NovelToon NovelToon
My Killer Boss

My Killer Boss

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / CEO / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Pasha Ayu

Sky Rain terlalu gengsi untuk mengatakan jika dirinya mencintai sekretarisnya. Dia selalu beralibi, jika perasaannya pada janda seksi itu hanya sekadar penasaran saja.

Meski sudah cukup kentara perhatiannya, bahkan selalu menjadi seseorang yang ikut memisahkan hubungan Lala dengan lelaki- lelaki lain.

Pun, Sky masih tak mau mengakui jika dirinya
memiliki sebongkah ketulusan di hatinya. Malahan, Sky terus menunjukkan kesan jika dia hanya menginginkan seksinya Lala.

"Di luar sana banyak sekali personil Teletubbies yang mengantri untuk aku kencani, Lala!"

Lala menggerutu pelan. "Aku lebih suka kerja lembur dari pada menerima ajakan kencan boss mesum, galak, playboy, narsistik!"

Follow IG: Pasha_Ayu14 untuk tahu visual para tokoh Pasha yang menggemaskan ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MKB bab 11

"Buk!"

Lala baru sampai di rumah, dia tak sangka jika Raffa sudah menunggunya. Raffa seperti biasa, selalu terlihat seperti malaikat.

Berwajah teduh, damai, murah senyum, bahkan terlihat menyayangi Rahmi. Inilah yang kemarin sempat membuat Lala luluh pada Raffa meski di satu tahun yang lalu Lala pernah mengalami perceraian.

Lala pernah memergoki Harry mencampurkan minuman Rahmi dengan cairan obat nyamuk semprot, alasannya, Harry tak betah melihat Lala terus menerus mengurus orang tua itu.

Hal tersebutlah yang akhirnya menjadikan Lala kekeuh untuk bercerai dan melaporkan Harry ke polisi hingga berujung jeruji besi.

Maka setelah Raffa masuk membawa cinta dan kasih sayang untuk Rahmi. Lala cukup tersentuh dan tanpa berpikir panjang ia menjatuhkan hatinya pada Raffa.

Sekilas Rahmi seperti wanita tua pada umumnya, walau sudah hidup dengan banyaknya jenis obat. "Raffa sudah nungguin kamu dari semalam loh."

"Oya?" Lala tersenyum meski tak ingin, lalu mencium punggung tangan Rahmi. "Ibu sudah makan?"

"Sudah sama Suster."

Lala tersenyum, ia memang membayar suster khusus untuk Rahmi, setidaknya itu membuatnya lebih tenang saat bekerja keluar kota atau luar negeri bersama Sky.

"Sekarang istirahat ya." Lala menyuruh ibunya masuk, dengan memapah wanita yang sudah sangat kurus itu.

Raffa diam membiarkan Lala mengurus Rahmi terlebih dahulu. Semalaman dia menunggu di sini, itu karena Lala tak pulang.

"Kalian kapan nikah?" tanya Rahmi. "Ibu capek liat kamu kerja sampai lembur, Neng, kalau kalian nikah, biar Raffa yang kerja."

Lihat, Rahmi sudah cukup banyak berharap pada Raffa. "Menikah juga butuh proses, Ibu."

Rahmi mendengus pelan. "Ibu pengen sekali di wafatkan sekarang, Ibu kasihan sama kamu yang kerja keras buat pengobatan ibu sampai tidak ingat menikah, Lala."

"Ssstt, jangan bilang begitu." Lala kembali memaksa Rahmi berbaring. "Sekarang ibu istirahat."

Lala tarik selimut Rahmi, menitipkan wanita tua itu ke susternya sebelum ia kembali keluar untuk menemui Raffa yang sudah siap memberondong dengan pertanyaan.

"Kamu nggak pulang ke mana?"

Kemarin, Raffa sulit sekali dihubungi, dan sekarang Raffa peduli. "Minggu minggu lalu kamu sibuk sama Cafe kan? ... Bahkan sering banget bilang maaf nggak bisa antar aku ke kantor. Kamu bilang ke Singapure."

