Ammar dijodohkan dengan Safa yang merupakan anak dari adik angkat ibunya. perjodohan terjadi atas permintaan Ibunda Safa saat menjelang akhir hayatnya karena ingin anaknya memiliki pendamping setelah dirinya tiada
Sedangkan Sang Adik Ubay mengalami insiden tidak mengenakan, dia tidak ingin bertanggungjawab karena dia tak pernah merasa berbuat hal itu tapi karena permintaan sang ibu untuk menikahi gadis itu Maka dia menikahinya.
Begitupun dengan kedua adik lelaki kembar mereka yang menemukan jodohnya dengan cara tak terduga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Yang tidak diInginkan
Ubay berlari tak tentu arah, dia begitu terpukul dengan apa yang dikatakan oleh ibu dan ayahnya. Mengapa dia harus tahu jika memang sejak awal itu harus dirahasiakan.
Dia keluar dari rumah itu dan naik ke mobilnya , pergi kemana saja asal dia bisa sendiri dan merenung. Sedangkan dirumah besar Ahmad semua keluarganya khawatir dengan keadaan Ubay terutama kedua orangtuanya.
"Apa yang terjadi ummi??, kenapa kakak Ubay lari seperti itu?? Tanya Aryan ketika melihat mereka keluar dari ruang kerja itu.
" Tidak apa nak, nanti Ubay pulang, baru kalian mendengar darinya". Ucap Shofiyah dengan mata sembab.
Semua orang yang disana bertanya-tanya apa yang terjadi sampai Ubay meninggalkan mereka dengan seperti itu.
"Kalian istirahat saja dikamar karena ini sudah mulai malam. Jangan lupa kumpul untuk sholat berjamaah bersama seperti biasa". Ucap Ahmad kepada mereka kemudian memapah sang istri yang terlihat lemas.
" Apa sebenarnya yang terjadi kak??, aku tidak pernah melihat ummi seperti itu, dan Ubay juga". Tanya Ammar kepada sang kakak tertuanya Umar.
Umar merasa gamang, haruskah dia memberitahu mereka apa yang dibicarakan oleh orangtuanya dan ubay??. Mereka pasti akan sangat terkejut. Dia sudah menyadari itu saat ijab Kabul yang berbeda antara kedua kakaknya dan juga Ubay. Yaitu nasab Ubay yang berbeda.
"Sudahlah dek, kita akan dengar nanti. Sebentar lagi orang sholat jadi istirahatlah terlebih dahulu, baru kita berkumpul sholat berjamaah seperti biasa". Umar menggandeng sang istri memasuki kamar mereka dan begitu juga seluruh saudaranya.
" Bagaimana ini, apa yang sebenarnya terjadi??, aku merasa sangat bersalah kepadanya, aku tak punya pilihan lain selain masuk ke keluarganya karena keluargaku butuh uang untuk membayar hutang dan aku juga menyukainya ". Ucap Fahira dalam hati.
Dia memang sengaja menjebak Ubay saat acara peresmian kantor mereka yang baru. Fahira yang hanya bekerja sebagai OG (office girl) dikantor Ubay, dia tertarik kepada pemuda tampan itu, hanya saja dia tak tahu cara mendekati nya apalagi dia tahu jika ubay itu berasal dari keluarga kaya. Dan keluarganya sedang terlilit hutang karena ayahnya yang mata duitan.
Tok.. Tok.. Suara ketukan terdengar
Fahira bergegas membuka pintu kamarnya karena ada yang mengetuk pintunya.
"Iya kak, ada apa?? Tanya dengan senyuman.
" Kita kemushollah, sholat berjama'ah, sudah ditungguin ummi ". Ucap Shifa dengan datar.
Dia sejujurnya tidak menyukai istri Ubaidillah ini karena menurutnya ada yang janggal dari pernikahan mereka, apalagi saat penggerebekan itu. Tapi dia harus menerimanya sebagai ipar karena sekarang dia sudah menikah dengan keluarga suami nya.
"Iya kak, aku ambil mukenanya dulu". Ucapnya kikuk melihat ekspresi datar dari ipar perempuannya itu.
" Aku tungguin disini, kamu pasti belum berkeliling dirumah ini, karena sejak datang tadi kamu berada dikamar". Ucapnya lagi dengan dingin.
"Iya kak". Ucap Fahira dengan terbata-bata.
Dia bergegas mengambil mukenah yang telah dipersiapkan oleh mertuanya dikamar itu. Kemudian menghampiri sang ipar yang sejak tadi memandang nya dengan tidak suka.
" Jangan menggunakan jebakan untuk bisa masuk di keluarga ini, karena itu tidak akan bertahan lama". Ucap Shifa dengan datar.
"Apa maksud kakak?? Tanya dengan gugup, dia tidak tahu bagaimana bersikap karena selalu iparnya itu tahu perbuatannya.
