Diamond Blue Raviola Arabella

Saat melihat...

Astevan Vincent very.Seketaris,sekaligus tangan kanan kakanya. Pria itu Terlihat menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Ditangannya terdapat beberapa file.

"Pagi kak As.!!" Raviola menyapanya dengan senyum kecil,saat pria itu berada didepannya. "Kenapa terlihat terburu buru begitu Kak ..??"

"Pagi Viola.!! "  Dia berhenti tepat di depannya. "File untuk rapat hari ini ketinggalan. Sudah ya kaka buru buru.! "

Tanpa menunggu jawab darinya,pria itu berlari melewati dirinya menuruni tangga dengan  buru buru sekali,.

Melihat hal itu,ia menggeleng pelan,. Sejak dulu,kakanya ,Levi,mempunyai kebiasaan buruk,sering melupakan hal yang penting,jadi.tidak jarang ada saja barang yang tertinggal, entah file,entah kunci, kadang dompet juga ponsel. Jika sudah seperti itu, maka kak Astevan.lah yang harus pergi mengambilnya. Terkadang ia merasa kasian pada Astevan, tapi ya mau bagaimana .?ia tidak bisa berbuat apapun. 

Dulu ia pernah bilang pada kakanya,agar mau untuk menambah asisten. Dan pria itu mendengarnya, namun setelah mendapatkan asisten dengan susah payah, dia hanya bekerja satu hari, karena Levi memecatnya, menurut Kak Astevan, sekretaris baru itu mencoba merayu kakanya, dan membuat Levi marah hingga akhirnya memecat dirinya.

Ya dirinya akui.kakanya, Levinard Abigail ivandery. Memang keren, wajahnya putih bersih mirip Idol Idol jaman sekarang. Tubuh tinggi bak atlet olahraga, berotot. Matanya pun indah.terlebih dia pewaris seluruh aset sang ayah.Jadi wajar saja banyak wanita yang mengejar ngejar kakanya.

Karena kejadian itu hingga saat ini Levi masih belum bisa menemukan asisten tambahan, alasannya karena belum ada yang bisa benar-benar dipercaya.

**************

Sebuah mobil sport,Mercedes benz S series,yang dikendarai seorang gadis cantik, terlihat membelah jalan raya.Raviola yang mengemudikan mobil terlihat senang sekali, sejak keluar dari area rumah sakit ternama.

Bagaimana tidak. Dirinya yang terluka parah dikakinya, Tiba-tiba dinyatakan sembuh dan luka yang begitu dalam itu tiba-tiba menghilang. Bekasnya pun tidak ada. Seperti tidak pernah ada luka disana. Aneh memang.!!.

Tapi ya.. Ia tidak ingin perduli, yang penting.saat ini,ia telah sembuh total dan yang paling membahagiakan ialah ia tidak perlu bolak balik ke rumah sakit lagi. Dan itu sangat membuatnya senang.

Walaupun begitu,nyatanya ada kegelisahan relung hatinya,ia merasa resah,  ia gelisah. Entah apa penyebabnya.Yang jelas ia merakan ketidak tenangan dalam relung jiwa.,sejak semalam. Seakan akan ada yang hilang dari dalam dirinya. Seakan-akan ingin segera berjumpa dengan seseorang, namun ia tidak tahu, siapa itu. Siapa yang hatinya rindukan.

Dan semenjak kejadian di rumah sakit hari itu,hari dimana dirinya melihat seorang anak kecil berambut putih.setiap malam dirinya memimpikan anak itu, anak yang meminta ibunya untuk kembali. Anak yang berucap dengan deraian air mata.!!tapi Siapa ibunya? Siapa anak itu? Dan kenapa anak itu selalu muncul dalam mimpinya?? Lalu saat melihat dia menangis,mengapa hatinya terasa teriris.?

Sebenarnya ia merasa tidak asing dengan anak itu, anak yang tampan, bermata kuning keemasan. Rambut putih,seputih susu. Tapi siapa dia?? Dan jika ia mengenalnya, mengapa ia tidak memiliki ingatan apapun tentang anak itu.?? Sebenarnya apa yang sudah ia lupakan.

Pertanyaannya pertanyaannya itu membuat pikirannya kacau,dan karenanya pula,mobil Mercedes benz S series ,salah satu hadiah yang kakanya berikan,untuk dirinya dihari ulang tahun nya.Mobil itu hampir menabrak pembatas jalan , dan hal itu sukses membuat Rara panik. Ia menoleh ke samping,dimana Raviola duduk.

"Kenapa.?? Ada apa denganmu ,nona?? "

Raviola bersandar di kursi mobil.

"tidak.!!"  ia  Memijat kepalanya yang terasa berdenyut nyeri. Lalu menghela napas, setelahnya ia menoleh pada Rara yang memperhatikan dirinya.

"Kamu saja yang menyetir ya.?? "

" baiklah. "

Keduanya turun dan berganti tempat " Mau langsung pulang.?? " Rara bertanya saat ia dan juga Raviola sudah sama-sama duduk.

Viola menggeleng "mampir dulu ke Victoria Garden.!!Aku mau mengambil pesananku.Baru setelah itu kita pulang!!"

" Baiklah.!!"

Mobil pun kembali melaju, membelah jalan raya.yang cukup sepi di hari ini. Sedangkan Raviola hanya diam termenung di tempatnya.

Tak berapa lama,mobil mewah itu berhenti,tepat didepan sebuah toko bunga yang cukup besar. Rara memarkir kan mobil disebelah mobil sport mewah berwarna hitam. "Nona sudah sampai. "

Raviola menoleh ke luar jendela, setelahnya ia turun dari sana.