"Aku salah." Raffa berlutut. Sejenak, lelaki itu seperti kekasih yang serius, tapi nyatanya Raffa hanya sibuk mendatangi jika ada yang dimau saja.

Buktinya, terakhir setelah menggadaikan kalung dari Sky, Raffa terus bilang aku sibuk dan Cafe sedang ramai. Bahkan, Lala tak mendapat perhatian khusus saat dia datang ke cabang Cafe di Jakarta Selatan.

Hanya diperlakukan biasa layaknya pelanggan Cafe yang lain. "Nggak perlu diperjelas kalau kamu salah, Fa, kamu sudah mengkhianati ku terang- terangan."

"Tapi lelaki perlu seks, La," decak Raffa. "Dan kamu tidak memberikannya."

"Itu bukan alasan, Fa!" sergah Lala. "Seharus- nya kamu langsung nikahi aku kalau kamu sudah butuh seks! ... Tapi kemarin kamu yang bilang sendiri, aku harus sabar sampai Cafe kamu maju!"

Raffa tak bisa menyahut karena ucapan Lala benar adanya. "Aku saking nggak sabarnya kamu nikahi, aku sampai harus menggadaikan jam tangan juga kalung dari boss supaya usaha kamu cepat maju seperti yang kamu bilang!"

"Aku minta maaf." Raffa khilaf, makanya dia ke sini untuk kembali dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. "Demi ibu jangan putus?"

Raffa tahu kelemahan Lala, tapi Lala lebih sadar diri pada akhirnya. "Cukup, Fa! ... Kita selesai. Selera kamu gadis yang masih muda kan bukan wanita sepantaran sepertiku kan?"

"Bukan itu alasan ku, jajan!"

"Apa?!" sergah Lala. Raffa ingin bicara jujur, tapi sulit. Takut, jika ini anak membuat Lala tersinggung.

"Dandanan kamu terlalu biasa, Yank! ... Pola pikir Kamu juga terlalu monoton. Terlalu boring untuk ku yang menyukai tantangan. Aku yakin kamu akan lebih cantik dengan tampilan yang lebih manja lagi..."

"Aku memang membosankan." Lala paham kok, Lala sadar diri, sedari dulu dia terlalu serius menjalani hidup, makanya terkesan membosankan dan tidak menarik.

"Kamu salah paham pasti." Ini yang Raffa tak suka dari teman kecilnya, Lala tersinggung ketika dia mengutarakan pendapatnya.

"Aku yakin Cafe mu akan sukses, Fa. Dan kamu bisa cari yang lebih muda bahkan lebih cantik dariku." Lala dan air mata yang terjatuh barusan, perlahan mundur dari hadapan Raffa, hingga menutup pintu rumah.

"Sayang..."

Raffa yang sedari tadi cukup terhenyak karena bingung harus membujuk Lala dengan kata apa, dia beranjak dari lamunannya.

"Kasih aku kesempatan lagi, La!" Raffa menggedor pintu yang sudah Lala kunci.

Dada Lala sakit, ternyata memang Raffa menemukan kekurangannya. Kaku, monoton, dandanannya biasa, dan membosankan.

Kalau begini cara Raffa memandangnya, Lala yakin disaat Raffa menjumpai kejenuhan, Raffa tak segan untuk lari mencari hiburan berupa sugar Baby di luar rumah.

...▪️◻️🔳🔲🔲🔳◻️▪️...

Di lain hunian, Sky asyik berjalan mondar- mandir. Semalaman kemarin dia tidur bersama Lala, dan malam ini dia kesepian.

Alice putri dari almarhumah Leona sudah menikah di usia 18 tahun. Sekarang, Alice sudah tinggal bersama suami Ustadz-nya.

Rumah ini sepi karena tak ada lagi ocehan Alice yang paling berisik. Sky semakin sepi setelah sadar jika hidupnya terlalu kosong.

