Menceritakan tentang seorang gadis cantik yang bernama Lala, harus mengandung karena hubungan terlarang dengan seorang jin muda yang sejak kecil menyukainya.
Berawal dari kebiasaan jorok Lala, hingga sosok jin muda yang menyukainya dan merubah wujudnya menjadi tampan saat setiap bertemu Lala meskipun warna matanya merah dan memiliki tanduk di kepalanya.
Bagaimana kisah selanjutnya?ikuti kisah selanjutnya ya🙏
PERHATIAN!!
Jika ada bab atau paragraf yang berulang, mohon maaf sedang dalam proses perbaikan.mohon pengertiannya 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cancer i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Petualangan Lala
Lala masih menggenggam tangan Firr, merasakan dinginnya kulit jin itu bercampur dengan kehangatan yang samar. Keheningan di antara mereka dipenuhi hanya dengan detak jantung mereka sendiri yang berdebar-debar.
"Kau bilang kau mencari sesuatu yang hilang," kata Lala akhirnya, suaranya masih gemetar sedikit. "Apa itu?"
Firr menarik napas dalam, matanya menatap jauh ke dalam kegelapan. Ekspresinya berubah, dari kesedihan menjadi sesuatu yang lebih… rumit. Seutas merah menjalar di pipinya. "Itu… sesuatu yang sangat penting," katanya, suaranya berat, hampir berbisik. "Sesuatu yang telah hilang selama berabad-abad, dan keberadaannya terhubung dengan nasib keluargaku… dan juga… dengan perasaanku padamu."
"Pusaka?" Lala mengerutkan kening. "Kau bilang itu pusaka?"
Firr menggeleng pelan. "Bukan pusaka dalam arti benda berharga. Ini… lebih pribadi. Ini… terkait dengan sebuah kesalahan yang telah kulakukan… sebuah kesalahan yang didorong oleh… perasaanku." Ia berhenti sejenak, mencari kata-kata yang tepat. "Aku… aku telah memakan darah haidmu, Lala. Bukan karena ritual, tapi karena… aku menyukaimu."
Lala membeku. Kenangan itu kembali menyeruak, menimbulkan rasa mual dan jijik yang luar biasa. Namun, kali ini, rasa takut dan jijik itu bercampur dengan rasa terkejut dan… sesuatu yang mirip dengan keterkejutan. Ia tidak pernah menyangka hal itu akan dihubungkan dengan perasaan Firr.
"Darah itu… itulah yang hilang," Firr menjelaskan, suaranya hampir berbisik, dipenuhi penyesalan dan kerinduan. "Itu bukan kunci untuk melepaskan keluargaku dari kutukan. Itu… bagian dari dirimu yang telah kucuri… karena aku menginginkanmu, Lala. Aku tahu itu salah, itu tindakan yang mengerikan. Aku telah melanggar aturan… dan sekarang keluargaku terjebak dalam konsekuensi dari kesalahanku. Aku harus menebus kesalahanku, mengembalikan apa yang telah kucuri… dan meminta maaf atas perbuatanku."
"Kau… kau memakannya karena… menyukaiku?" Lala bertanya, suaranya nyaris tak terdengar, kebingungan dan rasa takut bercampur menjadi satu. Namun, di balik rasa takut itu, ada rasa heran yang tak terduga.
Firr mengangguk lagi, menunduk dalam-dalam. "Ya. Aku melakukan itu karena… karena aku terobsesi padamu. Aku percaya dengan cara itu aku bisa lebih dekat kepadamu… tapi aku salah. Aku telah melanggar aturan… dan sekarang keluargaku terjebak. Aku harus meminta maaf, mengembalikan apa yang telah kambil, dan berharap kau bisa memaafkanku."
"Dan… kau datang ke dunia manusia untuk… meminta maaf dan mengembalikannya?" Lala bertanya, perlahan mulai memahami situasi yang dihadapi Firr. Rasa jijik bercampur dengan rasa iba, heran, dan… sesuatu yang mirip dengan rasa simpati.
Firr mengangkat wajahnya, menatap Lala dengan mata yang penuh penyesalan dan kerinduan. "Ya. Aku telah mencari selama berabad-abad. Aku telah menjelajahi berbagai tempat, mencari petunjuk tentang bagaimana cara menebus kesalahanku. Dan… aku menemukan petunjuk yang membawaku ke sini… kepadamu."
Lala terdiam, merasa jantungnya berdebar kencang. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, namun ia merasa bahwa petualangannya bersama Firr baru saja dimulai. Petualangan yang jauh lebih rumit dan emosional daripada yang pernah ia bayangkan. Petualangan untuk menebus kesalahan Firr yang didasari oleh perasaan, dan mungkin… untuk menyelamatkan sebuah keluarga yang terjebak di antara dunia.
"Sekarang marilah ikut bersamaku ke istanaku," ucap Firr, suaranya lembut namun mengandung suatu kekuatan yang tak terlihat, "akan kutunjukkan keluargaku yang terjebak di sana." Ia menyentuh tangan Lala dengan lembut, sentuhan yang dingin namun terasa menenangkan, menimbulkan sensasi aneh yang mengalir dari ujung jari Firr hingga ke seluruh tubuh Lala.
Lala merasakan sebuah tarikan halus, sebuah dorongan yang tak terlihat namun terasa begitu nyata. Ia menatap Firr, kebingungan dan ketakutan bercampur aduk dalam dirinya. Namun, ada juga rasa penasaran yang kuat, dan sebuah dorongan untuk mempercayai Firr, untuk mengikuti jin itu ke tempat yang belum pernah ia ketahui sebelumnya.
"Istanamu...?" Lala bertanya, suaranya sedikit gemetar. Ia masih merasa jijik dengan apa yang telah Firr lakukan, namun rasa iba dan penasaran yang lebih besar mendorongnya untuk mengikuti Firr.
Firr tersenyum tipis, sebuah senyum yang masih menyimpan misteri, namun juga sesuatu yang mirip dengan harapan. "Ya, istanaku. Di sana, kau akan mengerti semuanya." Ia menggenggam tangan Lala lebih erat, dan tiba-tiba, dunia di sekitar Lala berputar. Sebuah sensasi melayang, sebuah perjalanan yang tak terbayangkan, membawa Lala ke suatu tempat yang jauh berbeda dari dunia yang ia kenal. Ketika Lala membuka matanya, ia melihat sebuah istana megah yang terbentang di hadapannya, istana yang terbuat dari batu giok dan emas, bercahaya di bawah sinar bulan yang terang. Itu adalah sebuah istana yang begitu indah, namun juga terasa begitu… misterius. Dan di dalam istana itu, menunggu keluarga Firr yang terjebak dalam kutukan.Petualangan Lala baru saja dimulai.