Alina, seorang gadis lugu yang dijebak kemudian dijual kepada seorang laki-laki yang tidak ia kenali, oleh sahabatnya sendiri.
Hanya karena kesalahan pahaman yang begitu sepele, Imelda, sahabat yang sudah seperti saudaranya itu, menawarkan keperawanan Alina ke sebuah situs online dan akhirnya dibeli oleh seorang laki-laki misterius.
Hingga akhirnya kemalangan bertubi-tubi menghampiri Alina. Ia dinyatakan positif hamil dan seluruh orang mulai mempertanyakan siapa ayah dari bayi yang sedang ia kandung.
Sedangkan Alina sendiri tidak tahu siapa ayah dari bayinya. Karena di malam naas itu ia dalam keadaan tidak sadarkan diri akibat pengaruh obat bius yang diberikan oleh Imelda.
Bagaimana perjuangan seorang Alina mempertahankan kehamilannya ditengah cemoohan seluruh warga. Dan apakah dia berhasil menemukan lelaki misterius yang merupakan ayah kandung dari bayinya?
Yukk ... ikutin ceritanya hanya di My Baby's Daddy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sanksi Dari Pihak Sekolah
"Alina, Imelda, ada apa ini?"
Tiba-tiba seorang Bu Guru cantik datang menghampiri kedua gadis itu. Semua siswa yang tadinya berkumpul, berpencar dan kembali ke tempat mereka masing-masing.
Dan kini tinggal Imelda dan Alina yang masih terdiam di sana. Imelda nampak tidak tenang dan cemas. Ia takut Alina mengadukan semua perbuatannya kepada Bu Guru tersebut.
"Bukan apa-apa, Bu. Kami hanya membicarakan soal jadwal ujian hari ini. Benar 'kan, Lin?" ucap Imelda sembari melirik Alina yang berdiri tak jauh dari Bu Guru tersebut.
Walaupun sebenarnya Bu Guru tidak mempercayai kata-kata Imelda. Namun, ia tidak ingin memperpanjang urusannya dengan gadis itu. Ia memberikan isyarat kepada Imelda untuk segera pergi dan kembali ke kelasnya.
Dengan langkah cepat, Imelda meninggalkan tempat itu dan kini tinggal Bu Guru dan Alina.
"Alina, bisakah kita bicara sebentar? Ada yang ingin Ibu bicarakan kepadamu."
"Baik, Bu."
Bu Guru melangkahkan kakinya mendahului Alina sedangkan gadis itu mengikuti dari belakang. Setibanya di ruang guru, ia mempersilakan Alina untuk duduk di kursi yang berada tepat di depan mejanya.
Bu Guru menatap Alina dengan tatapan serius kemudian mulai membuka percakapannya bersama gadis itu.
"Alina, jawablah dengan jujur pertanyaan Ibu. Apa benar gadis yang ada di video yang sedang viral itu, kamu?" tanya Bu Guru.
Alina menundukkan kepalanya menghadap lantai. Telapak tangan gadis itu bahkan mengeluarkan keringat dingin.
"Alina? Kamu dengar pertanyaan Ibu?" ucap Bu Guru karena Alina hanya diam seribu bahasa.
Perlahan Alina mengangkat kepalanya dan membalas tatapan Bu Guru dengan tatapan sendu.
"Ya, Bu. Itu Alina," liriknya sambil meremass-remass ujung rok berwarna abu-abu tersebut.
Bu Guru menggelengkan kepala sambil memijit pelipisnya. Ia tidak menyangka bahwa Alina yang selama ini ia kenal sebagai gadis polos dan penurut itu bisa melakukan hal yang tidak senonoh dan sangat menjijikkan.
"Kenapa kamu melakukan itu, Alina? Jujur, Ibu benar-benar kecewa padamu. Selama ini Ibu terus mendukungmu karena Ibu tahu kamu punya keinginan yang sangat besar untuk bersekolah di tempat ini. Tapi, sekarang ... Ibu kecewa," tutur Bu Guru.
Terlihat jelas gurat kekecewaan yang begitu dalam di wajah Bu Guru tersebut.
"Maafkan Alina, Bu. Ini tidak seperti yang Ibu pikirkan. Ini semua bukanlah keinginanku." Alina menangkupkan kedua tangannya di hadapan Bu Guru tersebut sambil menitikkan air mata.
"Lalu?" Bu Guru minta penjelasan lebih lanjut kepada gadis itu.
"Jika seandainya Alina menceritakan semua kebenarannya, apakah Ibu akan mempercayai ucapan Alina?"
Bu Guru menautkan kedua alisnya sambil menatap kedua biji manik milik Alina yang berwarna coklat terang itu.
"Ceritakanlah, Alina. Ceritakan semuanya dan jangan ada yang ditutup-tutupi," sahut Bu Guru.
Alina pun mulai menceritakan semuanya kepada Bu Guru, dari A sampai Z. Di mana ia di jebak dan di jual kepada hidung belang oleh seseorang hanya karena kesalah pahaman yang begitu sepele.
Namun, sayangnya Alina tidak memberitahukan siapa yang sudah menjebaknya kepada wanita itu. Ia masih ingat akan jasa-jasa Bu Dita (Ibunda Imelda) yang selama ini begitu baik kepadanya.
"Ini tidak bisa dibiarkan, Alina. Kamu harus beritahu Ibu, siapa orang yang sudah menjerumuskanmu malam itu. Kita harus laporkan dia, biar dia jera dan tidak akan melakukan hal itu lagi."
Bu Guru sangat kesal dan ia terus memaksa Alina untuk mengatakan yang sebenarnya. Namun, Alina tetap kekeh pada pendiriannya. Ia tidak ingin mengatakan siapa sebenarnya orang itu.
"Maafkan Alina, Bu. Alina tidak ingin memperpanjang masalah ini," lirih Alina.
Bukan tanpa alasan Alina menyembunyikan siapa yang sudah menjual dirinya kepada lelaki hidung belang tersebut.
Selain karena ia tidak ingin membuat malu Bu Dita, wanita yang sudah seperti Ibu kedua baginya. Alina juga tidak ingin Ibu kandungnya tahu tentang kejadian itu. Ia takut hal itu hanya akan memperburuk kondisi kesehatan Ibunya.
Dan yang terakhir, uang yang ia terima setelah menjual keperawanannya pun sudah ia gunakan untuk membayar biaya Rumah Sakit.
"Tapi, kenapa?!" tanya Bu Guru kesal.
Alina menggelengkan kepalanya pelan dan Bu Guru hanya bisa pasrah kemudian mengangkat kedua tangannya.
"Terserah padamu, Alina. Ibu sudah tidak ingin ikut campur lagi. Dan jika Pak Kepala Sekolah meminta penjelasan kepadamu tentang video tersebut, Ibu tidak bisa berbuat banyak untuk membantumu sebab kamu sendiri yang memilih menyembunyikannya," ucap Bu Guru, putus asa.
Dan benar saja, masih di hari yang sama Alina dipanggil oleh Pak Kepala Sekolah. Ia ditanyai tentang video yang sedang viral tersebut. Alina kembali mengakuinya, tetapi masih tetap sama, ia tidak ingin mengatakan siapa yang sudah menjebaknya.
Karena Alina tetap bersikeras untuk tidak mengatakan siapa orangnya, maka ia pun diberi sanksi oleh pihak sekolah. Ia tidak diperbolehkan ikut serta melaksanakan ujian bersama teman-temannya yang lain.
...***...