"Heh, bocil? Nanti setelah ini aku minta di traktir ya." Goda adrian.
"Adrian!? Mulai deh kamu?." Ketus shely.
"Nggak mau!?, om adrian banyak makannya." Tebak aqilla membuat semua orang di sana tertawa.
"Ye? Mana ada aku makan banyak!? Lagian yang kamu pesankan, semua makanan nya hanya seumil. Gimana nggak makan banyak,." Jawabnya asal.
"Iss maruk, om adrian nya." Ujar aqilla namun tangan adrian mulai usil. Ia pun mulai menarik pelan hijab aqilla.
"Bundaaaaa!?." Teriak aqilla yang taj terima, jika hijab nya ditarik.
"Aduh sayang ampuuunn!!!!?." Pekik adrian yang merasakan nyeri di pinggang, akibat cubitan ulfa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sherly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22
( Otw jogja )
.
.
.
Sementara itu adrian pun keluar dan membicarakan ini nanti setelah semua berkumpul, ia ingin semua selesai di sebuah pelaminan.
Kini adrian pun memantapkan diri untuk meminang ulfa, sehingga ia mulai menyiapkan segalanya melalui bantuan kakaknya.
Saat diruang tamu kini ia mendekati kakaknya yang sedang bermain ponsel.
"Mbak?." pannggil adrian yang kini duduk disamping kakaknya. Dan shely pun menoleh lalu menghadap adiknya.
"Kenapa nih." tanyanya kepo.
"Mbak kan jualan online, ada nggak barang-barang kesan nya mewah, jadi kaya orang buat lamaran gitu." bisiknya kini shely pun tersenyum
"Hayo mau ngelamar ulfa ya." tebaknya dan tebakan itu pun sontak membuat adrian manggut-manggut.
"Hehehe, ini dalam surat itu ulfa seakan mau dimengerti juga ingin segera diresmikan." ujarnya membuat shely pun merasa kasihan sama adiknya.
"Iya bener kata ulfa tu harus segera diresmikan, lagian kan kalian udah sejak smp pacaran nya, jadi sekarang kan nikah gak apa-apa apalagi kamu kan bisa bantuin ulfa bekerja dirumahnya, kamu kan pinter kalau masalah perhitungan juga dagang." paparnya
"Gini ya dek ulfa bukannya meminta di cepetin tapi setau mbak kalau pacaran itu nggak baik,
Pernah mbak ikut pengajian ya, kata pak ustad gini,
Pacaran itu menjalankan suatu hubungan di mana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat mengenal satu sama lain tanpa ikatan yang halal. Pacaran tidak boleh dan dapat memperbesar risiko terjadinya segala bentuk perzinahan. Sehingga agama Islam sangat melarang keras umatnya untuk berpacaran, begitu dan selebih nya mbak langsung pulang karna mbak harus mengurus packingan." jelasnya membuat adrian kini semakin yakin.
.
.
.
Kini malam sudah tiba dan keluarga pak malik kini sudah menunaikan ibadahnya, dan terlihat pak malik sedang menonton tivi serta ditemani istrinya, kini adrian pun memberanikan diri untuk meminta sang ayah melamarkan kekasihnya.
"Ayah, ibu?." lirihnya sontak kedua orang tuanya pun menoleh, kini shely yang baru saja keluar kamar pun ikut menimbrung, duduk di kursi panjang sebelah adrian.
"Iya nak sini duduk, ada apa ini?, kayaknya mau bicara serius?." ujar pak malik.
"Iya yah, dan semuanya aku ingin ngobrol serius soal hubunganku dengan ulfa?." kini mereka pun siap mendengarkan apa yang akan diucapkan anak lelakinya.
"Jadi gini, aku ingin ayah melamarkan ulfa untuk adrian?." sontak bu ilma pun kini matanya berembun, tak menyangka anaknya sudah memiliki komitmen pada kekasihnya. Pak malik pun sedemikian.
"Hmm, sejak kapan kamu kenal ulfa nak," ujar pak malik.
"Sejak aku smp yah." terangnya.
"Saat pertama kali bertemu, dia sudah menyentuh hatiku, setelah hari-hari yang telah kami lalui bersama, itu membuatku semakin yakin bahwa ulfa lah perempuan Pilihanku." cercanya membuat shely menitihkan air matanya sungguh adiknya bijak dalam berbicara.
"Aku berharap bisa untuk selamanya, hidup bersama menjalin ikatan yang begitu dalam, Aku ingin menikah dengannya, dan menjadikan pendamping hidupku untuk selama-lamanya, dalam suka maupun duka." imbuh nya membuat semua orang didalam rumah terharu.
"Baik mulai besok bapak akan melamarkan, nak ulfa untuk kamu nak, jadi bersiaplah ketika ulfa mau atau tidak mau menerimamu, jadi mulai besok pagi mantapkan isi hatimu dulu, jika siap sore langsung kita melamarnya kamu mengerti?." terang pak malik sambil memeluk sang istri, ia bangga pada anak-anaknya yang hebat.
Kini adrian berbahagia, sekaligus sedih ntah apa yang mengganjal dalam hatinya, namun ia abaikan pikirannya berkelana kemana-mana, ia besok harus bersiap-siap.
.
***
.
