I Love You, Mr. CEO!

Dengan penampilan barunya, Kyra berhasil membuat semua mata menatap kagum pada kecantikan yang selama ini ia sembunyikan. Bahkan Zeline, yang sebelumnya selalu menganggap Kyra adalah gadis lugu dan terlalu kuno, kini tak bisa menahan diri untuk terus menatap mantan sahabatnya itu.

"Jadi selama di pulau itu, kamu terjebak berdua dengan lelaki?" tanya Kristin, salah satu teman satu divisi dengan Kyra yang sejak tadi nampak antusias dan penasaran dengan kisah temannya itu.

Kyra mengangguk, sambil menikmati menu makan siang yang ia pesan secara online, ia menceritakan pengalamannya selama berada di pulau. Zeline yang menguping dari meja kubikelnya hanya menanggapi cerita itu dengan senyum kecut sesekali.

"Apakah dia ganteng? Siapa nama lelaki yang terjebak bersamamu itu, Ra?" desak Kristin karena sedari tadi Kyra seolah menyembunyikan jati diri lelaki itu.

"Ganteng sih, tapi sayangnya dia temperamen! Sukanya mengomel terus," jelas Kyra sambil terkekeh membayangkan wajah Bara.

Kristin semakin dibuat penasaran, semua lelaki tampan tak boleh dilewatkan begitu saja. "Kamu nggak punya fotonya?"

Dengan gerakan cepat, Kyra menggeleng. "Dah lah, cepat makan makan siangmu! Bentar lagi jam istirahat kita berakhir."

Zeline yang mengamati perubahan wajah Kyra ketika membahas lelaki tadi mulai penasaran. Jadi dia terjebak bersama lelaki tampan? Cih!

Ketika baru saja menyelesaikan makan siangnya dan hendak membuang kotak bekas makanannya di tempat sampah, langkah Kyra terhenti ketika pintu ruangan divisinya dibuka dari luar. Ia mundur selangkah ketika sesosok lelaki hendak masuk ke dalam. Akan tetapi, sosok yang tak jua bergerak itu membuat Kyra mendongak penasaran. Keanu?

"Kyra?" gumam Keanu dengan tatapan memuja.

"Ehem, permisi, aku mau lewat untuk membuang sampah!" Kyra memberi penekanan pada kata terakhirnya dengan ketus.

Zeline yang menyaksikan momen itu sontak berdiri dengan kesal. "Sayang, ada apa kamu kemari?" panggilnya sok mesra.

Mendengar seseorang memanggilnya dengan sebutan sayang, membuat Keanu seketika tersadar bila saat ini kekasihnya bukanlah Kyra, melainkan Zeline!

Kyra yang mendengar suara memuakkan itu sontak mendorong tubuh Keanu agar menyingkir dari hadapannya. Rupanya Kyra masih merasakan sakit itu, ia tak munafik bila perbuatan Keanu dan Zeline masih melukai hatinya.

"Ah, ini. Aku membawakan makan siang untukmu."

Langkah Kyra terhenti ketika ia sudah berada di luar ruangan divisinya. Pintu sudah tertutup perlahan namun dengan jelas Kyra bisa mendengar semuanya. Kotak yang ia genggam dengan erat entah mengapa tiba-tiba terlepas begitu saja. Kyra tersentak dan buru-buru memungut kembali kotak itu sebelum kemudian mengayunkan kakinya menuju toilet.

Di bilik toilet yang sepi, Kyra menumpahkan air matanya. Rasanya sangat sakit ketika mendengar Keanu membawakan makan siang untuk Zeline, sementara kejadian serupa pernah terjadi padanya dua tahun yang lalu. Saat itu, Keanu yang merupakan karyawan baru di divisi marketing, selalu membawakan bekal makan siang untuk Kyra. Mereka selalu makan siang bersama di loteng atau di kantin. Sebelum kemudian ketika telah menjabat sebagai manajer 6 bulan terakhir, sikap Keanu mulai berubah. Dan belakangan Kyra tahu, Keanu berubah karena ia dekat dengan ZELINE.

"Kenapa kalian jahat sekali  ..." rintih Kyra sembari mengusap-usap dadanya yang masih terasa perih.

Kyra pikir, dirinya sudah kuat, Kyra pikir, lukanya sudah sembuh. Namun ternyata air matanya tak bisa berbohong. Ia masih sangat terluka.

Drtttt drttt...

Getaran ponsel di saku kemejanya membuat Kyra tersentak kaget. Ia merogoh ponsel itu sembari mengusap air matanya. Sederet nomor asing muncul di layar, nomor siapa ini?

"Halo," sapa Kyra serak karena menangis tadi ternyata cukup membuat tenggorokannya menjadi kering.

"Kyra?"

Deg. Kyra menajamkan pendengarannya dengan dada yang mulai berdebar. Suara itu.

"Kyra ini aku. Bara."

Ya Tuhan! Tubuh Kyra lemas seketika. Ia lekas menarik ponselnya dan memutuskan sambungan telepon itu. Masih dengan jantung yang berdebar hebat, Kyra bangkit dari closet dan lekas menyeka sisa air matanya.

Tidak, ia pasti bermimpi. Tidak mungkin Bara mengetahui nomor ponselnya secepat ini. Belum sempat tangannya selesai membuka pintu toilet, ponsel itu bergetar kembali. Kyra yang gugup, reflek menjatuhkan  ponselnya itu hingga bagian layarnya retak karena terlalu keras membentur lantai.

"Ah, sial! Bara kamu selalu membuatku ketiban sial!" gerutu Kyra kesal.

Telepon dari Bara membuat Kyra lupa akan sakit hatinya pada Keanu dan Zeline. Dengan kondisi ponsel yang layarnya retak, Kyra mengabaikan panggilan telepon itu hingga ia tiba di meja kubikelnya.

Kristin yang kubikelnya berada tepat di sebelah Kyra mulai merasa terganggu karena getaran ponsel itu mengacaukan konsentrasinya yang tengah fokus menggarap desain. Ia berdecak dan menoleh ke meja Kyra.

"Angkat dong, Ra! Siapa sih yang telepon kamu sampe nggak berenti berdering daritadi!" keluh Kristin.

Kyra menoleh kikuk, ia hanya membalas pertanyaan Kristin dengan senyuman.

Zeline yang menyaksikan kejadian itu dari mejanya, mulai overthinking. Ia meraih ponselnya dan mencoba menghubungi nomor Keanu. Jangan sampai Keanu yang menelpon gadis sok culun itu! Zeline mendengus dalam hati.

"Halo, ya, Beb?" sapa suara Keanu di ujung sana.

Zeline menghembuskan napasnya lega. Ia melirik Kyra yang ternyata juga sedang memperhatikannya.

"Beb, nanti sore kita jadi nonton, kan?" rajuk Zeline sembari senyum kecut menatap Kyra.

"Cih, dasar wanita ular!"

Kyra membuang muka kesal. Ponselnya yang masih saja bergetar tanpa henti membuat Kyra menggeram semakin kesal. Hampir saja tangannya meraih ponsel itu sebelum kemudian sebuah pesan masuk.

[ANGKAT TELEPONKU ATAU AKU AKAN MENYUSULMU SEKARANG JUGA KE KANTORMU DAN MENGATAKAN PADA SEMUA ORANG BAHWA AKU TELAH TIDUR DENGANMU SELAMA DI PULAU!]

...****************...