"Lepaskan aku!" pekik Jasmine.
Namun tak satu pun dari mereka menggubris nya. Jasmine tetap di bawa paksa oleh beberapa l pria bertubuh kekar itu.
"Aku mohon pada kalian! Tolong lepaskan aku!" mohon nya pada mereka.
Tak berapa lama Wanita nama Madam Bennett tiba di sana. Bennett meminta mereka mengurungnya di dalam kamar. Sementara Jasmine terus saja memohon untuk di lepaskan.
"Nyonya tolong lepaskan saya!" pintanya namun Madam Bennett tak menggubris.
Jasmine meratapi nasibnya. Paman dan bibi nya telah menjualnya pada seorang mucikari yang bernama Madam Bennett. Hatinya sangat hancur. Tak berapa lama pintu kamarnya terbuka.. Seorang Prie menariknya keluar.
"Ayo cepat jalan! kau lelet sekali!" bentak nya.
Pria itu merupakan kaki kanan Madam Bennett. Karena ada tamu yang ingin membeli jasa nya .
"Ini dia tuan! Masih perawan!" ucap Madam Bennett.
Jasmine terbelalak ia tak tahu harus bagaimana. Ia mencoba memohon pada pria itu agar melepaskannya.
"Tuan tolong saya!".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Kecantikan Jasmine
Jasmine baru selesai beribadah. Tak berapa lama pintu kamarnya terbuka. Jantungnya berdesir melihat Eiger masuk ke kamarnya.
"Ada apa ini? kenapa dengan ku?" batinnya.
Eiger menatapnya. lantas ia masuk ke kamar mandi. Sementara Jasmine mengambil pakaian untuk Eiger. Sementara Eiger merasa aneh ketika pakaiannya sudah berada di ranjang.
"Aku yang menyiapkannya! " ucap Jasmine gugup.
Lantas Eiger melirik nya lalu memakai pakaian itu tepat di hadapan Jasmine. Sontak saja Jasmine memalingkan wajahnya. Hal itu tak luput dari pandangan Eiger hingga terlukis senyum di bibirnya.
"Kau sudah makan?" tanya Eiger.
"Sudah!" sahut Jasmine.
Eiger meminta Jasmine untuk menemani nya makan. Lantas Jasmine menurut. Jasmine melayani suaminya itu dengan baik. Tentu saja Eiger mengerutkan dahinya melihat sikap Jasmine kepadanya.
"Kau sakit?" tanya Eiger.
Jasmine terhenyak, lantas ia menatap Eiger dan menggeleng. "Memangnya kenapa?" sahutnya.
"Tidak! Aku hanya menduga-duga saja! " ucap Eiger.
Lantas tak ada lagi perbincangan di antara mereka sampai Eiger menyiapkan makannya. Eiger meninggalkan Jasmine di dapur lantas Eiger masuk ke ruang kerjanya.
"Toni, jangan ada yang menggangguku! aku akan istirahat selama beberapa hari ini!" ucapnya.
"Baik tuan!" sahut Toni.
Setelah itu Toni pamit keluar dan pergi bersama Edward. Sementara Jasmine duduk bersama Lusi di belakang.
"Nona, sebaiknya kau kembali ke kamar sebelum tuan Eiger mencari mu!"ucap Lusi.
" Kenapa, kau takut padanya?"sahut Jasmine.
"Bukan begitu, hanya saja kau istrinya, aku tak ingin melihatmu di perlakukan tidak baik!" sahut Lusi.
Lantas Jasmine memeluknya. Ia juga mengucapkan terimakasih pada Lusi karena sudah mengkhawatirkan nya. Tak berapa lama Eiger mencari nya.
"Kau di sini?" ucap Eiger.
Lantas mereka menoleh. Lusi langsung pamit. sementara Jasmine bangkit dan menghampiri suaminya.
"Kau butuh sesuatu?" tanya Jasmine.
"Tidak! Aku tadi mencari mu, ternyata kau di sini!" sahut Eiger.
Pria itu sudah berubah, tak ada wajah kesal dan sikap arogan padanya. Entah apa yang sudah merasuki nya hingga sikapnya sangat lembut.Mereka masuk ke kamarnya. Jasmine naik ke ranjang itu sementara Eiger masih duduk di sofa.
"Kenapa kau terlihat gelisah seperti itu?" ucap Eiger.
Jasmine menjadi salah tingkah setelah Eiger menegurnya. "Malam ini terasa sangat panas!" sahut Jasmine.
Eiger mengerutkan dahinya. Eiger mengambil remote AC lantas menekan tombol minus. Tentu saja ruangan itu menjadi sangat dingin. Bahkan Jasmine semakin gelisah. Dirinya langsung menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Tentu saja hal itu membuat Eiger tersenyum.
"Kau lucu sekali!"ucapnya pelan.
Samar-samar Jasmine mendengar ucapan Eiger. " Kau bicara sesuatu? ".
" Tidak!"sahut Eiger.
Lantas Jasmine membuka selimutnya hanya tinggal kepalanya saja yang tidak tertutup selimut. Lantas ia mencoba memberanikan diri berbicara pada suaminya itu.
"Kenapa kau belum tidur?" tanya Jasmine.
Eiger melirik nya. "Kenapa kau bertanya? Kau lihat aku sedang apa?".
Lantas Jasmine hanya ber" oh"ria saja. Lalu kembali menutup wajahnya dengan selimut. Tak berapa lama Eiger naik keranjang dan ikut masuk ke dalam selimut itu .
"Apa yang kau lakukan?" pekik Jasmine.
"Tentu saja aku mau tidur? Kau membuat kamar bikin seperti lemari es!" sahut Eiger.
Jasmine mengerutkan dahi. "Bukan kau yang melakukannya?".
Lantas mereka bertengkar saling memperebutkan selimut itu hingga tanpa sengaja cadar Jasmine terlepas. Sontak Eiger terbelalak melihat kecantikan Jasmine. Pipi merah dan bibir merah merona walau tanpa balutan make up membuat Eiger terpesona.
Belum sempat Jasmine meraih cadar itu. Eiger lebih dahulu membuangnya.
"Apa yang kau lakukan?Kembalikan cadar ku?" pekik Jasmine.
"Biarkan saja! Biarkan seperti itu!" sahut Eiger.
Lantas Eiger mendekatinya lalu menyentuh pipi Jasmine hingga membuat Jasmine menghindar.
"Cukup! Aku belum siap!" ucap Jasmine.
Lantas Eiger membuang nafasnya lalu ia segera berbaring di ranjang itu. Sementara Jasmine bangkit hendak mengambil cadar nya lalu Eiger melarangnya.
"Biarkan seperti itu! " titah Eiger.
semakin penasaran bngt aq....
semakin kompleks ni cerita