CERITA INI MENGANDUNG 21++. DISARANKAN BIJAK MEMILIH BACAAN!
DISARANKAN JUGA UNTUK TIDAK AMBIL SERIUS CERITA INI. TUJUAN AUTHOR UNTUK MENGHIBUR NGANA SEMUANYA.
Miya Andara, seorang perempuan berkaca mata, berpenampilan sederhana yang bekerja di sebuah perusahaan property terbesar di Jakarta, tidak menyangka akan terjebak di dalam sebuah pernikahan dengan seorang lelaki yang ia temukan dalam kondisi mabuk pada suatu malam.
Bagas Gumilang, seorang CEO perusahaan property besar itu tidak bisa menolak permintaan ayah dan ibunya untuk menikahi Dara saat mereka kedapatan di dalam kamar yang sama.
Bagas yang sudah memiliki kekasih mau tidak mau harus menikahi Dara atas desakan kedua orangtuanya yang terlanjur salah paham.
Akankah keduanya bertahan dalam hubungan tanpa cinta yang akhirnya mengikat mereka dalam pernikahan dadakan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keki Yang Masih Berlanjut
Dara menempelkan daun telinganya lekat pada pintu kamar mandi. Ia semakin cemas sebab Bagas tidak terdengar lagi suaranya. Hanya ada suara keran air yang menyala sementara tidak terdengar aktifitas jika Bagas tengah mandi saat ini.
"Ya Tuhan, masa Mas Bagas sampai frustasi begini cuma karena gak bisa makan duren sekarang?" Dara mengangkat kedua tangan maksudnya ingin berdoa, membaca doa yang ia hafal. Tapi kemudian ia menggaruk kepala.
"Lho, kok aku baca doa buat makan ya?" tanya Dara, nampaknya ia salah berdoa.
"Mas Bagas?" panggil Dara pelan. Tak ada sahutan. "Fix, Mas Bagas emang lagi bunuh diri!" Dara mengambil ancang-ancang, maksudnya hendak mendobrak pintu kamar mandi seperti adegan yang sering ia lihat di film-film.
Tapi nyatanya, pintu itu memang tidak terkunci. Ia malah terjerembab jatuh ke lantai dengan Bagas yang ternganga bermandikan busa di sekujur tubuhnya.
Dara menatap Jeki yang sedang tegak berdiri siap menantang dunia itu dengan mulut semakin terbuka. Sementara Bagas masih tidak percaya penglihatannya kala dress mini bermotif bunga-bunga itu tersingkap hingga menampilkan celana dalam bermotif stroberi. Tapi di mata Bagas benda itu malah berubah motif.
"Duren?" gumam Bagas.
"Mas Bagas!" Dara menutup matanya juga menutup pahanya. Ia secepat mungkin keluar dari kamar mandi meninggalkan Bagas yang segera tersadar dan kembali keki lagi.
"Jeki, tolong sekarang loyo aja jangan tegang terus, kasihan abang." desah Bagas frustasi.
Dara terduduk di atas ranjang dengan wajah masih shock berat. Ia baru saja melihat benda panjang yang sudah lama disunat. Benda yang membuat Dara jadi gak karu-karuan. Antara ngeri juga deg-degan. Kenapa tiba-tiba Nyai perawan terasa berkedut di bawah sana.
Dara segera menarik selimut sampai ke kepala. Berharap Bagas tidak perlu naik ke ranjang yang sama, atau kalau bisa biarlah Bagas di dalam kamar mandi saja sampai besok lusa.
Maunya Dara sih begitu, tapi sayang, Sang pemimpi yang kerap memimpikannya akhir-akhir ini, sekarang sudah keluar dengan bertelanjang dada. Rasa keki Bagas semakin menjadi-jadi melihat Dara yang sudah seperti makhluk tak kasat mata. Hanya tonjolan dada yang membuat ia yakin, di bawah selimut yang telah menutup sampai ke kepala itu adalah Dara.
"Dara, gue kasih lo waktu buat mempersiapkan diri selama dua minggu." ujar Bagas yang masih kesal sambil menendang pelan kaki dara yang masih terbungkus selimut. "Eh, gak deh, satu minggu setengah aja, kelamaan dua minggu, si Jeki bisa nyemprot sembarangan lagi ntar. Rugi gue." omel Bagas. Dara tidak mendengar sebab gadis itu sudah menutup sempurna kedua telinganya dengan bantal.
"Oke, gue anggap deal. Pokoknya satu minggu setengah lo masih gak peka juga, jangan salahin gue kalo lo gue kasih obat perangsang!" ancam Bagas lagi. Karena tak ada jawaban dari Dara, ia tertawa puas. Sebab itu artinya Dara pasti setuju.
Bagas pergi ke lemari di sisi kiri kamar. Ia meraih satu kaus dan celana pendek yang biasa ia gunakan untuk tidur. Lalu dengan gerakan cepat, ia meraih ponsel mahalnya kemudian mengarahkan kamera ke arah Dara.