" Tunggu sebentar ya Ra. .!! "

"Ya."!!

Raviola turun dengan anggun.ia sempat melirik sebuah mobil mewah berwarna biru yang terparkir di samping mobilnya. Namun, Raviola tidak ingin perduli, toh dia tidak mengenal. Dan tetap melanjutkan langkah kakinya.

Gadis itu melangkah mendekati toko, suara lonceng terdengar ,saat dirinya membuka pintu kaca. Pemilik toko yang sedang berbincang dengan seorang pria berjas hitam,menoleh kearahnya.

"Emelya.!! " pria itu berucap dengan raut wajah yang terlihat syok

Tubuh Raviola tiba-tiba bergetar. Ia membeku seketika,ditempatnya.kala melihat wajah tampan pria asing itu. Namun mampu membuat hatinya bergejolak.

Air matanya tiba tiba menetes. Ia seakan mengenal pria itu, tapi ia sendiripun tidak tahu,siapa pria berjas dihadapannya. Ia menyentuh pipinya, basah. Ia menangis? Karena pria dihadapannya? Tapi kenapa?

Pertanyaan pertanyaan memenuhi kepalanya.

"Emely? Siapa itu Emely.?? " Batinnya berkecamuk. Ia tidak mengerti kenapa pria ini memanggil dirinya Emelya.

" Kamu Emelya kan.??"

Raviola mendongak, menatap pria dihadapannya,

"Emelya, ini aku Daniel, kakamu de. . !! "

Tangan pria itu terulur hendak menggapainya. Namun Raviola malah berjalan mundur.

" maaf tuan, sepertinya anda salah orang.!! Saya bukan Emelya dan saya tidak mengenal anda.!! " saat ia berucap seperti itu hatinya teriris perih, air matanya justru mengalir lebih deras,. Dirinya sendiri merasa heran. Apa yang sebenarnya terjadi kepadanya.

Tiba-tiba bayangan bayangan yg terlihat buram, mimpi mimpi yang pernah dialaminya dulu kini berputar dikepalanya, seperti film rusak, membuatnya memegangi kepalanya.

Ia merasa sangat kesakitan. Kepalanya terasa akan pecah.

Pemilik toko mendekat " Raviola ada apa denganmu.?? "Wanita muda itu terlihat panik. Melihat keadaan pelanggan setianya itu,, yang terlihat sangat kesakitan namun saat pria berjas itu hendak menolong,dia trus melangkah mundur. Dan malah kehilangan kesadaran, beruntung pria itu menangkap dirinya, hingga tidak terjatuh ke lantai.

" nona.!! "Rara yang baru saja memasuki toko terkejut, melihat nona cantiknya tak sadarkan diri. Dipeluk kan seorang pria tampan.

Rara baru saja datang,karena ponsel Raviola terus saja berdering. Saat dilihat, ternyata dari tuan mudanya, kaka Raviola sendiri. Sepertinya dia melupakan Ponselnya di mobil,saat tadi diletakan untuk petunjuk jalan.beruntung saat Ia mendekat ke toko,dengan membawa ponsel Raviola, telpon dari tuan mudanya itu belum ia angkat. Jika tidak entah apa yang akan terjadi terlebih jika tahu adiknya itu pingsan.

" Aku akan membawanya ke rumah sakit. "

"Jangan...!!" Rara refleks berucap dengn keras, membuat kedua orang itu terkejut, mereka menoleh.

"Kenapa.?? "

"Ti... Tidak... Tidak apa apa..!!Nanti biar saya saja yang membawanya ke rumah sakit.!!" Dengan susah payah, Rara berucap. Ia benar-benar gugup. Bukan tidak ingin Raviola dibawa ke rumah sakit. Tapi, ia tahu dengan jelas,.

Bahwa, nona majikan nya itu sangat tidak suka rumah sakit. Terlebih lagi,tadi Raviola terlihat sangat senang ketika dinyatakan sembuh. Otomatis ia tidak perlu bolak balik pergi ke rumah sakit.

Saat ini ia akan membawa Raviola ke rumah lebih dulu, dan jika sampai rumah dia masih belum sadar juga, terpaksa ia akan menelpon tuan mudanya.

"Tolong bawa ke mobil saja.!! ".

."Baiklah.! "

Pria itu menggendong Raviola menuju dimana mobil nya terparkir. Dan membaringkan nya pada kursi penumpang..

"Anda bisa menyetir.??

Dia bertanya sopan.

Rara mengangguk, dulu ia sering diajarkan mobil oleh Raviola, saat di Amsterdam. Karena mereka dulu tinggal bersama di rumah kakek neneknya, awalnya ia menolak, namun karena Raviola terus memaksa ia pun belajar mobil. Dan berkat itu ia bisa menggantikan Raviola menyetir, seperti tadi.

""Nona?? ".

Rara tersentak, ia menoleh. Pria itu menatap nya cemas " ah maaf, saya sedang memikirkan hal lain sejenak. " ia tersenyum sopan.. "Terimakasih banyak, tuan!! Saya permisi dulu. "

Pria itu hanya mengangguk disertai senyum

Rara memasuki mobil, dan duduk dikursi kemudi, lalu mobil pun melaju meninggalkan area toko.

"Walau sudah sangat lama,ternyata kebiasaan dirimu, yang tidak menyukai rumah sakit, masih ada ya. !! " pria itu tersenyum tipis.

"Akhirnya setelah bertahun-tahun, kami menemukan keberadaan dirimu, Princess.!!. " setelah mengucapkan hal itu, dia memasuki mobil sport biru yang terparkir disamping mobil Raviola tadi. Dan berlalu pergi dari sana.

****

Bersambung....