NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Istri Miliarder

Mendadak Jadi Istri Miliarder

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:73.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Moms TZ

Anaya tak pernah menyangka hidupnya sebagai seorang gadis yatim bisa berubah drastis dalam satu malam. Tanpa pilihan, ia harus menikah dengan pria yang bahkan tak pernah terlintas di pikirannya.

Akmal, CEO muda yang tampan dan bergelimang harta, harus menelan pahitnya pengkhianatan saat calon istrinya membatalkan pernikahan mereka secara sepihak.

Takdir mempertemukan keduanya dalam ikatan yang awalnya hampa, hingga perlahan benih cinta mulai tumbuh. Namun, ketika kebahagiaan baru saja menyapa, bayang-bayang masa lalu datang mengancam, membawa badai yang bisa meruntuhkan rumah tangga mereka.

Mampukah Anaya mempertahankan cintanya? Ataukah masa lalu akan menghancurkan segalanya?


Baca kisahnya hanya di "Mendadak Jadi Istri Miliarder"

Yuk ikuti kisah mereka...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17

°

°

°

Di sebuah rumah yang asri, terhampar keindahan alam. Pot-pot bunga berjejer rapi, pepohonan rindang di kedua sisi halaman, dan angin sepoi-sepoi menari di antara dedaunan, menciptakan melodi alami yang menenangkan. Beranda menjadi tempat sempurna untuk bersantai dan menikmati keindahan ciptaan Tuhan.

Rumah Pak Deni terletak di ujung desa, menghadap ke hamparan sawah yang membentang luas. Rumpun padi yang menghijau dan segar menari-nari diterpa angin, menciptakan pemandangan yang menenangkan.

Pagi yang sejuk Pak Deni dan Bunda Marini berbincang ringan di beranda rumahnya, sambil menikmati secangkir teh hangat serta kudapan, seperti pisang, ubi, dan jagung rebus sebagai menu sarapan mereka pagi ini.

"Yah, bagaimana kalau kita mengunjungi anak-anak? Bunda takut Khanza berbuat sesuatu pada menantu kita. Ayah tahu sendiri kan, sikapnya seperti apa?" Bunda Marini mengawali perbincangan. Wajahnya penuh kekhawatiran.

Pak Deni memberikan tatapan lembut pada istrinya seraya menyahut, "Apa tidak sebaiknya mereka menyelesaikan masalahnya sendiri, Bun?"

Bunda Marini menggeleng. "Tidak bisa, Yah! Bunda tidak mau nasib Anaya seperti Risna. Bunda tidak ingin Akmal menjadi duda dan Khanza pasti akan menjadikan celah itu untuk mendekati Akmal."

Ya, Bunda Marini sudah tahu dalang dari gagalnya pernikahan Akmal dan Risna. April yang memberitahu ayah bundanya setelah tidak sengaja menguping pembicaraan Khanza di telepon.

Pak Deni mengangguk lalu menarik napas dalam-dalam. "Baiklah, kita kunjungi Akmal dan Anaya. Tapi kita harus bijak, agar tidak memperburuk keadaan."

"Kalau begitu, lebih baik kita berangkat sekarang. Bunda tidak ingin Anaya mengalami kesulitan seperti Risna. Kita harus mendukungnya."

Bunda Marini bangun dari duduknya, masuk ke dalam rumah dan menemui April, di kamarnya.

"April, bunda sama Ayah ingin mengunjungi Mas Akmal, apa kamu mau ikut, Nak?"

April menjawab dengan nada sedih. "Yaaah...! April tidak bisa ikut dong, Bun. Sebentar lagi ujian dan April tidak mau ketinggalan mata kuliah."

 Bunda Marini menepuk lembut bahu putri kesayangannya. "Ya sudah, kapan-kapan jika libur kamu bisa ke sana. Sekarang cepat pesankan bunda tiket pesawat, ya! Bunda mau siap-siap."

Bunda Marini segera bersiap, begitu pun dengan Pak Deni. April datang memberitahu bahwa tiket sudah dipesan dan mereka pun langsung berangkat menuju bandara Adi Sumarmo.

°

Kediaman Akmal

Sementara itu, Akmal terkejut dengan mata terbelalak menatap istrinya yang siang itu tampak cantik menurutnya. Dia merasakan hangatnya pelukan Anaya yang tiba-tiba, dan lembutnya bisikan suaranya. "Mas Akmal mulai terpesona padaku, ya?" Senyum manisnya membuat hati Akmal meleleh.

"MasyaAllah... kenapa dia tampak sangat cantik? Apakah aku mulai jatuh cinta padanya?" Akmal berkata dalam hati.

"Iya, benar, Nay. Kamu telah membuatku terpesona." Akmal berkata jujur dan membalas pelukan istrinya dengan erat.

Anaya tertawa lembut, dengan mata berbinar. "Hari ini aku merasa bahagia, Mas. Semuanya terasa sempurna."