Statusnya di salah satu akun media sosial menjadi pengantar tidur Bagas malam ini. Captionnya:
Perawan ting ting lagi sumpah pocong!
...****************...
Keesokan pagi, Dara terbangun lebih dulu dari Bagas yang masih setia dengan tempat tidur. Ia segera menyiapkan sarapan pagi lalu mandi sesegera mungkin, menghindari Bagas yang masih aneh menurut Dara sampai hari ini.
"Aku berangkat duluan deh. Takut ketinggalan bus." Dara segera meraih tas kerja setelah sebelumnya ia menyiapkan dahulu setelan kerja Bagas lengkap dengan jas. Tidak lupa ia meletakkan satu ikat rambutnya untuk rambut gondrong suaminya itu.
Dara melangkah riang, melewati para security yang sudah asyik dengan radio. Mereka menyapanya hangat. Dara membalas mereka dengan senyuman juga lambaian tangan.
"Kenapa Pak Bagas gak barengan istrinya ya?" tanya salah satu satpam yang kancing bajunya sudah minta dilepaskan sebab tak sanggup lagi menahan beban berat dari perut buncit pak satpam.
"Gak tau, itu pasangan suami istri paling somplak yang pernah gue lihat. Mereka sering banget berantem. Gak di dalam mobil, di lift, di koridor, pokoknya dimana-mana.
"Tapi gue paling suka sama Neng Dara itu, gak kayak penghuni lain yang sombongnya amit-amit." bela salah satu security lain dengan topi terbalik.
"Eh, udah-udah, tuh suaminya." Mereka saling sikut saat melihat Bagas turun sendirian tanpa Dara.
"Selamat pagi, Pak Bagas. Oh iya, gimana manis gak semangkanya semalem?" tanya salah satu security yang semalam di mintai oleh Dara dua potong semangka.
"Kurang bulat semangkanya. Gak ada analognya juga!" sahut Bagas asal.
"Lha, emang ada semangka yang ada analognya pak? kayak stik PlayStation saja." Mereka terkikik geli.
"Ada kok, ngegantung pula." Sahut Bagas lagi, kali ini para satpam sudah tidak bisa menahan tawa mereka.
"Jadi kangen semangka analog bini di rumah." desah salah satu dari mereka lagi. Sudahlah pagi itu mereka jadi membahas semangka yang ada analognya.
Pembahasan semacam apa itu?! dengus Bagas yang jadi kesal sendiri.
Bagas kembali memukul setir yang sedang ia kendarai menuju kantor. Harapannya pagi ini ia bisa melihat Dara masih tertidur sehingga ia bisa mencuri sedikit kesempatan, tapi ternyata rencana masih tidak berjalan mulus. Dewa bokep nampaknya tidak memberi petunjuk yang benar semalam tadi.
Tapi ia sedikit tersentuh saat melihat Dara sudah menyajikan sarapan di atas meja makan untuknya. Juga mempersiapkan keperluan bekerja seperti setelan kerja juga sebuah ikat rambut berwarna ungu, membuat Bagas tampak unyu-unyu.
Tadinya Bagas tidak mau memakai benda itu, tapi demi belah duren bersama Dara ia akan memakai apapun yang diberikan istrinya itu.
Jadilah sepanjang koridor, lift dan saat melewati meja kerja yang berderet sebelum ia mencapai pintu ruangan, ia menjadi pusat perhatian. Ada yang terkikik geli, ada yang menahan sakit perut sebab dari tadi WC karyawan belum juga selesai dibersihkan oleh Bu Tukiyem yang umurnya udah setengah abad tapi tetep maksa pengen jadi tukang bersih WC. Loh, apa hubungannya ya?
Bagas masuk dengan tatapan keki yang sengaja ia tunjukkan pada Dara.
"Pagi, Pak Bagas." sapa Dara yang hanya disambut sahutan kecil dari lelaki gondrong itu.
Dara tersenyum senang, melihat kuncir rambut yang ia letakkan tadi dipakai oleh Bagas.
"Pak Bagas, kita ada kegiatan rutin mengunjungi cabang perusahaan yang di Bandung minggu depan." Dara mengingatkan Bagas sambil membaca schedule.
Bagas membulatkan mata. Ia akan belah duren di Bandung!
"Setuju! dan jangan lo lupain perjanjian kita semalem!" sahut Bagas penuh binar kebahagiaan.
Dara mengerutkan dahi.
Memang kita bikin perjanjian apa ya semalam? Dara membatin sambil terus menatap heran Bagas yang sudah berjoget-joget sendiri di ruangan itu.
"Pak Bagas, kenapa kesambetnya gak selesai-selesai sih?" gumam Dara kesal. Bagas tidak peduli. Ia hanya peduli pada satu hal: mempertemukan Jeki dan Nyai ting ting secepatnya.
Mana yg aku inget cuman nama peran laki lakinya aja pokoknya namanya Bagas, trus istrinya sekretaris dia.
Yahh pokoknyaa senenggg bgtttt akhirnya ketemu sama novel ini, udah pengen baca ulang dari tahun kemarin tapi ga ketemu mulu.