MY SUGAR DADDY

Jossy Jeanette terdiam setelah menerima panggilan telepon dari Josua Maxim.

"Untuk apa tuan Josua Maxim memanggilku ke ruangan kerjanya", ucap Jossy bergumam pelan.

Hari ini, Jossy Jeanette mulai masuk kerja lagi ke toko parfum di salah satu gerai Mall Maxx.

Meski Jossy dibayangi oleh rasa ketakutan akibat kejaran orang-orang penagih hutang yang mendatanginya, dia harus kembali bekerja.

Siapa yang nantinya akan membayar tagihan uang sewa kontrakannya kalau bukan Jossy, sedangkan Zieya, tantenya kini, tidak lagi terdengar kabar beritanya semenjak kemarin lusa.

Jossy terlihat murung dengan wajah susah karena banyak pikiran di kepalanya.

Toko parfum, tempatnya bekerja terasa lenggang hari ini karena tak banyak pengunjung yang datang kemari, biasanya setiap hari sabtu dan minggu, Mall Maxx akan dipenuhi oleh para pengunjung Mall yang bersesak-sesakkan.

Jossy terus memperhatikan area luar toko parfum dari posisinya berdiri saat ini, sesekali melirik jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya.

"Aku harus menunggu waktu istirahat karena di jam itu, aku bisa menemui panggilan tuan Josua", ucapnya seraya menghela nafas pelan.

Kling... !

Sebuah pesan masuk ke kotak pesan.

Jossy meraih ponsel miliknya dari dalam saku seragam kerjanya kemudian memeriksanya.

"Pesan dari tuan Josua lagi...", ucapnya seraya menggeser layar ponsel.

Jossy membaca pesan terkirim dari tuan Josua Maxim dengan seksama.

"Aku akan memberitahukan padanya kalau aku bisa datang menemuinya saat jam istirahat karena menunggu waktu shift kerja", kata Jossy.

Jossy mulai mengetikkan pesan lewat ponsel miliknya, meski kegiatan ini dilarang selama waktu kerja karena setiap karyawan di Mall Maxx tidak diijinkan membawa ponsel pribadi pada jam kerja.

Namun toko parfum, tempat Jossy Jeanette bekerja, memberi kelonggaran atas kebijakan tersebut dan mengijinkan setiap karyawatinya boleh menggunakan ponsel pribadi, asalkan saja mengerti batasan waktunya selama jam kerja toko.

Jossy terburu-buru memasukkan ponsel miliknya ke dalam saku seragam kerjanya seusai dia mengirimkan pesan kepada Josua Maxim.

Seorang rekan kerjanya terlihat sedang memperhatikan Jossy Jeanette sedari tadi.

"Dari siapa ?" tanyanya iseng.

Jossy tersentak kaget lalu menolehkan pandangannya ke arah teman sekerjanya.

"Bukan dari siapa-siapa, hanya teman biasa, kenalan", sahut Jossy agak canggung.

"Oh...", ucap karyawati toko.

Jossy tersenyum gugup lalu mengalihkan perhatiannya ke arah lain.

"Jika itu dari kenalan seorang pria, kurasa sudah bukan teman biasa lagi, pastinya sangat spesial", kata rekan kerja Jossy.

"Apaan sih, memangnya kamu tahu siapa dia ?" ucap Jossy malu-malu kemudian tertawa pelan.

"Tahu atau tidak, aku menduga jika kenalanmu itu sangat memperhatikan dirimu meskipun hanya lewat pesan terkirim, tapi dia sangat perhatian padamu, Jossy", kata rekan kerja Jossy.

"Kau bisa saja, Vania", ucap Jossy.

"Siapa namanya ?" tanya Vania.

"Rahasia !" sahut Jossy sambil tertawa renyah.

"Kusarankan saja pada kalian berdua agar memakai aplikasi pasangan yang lagi populer sekarang, biar hubungan kalian bertambah dekat lagi, Jossy", kata Vania.

"Aplikasi apa itu kalau aku boleh tahu, Vania ?" tanya Jossy penasaran.

"Aplikasi pasangan itu akan memudahkan kalian berdua saling berkomunikasi meski jarak memisahkan kalian berdua sangat jauh, Jossy", sahut Vania.

"Boleh tahu nama aplikasi pasangan itu,Vania ?" tanya Jossy.

"Tunggu sebentar, aku akan ambil handphone ku dulu, Jossy", sahut Vania.

Vania berlarian kecil ke arah meja toko, untuk mengambil handphone miliknya yang dia letakkan di laci meja.

Terlihat Jossy sedang memperhatikan Vania dari arah dia berdiri saat ini.

"Dapat !" pekik Vania riang saat dia berhasil mendapatkan handphone miliknya yang dia simpan di laci meja toko.

Vania tersenyum manis seraya berlari kembali ke arah Jossy Jeanette.

"Aku kembali !" ucapnya ceria sembari berlarian pelan.

Jossy membalas dengan tersenyum lembut ketika dia melihat Vania berlari kecil ke arahnya.

"Tunggu, Jossy ! Aku akan mencari aplikasi pasangan itu, okey !" kata Vania sembari menyentuh layar handphone miliknya.