Mereka berdua menikmati keintiman pagi itu. Akmal menatap intens lalu bertanya, "Apa yang membuatmu bahagia, heum?"

Anaya menggelengkan kepala lalu tersenyum misterius. Anaya sebelumnya telah menghubungi Adzana dan Ersa untuk datang ke rumahnya.

Tak lama kemudian terdengar suara deru mobil, berhenti di depan rumah. Anaya melepaskan pelukan dan bergegas membuka pintu.

"Assalamualaikum." terdengar ucapan salam dari luar.

"Waalaikumsalam," sahut Anaya dan Akmal bersamaan.

"Ayo masuk," Anaya menarik lengan Ersa.

Baru saja mereka akan masuk ke dalam, sebuah mobil berhenti lagi di depan rumah. Akmal langsung menghampiri mobil tersebut dan tersenyum lebar. Kemudian meraih salah seorang anak mereka. Baby Zay begitu gembira berada digendongan Akmal.

Anaya dan Ersa saling pandang, lalu tertawa sambil mengangkat bahu.

Arbi turun sambil menggendong Baby Zo. Sedangkan Adzana begitu turun dari mobil langsung menuju bagasi dan menurunkan beberapa plastik kresek beberapa ukuran.

Anaya dan Ersa datang untuk membantu dan langsung membawanya ke dapur. Mereka siap mengeksekusi bahan-bahan yang ada, menjadi makanan yang lezat untuk mereka santap siang nanti.

"Kita masak apa hari ini?" Ersa bertanya sambil mencuci sayuran.

"Masak ayam dan ikan bakar, ditambah sambal sama lalapan kayaknya enak, cocok untuk cuaca cerah begini." Anaya menjawab seraya mencuci ikan.

"Oke, mantap lah itu. Setuju!" seru Adzana.

Ersa menyambung, "Aku urus sambalnya, Anaya tanggung ayam dan ikannya, Adzana siapkan lalapannya!"

Anaya tersenyum, "Bagus, kerja tim!"

Suasana dapur menjadi hangat dan penuh canda. Aroma bumbu rempah mulai memenuhi udara di ruangan itu.

Ersa memperhatikan sekeliling, lalu bertanya, "Nay, di mana tikus kecilmu? Aku tidak melihatnya?"

"Tidur mungkin, aku juga tidak peduli!" jawab Anaya.

Adzana menimpali, "Aku sudah kirim profil dia ke email kamu, Nay."

"Thanks ya, Na." Anaya tersenyum manis menatap Adzana.

"Jangan menatapku seperti itu, aku masih normal." Adzana berseloroh dan membuat kedua sahabatnya tergelak.

Khanza keluar kamar ketika mendengar suara gaduh di dapur. Ia lantas menghampiri lalu berkata dengan ketus. "Bisa tidak sih, suaranya pelan! Hargai privasi orang lain, dong!"

Ketiga sahabat itu saling berpandangan lalu selanjutnya tertawa lebih kencang. Seolah kata-kata Khanza bukanlah apa-apa.

Merasa kesal Khanza kembali bersuara, "Ini di rumah, bukan di hutan! Ganggu saja!"

Anaya mendekat lalu menunjuk dada Khanza dan berkata penuh penekanan, "Yang bilang ini di hutan itu siapa? Kalau kamu merasa terganggu, lebih baik enyah dari rumah ini!"

"Kak Akmal...! Istri Kakak sudah berani kurang ajar sama aku!" Khanza berteriak histeris. Membuat Adzana dan Ersa menahan tawanya.

Akmal yang sedang berbincang bersama Arbi di balkon, bergegas turun ke bawah, dan melihat Khanza tengah bersitegang dengan Anaya istrinya.

Akmal mendekat dan bertanya, "Ada apa lagi ini?"

Melihat Akmal mendekat Khanza langsung mengadu, "Kak, lihat! Dia sudah berani menunjukkan jarinya padaku, bahkan kemarin lusa dia membuatku jatuh terjengkang. Apa itu tidak keterlaluan namanya!"

Akmal memejamkan mata seraya menekan kedua bibirnya kuat-kuat, menahan emosinya yang sudah mencapai di ubun-ubun. Sejak kedatangan Khanza rumahnya tidak pernah tenang, selalu ada keributan dan ketegangan.

"Khanza, kamu bisa nggak sih, sehari saja rumah ini tenang? Mereka sedang memasak untuk makan siang, kamu harusnya membantu bukan malah membuat ulah!"

Tidak mau kalah Khanza pun membalas. "Aku... membantu mereka? Sorry... tidak level!" Khanza menghentakkan kakinya lalu masuk ke dalam kamar.

Anaya yang sudah memendam geramnya lantas berteriak, "Awas saja kalau sampai kamu ikut makan bersama kami!"

Akmal merangkul Anaya berusaha menenangkan. "Sudah, Nay. Sana kembali ke dapur, lanjut masak. Aku sudah lapar."