Pagi berganti menjelang siang ya sekitar jam 10:12 adrian kini sudah tampak rapi, ia mengenakan kemeja hitam celana biru juga sepatu putih alah korea. juga shely yang memakai gamis brokat serta setelan rok batik, juga kepalanya terbalut hijam, dadan dengan natural, sungguh cantik luar biasa.
"Adududuh, mbak cantik amat, mau dilamar siapa mbak hehehe." ejeknya.
Pletak.
Kini kepala adrian di pukul memakai ransel shely, karna merasa kesal pada adiknya, padahal ia baru saja mau memuji ketampanan nya jadi niatnya diurungkan.
"Dasar adek peak, dajjal iss bikin kesel aja!?, udah lo mau naik mobilku apa mobil ayah." ucapnya sambil menggerutu.
"Naik mobil mbak aja lah, nanti kalau mbak capek gantian aku atau ayah." ujarnya lalu shely pun pergi meninggalkan adiknya diruang tamu, shely kini sudah memasuki garasi mobilnya, tak lupa sebelum berangkat ia mengecek dulu bahan bakar, juga mesin-mesin yang lain, ya kebetulan shely paham dengan mesin motor juga mobil, jadi mobil nya apakah perlu dibawa ke bengkel atau tidak.
"Adrian!?." teriak shely dari arah sambing rumah. Adrian yang merasa namanya di panggil kini datang ke garasi mobil.
"Kamu tunggu dirumah ya, mbak mau kewarung dulu, jangan lupa itu mobil nya kalau udah panas di matiin aja, bensin masih ok juga mesin ok, udah mbak cek semua nggak usah dibuka lagi." kata shely saat adrian hendak membuka bagasi mesin.
"Oh, okey." jawabnya
"Ibu ayah, wo! Cantik dan tampan sekali kalian." puji adrian ketika melihat kedua orang tuanya menghampiri.
"Ah, kamu adrian bisa aja? Oh ya mana mbak?." tanya pak malik
"Oh lagi kewarung, nah itu dia." jawabnya namun tak berselang lama kini terlihat shely serta membawa bingkisan dari warung.
"Drian bantuin mbak, ini nanti yang kecil kamu bukak kantongin, lalu yang ini nanti kamu serahkan sama ulfa ya." katanya seraya memberikan kedua bingkisan satu mahar uang yang dihias sangat begitu cantik, serta cicin di kotak perhiasan.
"Wah bagus mbak, makasih ya, oh ya apa ada lagi?." tanya adrian.
"Emm, ada nanti kesana aja kita, sekalian jalan yaudah ayo berangkat." ujarnya yang kini sudah berada didalam mobil.
.
.
Kini mereka pun menikmati perjalanan, butuh waktu lama 7 jam 46 menit menuju ke jogja, kemungkinan malam baru sampai karna sekarang hari sudah pukul 10:45
Shely melajukan mobilnya sedang, namun juga tak mau kelamaan hingga memilih jalur tol.
"Dian?." kini shely pun memecah keheningan didalam mobil.
"Iya paan mbak." jawabnya.
Plak
Tiba-tibq adrian di pukul ayahnya dari arah belakang, sehingga ia meringis kesakitan, shely dan bu ilma pun terkejut hingga cekikikan.
"Jawab tu yang sopan, kenapa mbak? Gitu kek." papsr pak malik yang membenarkan panggilan.
"Aduhhh, iya iya, kenapa mbak?." jawabnya ulang, takut jika salah lagi ia yang akan jadi korban amukan sang ayah.
"Kamu udah hubungi ulfa belum." tanya shely yang sesekali melirik adiknya lalu melihat kedepan lagi.
"Oh ya sini pinjam aku ponsel mbak, mau telepon ulfa dulu." adrian pun menggeledah tas kakaknya.
"Kunci nya masih sama kan, mbak." tanyanya lagi.
"Iya masih." jawabnya.
Kini adrian pun membuka layar ponsel shely, dan mencari nama ulfa di ponselnya, namun ia justru tak menemukannya.
"Loh mbak, mana no ulfa." tanyanya yang mengotak atik mencari nama ulfa.
"Hahaha, ya iyalah namanya nggak ada, orang nama ulfa aku kasih nama gemoy dengan emot love." jawabnya membuat adrian menatap nanar sang kakak.
"Huhf, nama nya kok gemoy sih mbak ini." tanpa basa basi adrian pun segera memencet tombol memanggil.
"Hallo Assalamu'alaikum." ucapnya dari seberang telepon.
"Diangkat mbak," bisik adrian pada sang kakak.
"Yaudah ngomong aja, jujur gitu dari pada nanti disananya terkejut, kalau kita kesana." jawabnya supaya adiknya memberitau kan seseorang yang disebrang, agar segera melakukan persiapan, meskipun sederhana keluarga pak malik pun tidak mempermasalahkan.
"Wa'allaikumsalam, hay sayank." ucapnya membuat ulfa terkejut.
"Lah kok kamu drian, mana mbak mu bukannya ini yang telepon shely." tanyanya heran.
"Iya mbak lagi nyetir, oh ya aku pinjam ponsel mbak lantaran nomorku nggak ada quota lupa mau isi." ujarnya membuat ulfa yang mendengarnya pun lantas tersenyum.
Tunggu? Mereka dimobil? Lagi nyetir?' batin ulfa lalu ia pun bertanya.
"Kalian lagi dijalan mau kemana?." tanyanya.
Bersambung..