" Sudahlah, jika kamu bermaksud untuk merusak keluarga ini, kamu tidak akan bisa".
"Aku tidak pernah melakukannya". Teriaknya tiba-tiba.
Dia tidak terima tuduhan sang kakak ipar kepadanya, dia hanya ingin bersama dengan orang yang dicintainya sekalian dengan lunasnya hutang keluarganya.
" Terserah apa katamu, jangan sampai ketahuan saja". Ucapnya dengan ringan kemudian membuka pintu yang menjadi musholla mini keluarga.
"Ayo masuk nak, kita sholat berjamaah bersama-sama". Ucap Shofiyah begitu melihat menantu ketiganya itu datang bersama menantu pertamanya.
Mereka pun sholat berjamaah dan berdoa bersama. Ini adalah sholat berjamaah pertama mereka bersama menantu baru keluarga.
Setelah sholat mereka segera menuju meja makan untuk membantu mertua mereka menghidangkan makanan untuk para suami mereka.
Mereka makan bersama karena semua menantu keluarga belum ada memakai cadar, jadi mereka masih bisa makan bersama. Setelah makan mereka semua berkumpul bersama
"Apa belum ada kabar dari Ubay?? Tanya Shofiyah kepada menantunya.
Fahira menggelengkan kepala nya, tanda dia memang tidak tahu dimana suaminya, dia mulai resah dan khawatir karena suaminya tak pulang sejak tadi mereka berpisah dikamar.
" Assalamualaikum ". Ucapan salam itu mengalihkan perhatian semua orang menuju kepadanya.
" Walaikum salam nak, kamu sudah pulang??
Ubaidillah tidak menjawab, dia hanya menyalimi kedua orangtuanya dan kedua kakaknya kemudian pergi dari ruang keluarga karena kamarnya melewati ruangan itu.
"Ikuti suami nak, mungkin dia butuh sesuatu atau hal lain, tolong bantu dia". Ucap Shofiyah memandang menantunya itu.
" Iya ummi". Fahira bergegas ke kamarnya untuk mengetahui keadaan suaminya itu.
"Kakak baik-baik saja??
Ubay diam seribu bahasa, melihat wanita yang telah membuatnya malu dan juga keluarganya, membuatnya enggan berada disini. dia menikahinya karena permintaan sang ummi untuk menjaga kehormatan perempuan ini walau mempertaruhkan kehormatan dirinya dan juga keluarga besar Ahmad.
"Menurutmu aku bisa baik-baik saja hidup satu rumah dan satu atap dengan perempuan yang menjebak ku agar ku nikahi, membuatku dan keluargaku malu ?? ". Ucapnya dengan dingin.
Deg. Wajah Fahira langsung pucat mendengar perkataan suaminya, Bagaimana dia tahu?? . Monolognya dalam hati.
" Jangan kira aku dan keluargaku tidak mengetahui jebakanmu Fahira. Kami tahu tapi penggerebekan itu membuatku dan keluargaku malu. Bahkan saking malunya, untuk sekedar bertatap muka dengan orang lain juga tidak bisa". Teriak Ubaidah dengan rahang mengeras.
"Kalau bukan karena ummi ku, aku tak sudi menikah dengan wanita seperti mu, berapa banyak uang yang kau butuhkan sampai melakukan itu padaku??". Teriaknya dengan penuh emosi.
Kemarahan yang tadinya berusaha dia redam kini tak bisa dia bendung, melihat wanita yang menjadi permulaan malapetaka itu ada di hadapannya.
"Maaf". Ucapnya meneteskan air matanya
Ubay terkekeh sinis melihat Fahira. " Kata maaf mu tidak akan pernah mengembalikan kehormatan keluargaku". Ucapnya dengan menusuk.
Fahira menyesal melakukan hal itu, tapi dia benar-benar tidak punya pilihan lain karena dia tak ingin menikah dengan tua bangka rentenir itu makanya dia nekat melakukan hal kotor untuk bisa bersama pujaan hatinya.
"Maafkan aku, aku tak punya pilihan lain. Aku tak bisa berpikir jernih. Aku memang menjebakmu, tapi itu kulakukan semata-mata untuk bisa bersamamu sekaligus menyelamatkan diriku dari Rantenir yang akan memaksaku menikah dengannya". Ucapnya dengan linangan air mata.
Bayangan paksaan yang dilakukan orangtuanya untuk menikah dengan rentenir tua berperut buncit itu membuatnya gelap mata.
"Jangan banyak membuat alasan karena itu tidak berlaku". Ucap Ubay dengan sinis.
" Aku tidak mengarangnya kak, itu adalah fakta dan alasan utamaku menjebakmu". Ucapnya dengan tangisan pilu.
Fahira duduk di lantai menyesali perbuatannya. Tapi dia berjanji akan melakukan apapun untuk meluluhkan hati suaminya.