku ke rumah. Aku sudah memiliki kekasih.." ucap gadis itu dengan mata berair.
"Kamuu sudah mengingat semuanya?"
"Iya"
Pria yang tak kalah tampan dari Axcel itu hanya mengangguk pasrah. Setelah sekian lama dia menantikan hidup bersama gadis yang dia temui beberapa taun lalu. Dia memimpikan hidup bersama menikah dan memiliki keluarga kecil. Semua sirna.. Perjuangan yang dia lalui untuk menaklukan hati gadis yang tak akan pernah terbalaskan.
Gadis itu meraih telepon yang tergeletak di nakas mengetik sesuatu dan mengirimnya.
'semoga kamu masih setia denganku' ucapnya dalam hati.
"Kamu harus pulihkan keadaanmu dulu, baru aku akan mengantarkanmu ke rumah asalmu."
"Baiklah aku pegang janjimu."
.........
Dengan bujukan dari orang tua kandung Diana,disinilah dia sekarang berada. Didalam rumah mewah dan megah milik keluarga pradana. Dia menempati salah satu kamar yang terbilang lebih besar dari pada apartemennya.
Walaupun kemewahan telah dia miliki. Diana masih melanjutkan kuliahnya. Juga tetap bekerja menjadi asisten Axcel.
Namun yang tidak dia sangka, ternyata Adel masih berada didalam rumah itu. Kamar mereka tidak jauh. Karna malas dengan Adel, Diana memilih tidak akan pernah mau menegurnya ataupun mengusik hidup Adel.
Saat Diana berjalan melewati kamar Adel, bertepatan saat Adel membuka pintu.
"Sial sekali harus menghadapi manusia ini.." ucap Diana dalam hati sambil melirik Adel.
"Eh orang kaya baruu." Senyum mengejek Adel terukir.
Diana memandangi Adel dengan senyum yang sama.
"Aku memang orang kaya.. kalau kamu?. Anak siapa tidak jelas! Bahkan asal usulmu entah dari mana?."
Adel menahan emosinya. Matanya tak sengaja mennangkap kedatangan sang mama.
Ahhhhhh... Teriak Adel sambil memundurkan tubuhnya.
"Ada apa Adel, sayang?" Arin bergegas membantu Adel berdiri.
"Diana.. aku memang bukan anak mama sama papa. Tapi mereka yang mengijinkan aku disini. Kalau kamu tidak suka jangan dorong aku lagi,aku akan pergi dari rumah." Dengan mata berkaca-kaca Adel terlihat sangat menyedihkan.
Diana mendengus melihat tingkah rubah licik satu ini. Dia melanjutkan jalannya tanpa mau menanggapi drama malam ini. Dia merebahkan tubuhnya disofa kamar barunya.
"Kamar ini sangat nyaman dan mewah. Namun kenyamanan ini hanya semu. Aku lebih nyaman berada disekitar ibu dan ayah." Ucapnya sendu.
....
Pagi sekali Diana sudah siap dengan setelan kantornya. Dia menuruni tangga dan sarapan mendahului keluarganya.
Mobil yang menjemputnya pun sudah datang. Saat dia memasuki mobil,ternyata ada Axcel disana. Dengan senyum yang merekah mereka berdua berpelukan. Saling melepas rindu dipagi hari.
Memang,setelah mereka meresmikan pertunangan, Axcel meminta Diana menjadi sekretarisnya saja. Karna takut jika Diana kelelahan harus bangun terlalu pagi untuk melayaninya.
Sang asisten yang melihat tingkah keduanya bergidik geli. Ingatannya kembali ke beberapa tahun yang lalu.
"Axcel aku rindu banget sama kamuu.."
"Aku juga sayang.. kita lanjut jalan jalan ya? Kamu mau kemana hemm?"
"Aku mau beli kalung berlian ini lho" sambil menyodorkan gambar sebuah kalung indah didalam ponselnya. Axcel hanya mengangguk tersenyum sambil mencium kening gadis itu.