dia menjadi seorang yatim piatu setelah ayahnya tiada.
dan meninggalkan dirinya yang sakit sakitan bersama sang ibu tiri.
perhatian orang baru dalam kegersangan dan kesendiriannya membuatnya sedikit terlena dan lupa.
setitik bahagia coba ia rajut bersamanya.
namun...
dia adalah kakak tirinya.
mampukah ia menata kembali hidupnya saat ia tahu siapa sebenarnya laki laki yang di perkenalkan sang ibu tiri sebagai kakak tirinya itu ?!
sementara sesuatu yang berharga miliknya telah di renggut oleh seseorang itu.
simak cerita baru aku ya....
cinta dalam bara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15 mengakuisisi
Leon sampai di area kompleks perumahan elit Raha setelah hampir setengah jam berlari menembus derasnya hujan dan gelapnya malam.
Kompleks perumahan itu juga terlihat mencekam karena tak ada satu pun lampu penerangan yang menyala.
Leon terus berlari dan akhirnya sampai di depan pagar besi tinggi rumah gadis itu.
Mata Leon menyipit ketika ia tak melihat siapa siapa di pos satpam.
Hati laki laki 24 tahun itu kian cemas, Leon memanjat pagar dan akhirnya berhasil.
Bugh...
Ia melompat dari pagar dan masuk ke area rumah.
Memanjat pagar besi setinggi itu tentu bukan apa apa baginya.
Selain postur tubuhnya yang hampir mencapai dua meter,
Leon juga kerap berolah raga taekwondo.
Usai berhasil melompati pagar rumah Raha, Segera ia berlari menuju pintu rumah,
Cklek...
Ia yang kemana mana memang membawa kunci rumah langsung membuka pintu itu.
" Raha....!! " panggilnya sambil berteriak, keadaan di dalam rumah pun tak jauh beda dengan di luar.
Gelap gulita.
" Raha....kau mendengarku ? Ini aku
Leon....." panggilnya lagi.
Tetap tak ada sahutan, kilatan petir sedikit membantu penglihatan Leon.
Tak mendapat jawaban sama sekali, Leon kian cemas.
Segera ia berlari menaiki anak tangga menuju kamar Raha berada.
Cklek...
Leon membuka pintu kamar itu yang tak terkunci.
" Raha...." panggilnya lagi,
Dan kali ini sedikit pelan.
Lagi lagi kilatan petir dengan suaranya yang menggelegar kembali terdengar.
Samar samar Leon melihat sesosok tubuh duduk di bawah gorden berselimut gorden memeluk kedua lututnya dan menyembunyikan wajahnya pada kedua lutut itu.
" Raha...." Leon kembali menyebut nama gadis itu, hatinya begitu miris melihat keadaa gadis itu,
Perlahan Leon mendekat.
" Raha...." panggilnya lagi.
Sepertinya kali ini gadis itu mendengar panggilannya, Raha mengangkat kepalanya dan menatapnya.
Mata keduanya bertemu,
" kau...
Kau datang....?! " desis gadis itu pelan dengan suara yang bergetar dan wajah pucat pasi.
Leon segera ikut berjongkok di hadapan gadis itu, dadanya bergemuruh dan jantungnya berdetak begitu cepat.
Tanpa sadar kedua tangannya terulur meraih tubuh gadis itu.
Leon menciumi seluruh wajah Raha berulang kali kemudian memeluknya,
Ada kelegaan tersendiri di hatinya mana kala ia melihat gadis itu baik baik saja.
Raha yang berada di dalam dekapan laki laki itu hanya diam saja.
Jujur ia tak tahu harus berbuat apa, jiwanya di dera ketakutan yang besar karena hujan deras di sertai petir juga mati lampu hingga otaknya terasa ngeblank.
Tapi....
Tidak ia pungkiri,
Ada rasa lain di sudut hatinya yang ia sendiri tak tahu apa itu yang membuatnya diam saja ketika Leon menciumi wajahnya dan kini tengah memeluknya erat.
Tubuh Leon basah dan itu juga berimbas pada pakiannya, tapi Raha seolah enggan untuk melepaskan diri dari pelukan laki laki itu.
Ia juga bisa merasakan jantung Leon yang berdetak begitu kencang.
Perlahan Leon melepaskan pelukannya dan menatap wajah Raha dalam dalam.
Kedua tangannya menangkup kedua pipi Raha.
Hampir satu minggu lebih tak berinteraksi dengan gadis itu ada yang lain yang begitu membuncah yang ia rasakan di hatinya.
Keduanya masih saling menatap lama tanpa kata,
Leon perlahan memajukan kepalanya dan meraup bibir mungil dan pucat Raha.
Bibir keduanya menempel dan tak ada pergerakan apapun dari Raha untuk beberapa detik.
Nampaknya Raha tengah terkejut dengan apa yang kini tengah di lakukan Leon padanya.
Leon semakin mendekatkan dirinya pada Raha dan mulai mel*** bibir itu,
Raha mulai sadar, ia mencoba menahan pundak Leon tapi laki laki itu malah menggenggam tangan gadis itu dan semakin memperdalam ciumannya pada bibir gadis itu.
Ia seolah ingin menyalurkan segala rasa di hatinya untuk gadis itu.
Lidahnya membelit lidah gadis itu, matanya terpejam merasakan sensasi bibir Raha yang begitu manis menurutnya.
Perlahan tapi pasti, ia merasa candu dengan bibir itu dan enggan untuk melepaskannya.
Baru kali ini seorang Leonel Exel Hazzard mencium lebih dulu seorang wanita, dan kali ini....
Ia benar benar di buat ketagihan dengan bibir mungil gadis itu walau tak ada balasan sedikitpun dari gadis itu pada ciumannya.
Leon baru melepaskan ciumannya ketika ia merasa Raha mulai tersengal.
ya..
Raha tersengal ketika ia melepaskan ciumannya pada bibir mungil itu.
Tangan Leon terulur mengusap bibir Raha yang basah karena ulahnya.
Masih tak ada satu patahpun kata keluar dari bibir Leon maupun Raha,
Mata Leon sibuk menatap Raha yang masih menarik nafas panjang dan terengah.
Tangannya masih sibuk mengusap bibir gadis itu dengan ujung jarinya.
Perlahan ingatan demi ingatan tentang Raha yang begitu dekat dengan dokter Zani memenuhi isi kepalanya.
Dada Leon tiba tiba terasa sesak dan darahnya seolah mendidih.
Pelan tapi pasti Leon semakin mendekatkan dirinya hingga tak berjarak pada Raha,
Raha pun menatap laki laki itu dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.
Lagi...
Leon meraup bibir Raha, satu tangannya menggenggam jemari Raha dan satu tangannya yang lain memegangi tengkuk gadis itu.
Tak ia biarkan Raha melepaskan diri darinya,
Leon pun lagi lagi mendominasi ciumannya itu, ia semakin memperdalam ciumannya.
Membelit lidah gadis itu dan menyesap bibir gadis itu.
" ehmmm...." lenguhan pelan Raha membuatnya kian gila.
Tak hanya bibir gadis itu, kini Leon telah menyisir leher jenjang Raha dan meninggalkan bekas kepemilikannya di sana.
Ia ingin tunjukkan pada dunia khususnya Zani, jika gadis ini adalah miliknya.
Raha melenguh dan meringis menahan sakit ketika Leon kembali menyesap lehernya.
kok gak hubungi dokter xani..
penjahat kelamin sekelaa leon tak akan mudah mati...
😀😀😀❤❤❤❤