"Ya, baiklah...", sahut Jossy.

"Mmm..., mana, ya... ?!" gumam Vania dengan mimik wajah serius saat memperhatikan layar handphone miliknya.

"Sudah ketemu nama aplikasinya ?" tanya Jossy sembari menengok ke arah Vania yang sibuk memperhatikan layar handphone.

"Sebentar, tunggu dulu...", sahut Vania lalu mengedipkan salah satu matanya kepada Jossy Jeanette.

"Ya, ya, ya, aku tunggu dengan sabar", kata Jossy kemudian kembali memperhatikan area luar toko parfum.

Beberapa pengunjung Mall Maxx mulai berlalu lalang, melewati depan toko parfum, tempat Jossy Jeanette bekerja.

"Aha ! Ketemu !" ucap Vania memekik pelan.

Vania segera memperlihatkan layar handphone kepunyaannya kepada Jossy Jeanette.

"Coba lihat ini, Jossy !" kata Vania seraya menunjuk ke arah layar ponsel.

"Apa ?" tanya Jossy tak mengerti tapi dia mengamati layar handphone milik Vania.

"Ini adalah aplikasi pasangan, namanya aplikasi LoveyDovey, ini merupakan aplikasi simulasi Al, untuk kencan pasangan yang ingin saling berdekatan satu sama lainnya", sahut Vania.

Vania terus memperlihatkan layar handphone di tangannya kepada Jossy Jeanette.

"Aplikasi pasangan ini sangat cocok diterapkan bagi pasangan baru yang menjalin hubungan agar bertambah mesra dan saling akrab", kata Vania berpromosi.

"Oh, iya ?!" sahut Jossy penasaran.

"Bahkan..., kalian bisa saling memperoleh point jika sering berkomunikasi lewat aplikasi LoveyDovey ini loh...", kata Vania menjelaskan.

"Woah, menarik sekali", sahut Jossy.

"Bahkan kalian bisa memakai point tambahan tersebut dengan menukarkannya dengan voucher", kata Vania.

"Buat penasaran saja, boleh diterapkan nih", ucap Jossy.

"Download saja aplikasi LoveyDovey ini lalu daftar melalui email pribadi atau nomer telepon yang masih aktif maka kamu dapat segera menerapkan aplikasi kencan ini secepatnya", kata Vania.

"Mmm, baiklah, akan kucoba...", sahut Jossy seraya memperhatikan layar ponsel miliknya.

"Kamu juga bisa mengajak teman kenalanmu itu, untuk menggunakan aplikasi LoveyDovey ini, Jossy", kata Vania.

"Akan aku informasikan padanya, mungkin saja dia tertarik mencoba aplikasi LoveyDovey ini, tapi kami bukan pasangan kekasih", sahut Jossy.

"Tidak masalah karena aplikasi LoveyDovey ini tidak melulu untuk pasangan kekasih, bisa juga diterapkan pada siapa saja yang belum berpasangan", ucap Vania.

"Oh, begitu ya", kata Jossy.

"Katakan saja pada teman kenalanmu itu kalau ada aplikasi menarik bernama LoveyDovey yang memudahkan kalian berdua berkomunikasi", ucap Vania.

"Baiklah, akan aku beritahu hal ini padanya", kata Jossy.

Jossy mengikuti saran Vania, untuk mendownload aplikasi LoveyDovey ke layar handphone.

Terdengar suara notifikasi ketika aplikasi LoveyDovey itu berhasil di download.

Jossy segera membagi aplikasi tersebut dengan mengirimkan informasi aplikasi LoveyDovey itu pada Josua Maxim lewat pesan.

Dengan cepatnya, tanggapan segera dikirim oleh Josua.

Kling... Kling... Kling...

Suara dering telepon berbunyi dari arah ponsel milik Jossy.

Panggilan telepon dari Josua Maxim tertera jelas pada layar ponsel pribadi milik Jossy Jeanette.

"Cepat sekali responnya...", kata Jossy terperangah kaget.

Jossy segera menerima panggilan suara telepon dari Josua Maxim.

("Hallo..."), terdengar suara dari arah panggilan telepon saat Jossy mengangkatnya.

"Hallo...", sahut Jossy.

("Kenapa belum datang juga ke ruangan kerjaku ?)" tanya suara Josua menggema pelan di dekat telinga Jossy.

"Maaf, aku tidak bisa datang sekarang sebelum waktu istirahat, nanti manajer toko akan memarahiku", sahut Jossy.

("Baiklah, tunggu saja sebentar, akan ada yang datang menjemputmu kesana"), kata suara Josua menjawab dari arah seberang telepon.

"Apa ?!" sahut Jossy kaget. "Tu-tunggu sebentar...", sambungnya panik.

("Kira-kira sekitar sepuluh menit lagi, mereka menjemputmu, Jossy !") sahut suara Josua lalu mengakhiri panggilan telepon.

"Ya, ampun...", gumam Jossy panik serta berkeringat dingin.

Jossy memperhatikan layar ponsel yang ada ditangannya dengan mimik wajah gelisah serta perasaan kian tak menentu.