Kesalahan satu malam yang mengubah hidup Hanum, dimana di malam itu seseorang datang dan merenggut kehormatan yang selama ini Hanum jaga. Steven Nicholas Dirgantara adalah lelaki yang telah memperkosa Hanum, Steven adalah aktor terkenal juga seorang pengusaha, keluarganya juga adalah keluarga paling kaya di kota ini. Hingga hari dimana Hanum mengandung anak dari Steven dan Hanum harus melahirkan anak itu karena bagi keluarganya dia adalah pewaris selanjutnya dari keluarga Dirgantara. Akan tetapi kejadian tidak terduga terjadi dimana Hanum mengalami keguguran hingga membuat keluarga Steven merasa kecewa dengan Hanum karena tidak bisa menjaga anak itu dengan baik.
Saat itu juga Hanum memutuskan untuk pergi dari kehidupan Steven di saat benih cinta mulai tubuh.
Bagaimana kelanjutan cerita nya, apakah Steven akan mencari Hanum atau membiarkan cinta itu pudar seiring berjalannya waktu simak terus kelanjutan ceritanya dalam novel Kesalahan Satu Malam..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikromatul Fasila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Steven Nicholas Dirgantara, siapa yang tidak kenal dengan dia, dia adalah salah satu satu aktor terkenal dan juga pengusaha tampan yang sukses. Di usianya yang masih muda, Steven sudah mendapatkan banyak penghargaan bahkan Steven juga terkenal sebagai pengusaha muda yang sukses apalagi keluarga Steven memang berasal dari keluarga kaya raya sehingga banyak wanita yang ingin menjadi istri Steven.
Keluarga Dirgantara juga bukan keluarga sembarang, Keluarga Dirgantara juga adalah salah satu keluarga terkaya di kota ini. Siapa yang tidak kenal dengan keluarga Dirgantara dengan begitu banyak usaha dan juga perusahaan yang di bawah naungan Dirgantara maka dari itu keluarga Dirgantara tidak sembarangan memilih menantu untuk keluarga Dirgantara dan tentu saja mereka pasti akan mencari menantu yang setara dengan keluarganya.
"Steven!" panggil teman Steven yang bernama Edward.
Ya, Edward lah yang dengan sengaja mengunci pintu kamar Steven dan juga Hanum karena Edward tidak tau lagi bagaimana dia harus mencari wanita untuk menemani Steven yang saat itu sedang terpengaruh obat perangsang.
Mendengar suara Edward, Steven yang saat itu masih tertidur mulai terbangun sambil berusaha untuk duduk.
"Aku ada dimana, Ed?" tanya Steven sambil memegang kepalanya yang terasa sangat pusing.
Edward menatap tidak percaya dengan apa yang dia lihat di depan matanya, dia bisa melihat dengan jelas bagaimana keadaan kamar yang terlihat sangat berantakan dan ada satu hal yang sejak tadi membuat Edward tidak lepas dari pandangan nya yaitu sebuah noda darah di sprei.
"Stev, ternyata wanita itu masih perawan," ucap Edward dengan rasa bersalah.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Edward, Steven yang masih baru sadar pun tidak mengerti tentang apa yang terjadi antara dirinya dengan Hanum tadi malam.
"Apa maksud mu, Ed? Aku tidak mengerti," jawab Steven dengan masih memejamkan matanya karena dia benar-benar masih merasakan pusing.
Edward langsung menarik tubuh Steven agar dia bisa melihat dengan jelas noda darah merah di sprei tempat dia duduk.
"Stev, lihat itu!"
Steven benar-benar terkejut saat dia melihat noda darah merah di sprei yang baru saja dia duduki.
"Darah? Kenapa bisa ada darah di sprei itu? Apa itu darah aku?" tanya Steven dengan wajah bingungnya.
Edward langsung memukul kepala Steven karena omongan dia yang tidak masuk akal. Bagaimana bisa Steven tidak mengingat kejadian tadi malam.
"Aaw, kenapa kamu memukul kepala ku, Ed? Kau sudah bosan hidup hah!" bentak Steven kepada Edward yang memukul kepalanya.
"Itu karena omongan mu yang tidak masuk akal. Apakah kamu tidak ingat kejadian tadi malam, Stev?" kata Edward berusaha mengingatkan Steven tentang kejadian tadi malam.
Steven lalu berusaha mengingat kejadian tadi malam saat dirinya berada di pesta.
