NovelToon NovelToon
Janda Miskin Menjadi CEO

Janda Miskin Menjadi CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / CEO / Janda / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sherly

"Heh, bocil? Nanti setelah ini aku minta di traktir ya." Goda adrian.

"Adrian!? Mulai deh kamu?." Ketus shely.

"Nggak mau!?, om adrian banyak makannya." Tebak aqilla membuat semua orang di sana tertawa.

"Ye? Mana ada aku makan banyak!? Lagian yang kamu pesankan, semua makanan nya hanya seumil. Gimana nggak makan banyak,." Jawabnya asal.

"Iss maruk, om adrian nya." Ujar aqilla namun tangan adrian mulai usil. Ia pun mulai menarik pelan hijab aqilla.

"Bundaaaaa!?." Teriak aqilla yang taj terima, jika hijab nya ditarik.

"Aduh sayang ampuuunn!!!!?." Pekik adrian yang merasakan nyeri di pinggang, akibat cubitan ulfa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sherly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 6

.

.

Pak malik pun bergegas ikut masuk kedalam kamar anaknya. Dan ikut terkejut terdapat anaknya tergeletak di lantai. Dengan bersimpah d4r4h kental di kaki anaknya.

Tanpa berpikir panjang pak malik segera membawa shely ke rumah sakit terdekat. Tak butuh waktu lama setelah meminjam mobil tetangganya. Pak malik gegas menggendong shely. Untuk segera dibawa ke mobilnya. Tak perduli bajunya yang terkena d4r4h yang terpenting baginya adalah anak dan cucunya.

Pak malik pun melajukan mobil nya. Dalam perjalanan shely belum juga tersadar. Dan bu ilma yang dibelakang memangku kepala shely. Kini hanya bisa menangis histeris. Melihat anaknya tak sadarkan diri karna kehabisan d4r4h.

.

.

Tak butuh waktu lama hanya 27 menit saja untuk sampai di rumah sakit terdekat. Pak malik yang turun tergesa-gesa segera memanggil seorang perawat. Dan perawat pun datang membawa brankar.

"Sus tolong selamatkan anak dan cucu saya!." kata pak malik sambil ikut mendorong brankar.

"Baik pak mohon untuk keluarga pasien tunggu di luar saja?. Biar nanti dokter yang menanganinya." ucap salah satu perawat yang hendak menutup ruang UGD.

Pak malik dan bu ilma pun hanya pasrah saat suster menutup pintu ruangan nya. Ia hanya bisa menunggu dan berdoa agar cucu dan anak nya selamat.

"Pak aku khawatir sama shely. Takut terjadi apa-apa dengan anak dan cucu kita hiks hiks ." pak malik pun ikut merasa khawatir juga. Namun ia harus bersikap tenang meski hatinya ikut mencemaskan nya. Sambil memeluk bu ilma yang masih menangisi putrinya.

Kini para dokter dan perawat pun datang tergopoh-gopoh. Dan masuk dalam ruangan karna akan memeriksa kondisi pasien nya.

Dret.. Dret.. Dret..

Ponsel pak malik pun bergetar. Setelah di cek tertera nama. Adrian anak lelakinya yang sekarang sedang berada di singapore. Karna ia harus meneruskan bangku kuliah sambil kerja.

"Hallo nak Assalamu'alaikum." jawab pak malik dengan suara parau nya.

"Wa'allaikumsalam ayah. Kata andi kak shely dibawa kerumasakit ya. Emang kenapa yah?. Dan kondisinya gimana?. Aku akan pulang besok ya yah." jawab Andri di sebrang telepon yang ikut merasa cemas. Dengan kondisi kakak tercintanya.

Pak malik menghela nafas sejenak. Sebelum berbicara dengan anak lelakinya.

"Kakakmu masih di tangani dokter nak. Baik kamu terusin aja kuliah kamu insya allah kakakmu baik-baik aja. Misal kamu pulang trus gimana nanti pelajaranmu juga kerjaan mu disana?." tanya pak malik agar tak terlihat khawatir.

Namun saat pak malik sedang berbincang dengan anak lelakinya. Tiba-tiba dokter dan perawat pun keluar setelah 4 jam didalam. Sehingga pak malik dan bu ilma pun segera bangkit dari tempatnya duduk.

"Maaf keluarga pasien yang mana ya?." tanya sang dokter.

"Saya ayahnya dok. Dan ini ibunya gimana keadaan anak dan cucu kami dok. Apa mereka baik-baik saja kan?." pertanyaan demi pertanyaan semua terlontarkan.

"Baik begini pak buk. Pasien mengalami pendarahan hebat. Akibat setres juga pikiran. Dan tekanan darah nya juga turun. Apalagi kandungannya saat ini sedang lemah. Mungkin apa sebelum nya pasien pernah mengalami depresi?." tanya dokter dewi pada keluarga pasien.

"Iya dok dia bulan lalu ikut suaminya. Dan suaminya selalu memukulinya. Selebih nya ia tak pernah bercerita apapun masalahnya sama kami dok." ucap bu ilma yang selama ini hanya tau dari shely sendiri.

"Bisa jadi itu yang menyebabkan beliau harus mengalami setres. Dan juga kondisinya saat ini sedang kritis. Karna terlalu banyak mengeluarkan d4r4h. Maka dari itu saya harus melakukan tindakan oprasi buat mengeluarkan janinnya. Karna anan nya sudah meninggal dunia sejak di perjalanan tadi." ucap sang dokter yang menjelaskan kondisi pasien sekarang.