Foto Leona masih menghiasi nakas, tapi Sky tetap sepi. Karena senyum manis Leona tidak akan bisa lagi memeriahkan rumah ini.

Yang tersisa, hanya kenangan. "Andai kau masih hidup, kau pasti membunuhku."

Sky menghela napas panjang. Lala juga belum memberikan kabar apa pun, sejauh ini Lala tak pernah memulai chat terlebih dahulu jika bukan urusan kerja. Maka dengan mengenyampingkan ego, Sky ambil ponsel.

📨 "Kamu, sudah punya jawabannya?" Baru menulis pertanyaan itu, Sky menghapus ulang pesan yang sudah siap kirim.

📨 "Teletubbies!" Sky kembali mengetik, beruntung, Lala tidak sedang online, karena lagi- lagi dia menghapus pesannya.

"Dia pasti besar kepala kalau aku tanya!"

📨 "Ada jadwal apa?" Sky ingin basa- basi soal pekerjaan, tapi sore tadi Lala sudah bilang besok tidak ada jadwal yang penting selain meninjau outlet Kimmy food di Jakarta barat.

📨 "Datang ke rumah atau aku pecat!"

Ah, Sky tak bisa bicara baik sama sekali! Akhirnya, Sky hapus kembali pesan itu dan beranjak tidur dalam kondisi tidak tenang.

Yah, tak bisa tidur lebih tepatnya. Terkadang salto, jungkir balik, nungging, meraih ponsel lagi dan lagi, berharap ketika membuka pola, sudah ada pesan dari Lala yang ternyata tidak pernah terkabulkan.

Sampai pagi matanya sudah berkantung seperti zombie, Lala masih belum mengirim satu pun pesan untuk jawaban lamarannya.

Sky mendengus sambil terduduk di sofa ruang tengah. Entah berapa kali dia bolak balik dari kamar ke sofa, dia lelah.

"Kau tidak tidur, Boss?!" Dominic datang pagi- pagi sekali, biasanya Sky sudah rapi, dan kali ini, Sky tak terlihat baik sama sekali.

"Ada masalah apa?" Dominic mengernyit.

"Carikan dukun pelet untukku!"

1
Herta Siahaan
Wowww Lala dijemput dengan Wilona... Gimana spesial kan kamu lala... siap kan jantung lala
Asri Fauziah
Luar biasa
Asri Fauziah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Fitriyani Indri
Luar biasa
Lies Atikah
lalanya bucin duluan payah
Tuti irfan
Luar biasa
Lies Atikah
teu puguh kamu mah sky kabatur ulah kumaneh henteu sukurin
Nani Haryati
keram perutku 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Hani Ekawati
Het dah udah aki aki juga 🤣🤣🤣
Hani Ekawati
Pas meriksa Alice apalagi, selain tuan Rega dan Sky ada tuan arab sama opa Arjuna juga 🤭
Hani Ekawati
Aku baca bab ini tengah malam, eh dibikin cekikikan tengah malam 🤣🤣🤣
Nani Haryati
🤭🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Fitri Nurhalimah
jaman sekarang kebalik emang yah, cowo matang sukanya sama cewe2 ABG, cowo2 yg masih kinyis2 malah suka tante2 😂
Fitri Nurhalimah
lala nya ke bego an inimah, udah tau nyari uang itu susah, gampang banget ngasih uang ke calon suami meskipun dengan dalih minjam, ttep aja gk realistis, minimal jadi cowo tuh tau diri kalau emang bener2 dia tulus sama lala
Dahlia Kartono
TOP karya mu kak
Ayu Wulansari
bagus bangettt, menarik
Hani Ekawati
Hurriyet itu ya 😅
Hani Ekawati
Ini Marco nya Allura kah?
Muhammad Zaki
kok tumben bersaing sama saudara sendiri? biasanya keluarga mereka akur
Hani Ekawati
🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!