Akmal memegangi perutnya sambil tersenyum, tapi itu tidak membuat Anaya luluh. Dengan perasaan kesal dia kembali melanjutkan masaknya, dan Akmal kembali ke lantai atas.

Di balkon Arbi menyambut Akmal dengan pertanyaan, "Ada apa sih, Mal? Naya ribut sama adik sepupumu?"

"Ya, begitulah. Sebenarnya aku tidak enak sama Anaya, tapi aku lihat dia seperti menemukan mainan baru. Ya sudah, aku biarkan saja." Akmal menjawab sambil tersenyum.

"Bagaimana hubunganmu dengan Anaya? Jangan kau gantung dia, kasihan. Tapi aku lebih kasihan lagi, kalau sampai Adzana ngamuk sama kamu." Arbi tertawa renyah sambil mendekap Baby Zo, yang mengantuk.

Akmal mendesah pelan. "Aku sedang berusaha membuka hatiku untuknya. Tapi aku ingin semuanya mengalir seperti air."

Arbi merasa gemas mendengar ucapan sahabatnya. "Seperti air, maksudnya diam-diaman tidak ada yang berinisiatif memulai, begitu maksudmu? Astaga... Akmal! Sejak kapan kamu jadi begini?"

Akmal meniupkan napasnya, matanya menatap Baby Zay yang kini berada di pangkuannya. Lalu membuang pandangan jauh ke jalanan depan rumahnya. Saat itulah dia menyadari ada taxi berhenti di depan rumahnya. Dan dia langsung terbelalak saat tahu siapa penumpang taxi tersebut.

°

°

°

°

°

Kira-kira siapa yang datang ya???🤔

°

1
Nar Sih
terima nasib mu aja kanza ,lgian gk mungkin akmal suka sama kmu naya lebih semua nya di banding dgn mu
〈⎳ Moms TZ: hooh...
total 1 replies
Desmeri epy Epy
lanjut thor
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
kontrol ucapanmu ya alfa. bini bosmu tuh
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
senengnya punya bos begini ya. sering²lah hamil Anaya, biar tiap tahun gaji karyawan naik🤭🤭🤭
〈⎳ Moms TZ: /CoolGuy//Speechless//Speechless//Speechless//Speechless/
total 1 replies
Kamiem sag
terbuat dari apaaaalah hati Hanza itu apa mungkin dari tanah sengketa yg dicampur dgn darah srigala gila??
〈⎳ Moms TZ: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Kamiem sag
betul bu Atun laki- laki gak cuma Akmak yg lebih baik juga banyak tapi mungkin gak mau sama Khanza🤭
yustina arie
Luar biasa
ora
Jangan terpengaruh Akmal. Sia-sia seorang Khanza dikasihani. Yang ada tambah ngelunjak nanti ....
〈⎳ Moms TZ: lha iyo
total 1 replies
ora
Ikhlasin sih Khanza. Hidupmu nggak bakal jadi seperti ini🥲🤧
〈⎳ Moms TZ: heemmm
total 1 replies
ora
Kamu siapa sampai merasa nggak adil. Keluarganya Akmal aja nggak ada yang bersikap begitu karena Akmal nikah/Facepalm/
〈⎳ Moms TZ: betul...
total 1 replies
Marya Dina
udh akhmal usir saja.. jangan kasian2.
nanti jadi bumerang.
〈⎳ Moms TZ: betul...
total 1 replies
Nar Sih
moga khanza sgra pergi drin rmh anaya dan akmal ,biar ngk ada mslh
Nur Adam
lnjut
ora
Pakai cakep segala🤭
〈⎳ Moms TZ: ibu sering nonton acara lapor pak, /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
ora
Lah itu tahu. Tapi kenapa nggak bisa nerapin ke diri sendiri 😔
〈⎳ Moms TZ: begitulahhh
total 1 replies
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
si kokom ini. jelas banget dr kebenciannya. hadeeeeh gk sadar² juga😏
〈⎳ Moms TZ: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): si kikan 🤭
total 3 replies
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
he eh, yg lain cuma ngontrak ya😄😄
Batsa Pamungkas Surya
mak jleeeeeb

jawaban yg tepat
〈⎳ Moms TZ: heemmm
total 1 replies
💗 AR Althafunisa 💗
Sadarlah Khanza, beruntung kamu selamat dari kecelakaan. Kalau kamu masih aja kaya gitu ga berubah-ubah, hanya akan ada penyesalan di akhir dengan keadaan yang ga bisa diperbaiki lagi 🥺
💗 AR Althafunisa 💗: Aamiin...
〈⎳ Moms TZ: semoga bisa berubah dan menyadari kesalahannya
total 2 replies
Nar Sih
seperti nya si kanza udah setres nih ,grgr iri dengki nya sama naya yg lgi mesra,,sama aklmal🤣
〈⎳ Moms TZ: dia masih labil, ky cuaca saat ini, panas tiba² hujan /Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!