Bak disambar petir di pagi hari. Bu ilma hendak terjatuh dilantai jika pak malik tidak ada di belakangnya.

"Jadi sekarang saya minta persetujuan bapak dan ibuk. Untuk mengurus data pasien di adminitrasi juga tandatangannya. Buat kami menjalankan oprasi untuk pengangkatan bayinya." sambung dokter dewi lagi.

"Baik dok lakukan yang terbaik buat anak kami?." timpal bu ilma yang masih menangis di dada bidang suaminya. Dokter dewi pun mengangguk lalu kembali masuk lagi.

.

.

.

Berbeda dengan adrian yang shock dengan keadaan kakak nya. Lalu ia menemui sang bos nya di kantor.

"Kenapa dri kamu datang kesini?." tanya sang bos yang bernama pak hanif.

"Bos saya mau ijin boleh?." ucapnya namun pak hanif pun memicingkan alisnya.

"Kenapa? Apakah kamu sakit?." tanyanya namun andri menggeleng dan terlihat menahan genangan yang ada di bola matanya.

"Bu-bukan itu bos. Saya ingin minta ijin untuk pulang kekampung lahaman. Karna ponakan saya meninggal?." terangnya dan pak hanif pun seketika berdiri.

"Lu mau pulang. Pulang lah lagian selama beberapa tahun ini kamu juga tak ada jenguk orang rumah kan. Dan kerjaan kamu pun rapih rajin saya bangga sama kamu. Oh ya ini uang saku kamu nanti jika urusan di indo sudah kelar. Kamu boleh kerja lagi disini." papar hanif seraya sambil mengambil amplop yang nerisi lumayan tebal. Dan menyerahkan pada andri.

"Trimakasih pak." jawab andrian. Dan menundukkan kepala nya bertanda hormat.

"Iya sama-sama sudah urusan tiket kamu tenang aja. Nanti biar pak jo asisten saya yang belikan tiket dan mengantarmu ke bandara. Saya juga turut berbela sukawa ya atas meninggalnya ponakan kamu." ucapnya sambil turut ikut berbela. Dan memeluk andrian. Ia pun saat dipeluk kini air matanya pun terjatuh.

"Terimakasih banyak bos." lirih andrian. Lalu bergegas kembali ke kontrakan nya.

.

.

Ditempat lain pak malik pun sudah melakukan adminitrasinya. Sehingga kembali menunggu diruang oprasi.

"Gimana buk dokternya udah keluar." tanyanya dan bu ilma pun menggeleng.

Tak lama kemudian dokter nya keluar. Dan menemui keluarga pasien.

"Pak buk. Ini ada 2 hal yang pertama alhamdulilah oprasi nya berjalan lanncar. Dan yang ke 2 nanti pasien akan di pindahkan keruang icu karna. Kondisinya pasien masih kritis. Biasa kalau kritis tidak terhitung harus berapa lamanya. Sebab pasien begitu banyak kehilangan d4r4h. Juga hb nya rendah sejak awal diajak kemari." papar dokter dewi

"Namun bapak dan ibuk tidak usah khawatir. Saat sudah di pindahkan pasien terus diajak ngobrol ya. Karna hanya itu yang bisa membuat nya akan kembali bersemangat. Untuk bangun dari tidurnya. Ia memang terbaring mata terpejam namun telinganya masih mendengar. Jadi cukup segitu dulu penjelasannya. Nanti kami akan pantau pasien terus saya permisi!." imbuh Dokter dewi yang berlalu pergi. Meninggalkan kedua orang tua pasien. Yang sedang menunggu anaknya didepan UGD.

"Baik dok trimakasih." jawab pak malik untuk tetap kuat didepan sang istri. Meskipun hatinya juga terluka akan terhadap cucunya yang sekarang. Sudah berada di pangkuan sang maha kuasa.

Kini setelah dokter dewi pergi. Tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka. Dan menampakkan wajah anaknya yanng terlihat pucat pasi. Dan di pasangi beberapa alat.

Kini suster dan yang lain nya pun ikut memindahkan anaknya. Ke ruangan icu agar mendapatkan peralatan medis yang lengkap.

Sesampai nya diruang icu. Justru Pak malik dan bu ilma kini tak bisa masuk. Karna jam besuk nya sudah habis. Namun mereka hanya bisa melihat anaknya di luar jendela. Kini seorang suster datang menghampiri pak malik.

"Permisi pak. Saya hanya mau menyampaikan bahwa bayinya sudah di mandikan. Kapan akan segera di makamkan pak?." tanyanya sedangkan pak malik kini hampir lupa akan cucunya yang sudah tiada.

"Iya sus. Sepertinya nanti sehabis zuhur aja. Dan saya juga harus mengabari orang rumah dulu. Abis itu nanti saya datang untuk mengambil jenazah cucu saya." lirihnya. Pak malik pun melihat istrinya.

"Buk ayah pulang dulu ya. Mau urus jenazah cucu kita." ujarnya

"Iya yah hati-hati ya pulang nya." jawab sang istri yang kini beralih menatap sang anak. Yang terbaring kaku didalam.

"Iya buk. Nanti jika ada apa-apa kabari ayah ya assalamua'allaikum." pamitnya

"Iya yah wa'allaikumsallam." kini pak malik pun pergi. Meninggalkan istrinya seorang diri menjaga anak. Yang masih belum sadarkan diri.

.

.

.

Bersambung..

1
Sulfia Nuriawati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!