Flashback
Saat ini Steven tengah menghadiri sebuah pesta ulang tahun pernikahan Pamannya, Steven tampak terlihat tidak bersemangat saat menghadiri pesta tersebut karena selama ini Steven tau bahwa Paman nya sama sekali tidak suka padanya karena bagi Paman nya Steven adalah batu yang membuat dirinya kehilangan beberapa saham di perusahaan. Saham yang harusnya menjadi miliknya harus diberikan kepada Steven oleh Ayahnya sendiri karena bagi Ayahnya Steven adalah cucu tersayang nya maka dari itu Steven memiliki saham yang cukup besar di perusahaan nya.
"Stev, kenapa kau terlihat murung seperti itu? Apakah kau tidak suka karena aku mengundang mu di acara ulang tahun pernikahan ku?" kata Paman Steven yang saat itu datang menghampiri Steven.
"Tidak Paman, hanya saja aku merasa kurang enak badan jadi mungkin aku akan pulang lebih dulu," jawab Steven dengan mencari alasan agar dia bisa pergi dari pesta yang membosankan ini.
"Ingin pergi? Acaranya bahkan baru di mulai dan kau sudah ingin pergi?"
"Maafkan aku, Paman,"
"Baiklah, kalau begitu untuk mengucapkan selamat ulang tahun pada pernikahan kami, Paman harap kamu mau bersulang dengan Paman malam ini," kata Paman Steven dengan memberikan sebotol minuman kepada Steven.
"Tidak Paman, bukankah sudah aku bilang bahwa aku sedang tidak enak badan jadi aku tidak bisa minum minuman beralkohol," jawab Steven menolak minuman yang di berikan oleh Pamannya.
"Ayolah Stev, lagian hanya satu gelas. Ini juga minuman yang paling sedikit alkohol nya Paman yakin kamu akan baik-baik saja," ucap Paman Steven dengan merayu Steven agar dia mau meminum minuman yang dia berikan.
Karena tidak mempunyai alasan lagi dan Steven juga ingin segera pergi dari tempat ini Steven pun akhirnya mengambil minuman yang Pamannya berikan lalu dia langsung meminum nya sekali tegukan.
"Sudah Paman, Steven mengucapkan selamat ulang tahun pernikahan untuk Paman dan juga Bibi," kata Steven lalu dia pun pergi meninggalkan Pamannya.
Melihat Steven yang meminum semua minuman yang dia berikan membuat Paman Steven tersenyum puas.
"Baiklah Stev, sebentar lagi kita akan melihat pertunjukan yang akan kau perankan," ucap Paman Steven di dalam hatinya sambil menatap kepergian Steven.
Saat ini Steven tengah berjalan keluar dari gedung tempat dimana pesta itu sedang berlangsung dan entah mengapa Steven tiba-tiba merasa sangat pusing.
"Kenapa dengan kepalaku? Kenapa rasanya sangat sakit seperti ini," ucap Steven sambil memegang kepalanya bahkan saat ini tubuhnya juga tiba-tiba terasa panas.
Saat Steven tengah berusaha untuk menyadarkan dirinya sendiri tiba-tiba seorang wanita dengan pakaian seksi datang menghampiri Steven.
"Tuan, kau kenapa?" tanya wanita itu dengan suara menggoda sambil memegang Steven.
"Jangan sentuh aku!" bentak Steven dengan mendorong tubuh wanita itu.
"Tapi Tuan sekarang sedang mabuk bagaimana jika saja membantu Tuan untuk mendapatkan kamar," kata wanita tersebut dengan terus menggoda Steven.
Ya, wanita itu adalah suruhan dari Paman Steven untuk membuat Steven dan wanita itu melakukan hubungan intim lalu saat itu juga Paman Steven akan merekam dan membuat Steven malu.
Edward yang saat itu tidak sengaja melihat Steven langsung menghampiri Steven.
"Stev, ada apa dengan kamu?" tanya Edward sambil memegang tubuh Steven.
"Ed, bawa aku pergi dari sini,"
Tanpa berkata apapun, Edward langsung membawa Steven pergi menjauh dari wanita itu dan wanita itu tampak terlihat kesal karena rencana nya gagal.
Edward yang saat itu sudah memahami bagaimana keadaan Steven langsung pergi untuk menemukan sebuah hotel. Di luar gedung terdapat begitu banyak wartawan dan tentu saja jika mereka melihat bagaimana keadaan Steven sekarang pasti karir Steven akan hancur maka dari itu Edward berusaha untuk menyembunyikan Steven dari para wartawan tersebut dan membawa Steven ke sebuah hotel kecil tempat dimana Hanum bekerja dan terjadi malam dimana Steven merenggut mahkota yang selama ini Hanum jaga untuk sang calon suami.