NovelToon NovelToon
TEROR PEMBURU KEPALA

TEROR PEMBURU KEPALA

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Horror Thriller-Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP / Dendam Kesumat / Careerlit
Popularitas:13.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

Teror pemburu kepala semakin merajalela! Beberapa warga kembali ditemukan meninggal dalam kondisi yang sangat mengenaskan.

Setelah dilakukan penyelidikan lebih mendalam, ternyata semuanya berkaitan dengan masalalu yang kelam.

Max, selaku detektif yang bertugas, berusaha menguak segala tabir kebenaran. Bahkan, orang tercintanya turut menjadi korban.

Bersama dengan para tim terpercaya, Max berusaha meringkus pelaku. Semua penuh akan misteri, penuh akan teka-teki.

Dapatkah Max dan para anggotanya menguak segala kebenaran dan menangkap telak sang pelaku? Atau ... mereka justru malah akan menjadi korban selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TPK14

Di sebuah ruangan kecil yang penuh dengan kabel dan monitor, Ethan duduk di depan laptopnya. Jari-jarinya menari di atas keyboard, sementara matanya fokus pada layar. Dia sedang menyusuri file-file yang baru saja dia retas dari server sebuah organisasi medis.

“Bos, lo harus lihat ini,” Ethan berbicara melalui headset-nya, suaranya terdengar serius.

Di ujung sana, Max menjawab. “Apa yang lo temuin, Ethan?”

Ethan meng-klik sebuah file, membuka dokumen yang penuh dengan data pasien. “Gue nemuin koneksi antara salah satu korban pembunuhan sama organisasi medis rahasia. Nama organisasinya ‘Medica Vitae’. Lo pernah denger?”

Max terdiam sejenak. “Nggak, tapi, kedengarannya nggak beres. Apa hubungannya sama korban?”

Ethan memperbesar salah satu dokumen. “Korban terakhir, Nadine Lavigne, ternyata pernah jadi subjek penelitian mereka. Ada catatan tentang eksperimen yang mereka lakuin, tapi detailnya dihapus. Gue cuma bisa nemuin fragmen data.”

Max menghela napas. “Ini makin rumit. Lo bisa gali lebih dalam?”

“Gue bakal coba, tapi, sistem mereka ketat banget. Kalau gue ketahuan, kita bisa dalam masalah besar.”

“Lakuin apa yang lo bisa, Ethan. Gue butuh semua informasi tentang organisasi itu.”

Ethan mengangguk, meskipun Max nggak bisa melihatnya. “Oke, Bos. Tapi lo harus hati-hati. Gue punya firasat buruk tentang ini.”

Setelah pembicaraan itu berakhir, Max menatap Clara yang duduk di seberang nya. “Apa ada yang kamu temukan tentang Jessie, Clara?” tanya Max.

“Organisasi Medica Vitae,” jawab Clara. “Aku menemukan informasi bahwa Jessie pernah terlibat dengan organisasi Medica Vitae. —Hanya saja, aku belum menemukan hal yang lebih banyak lagi. Entah dia terlibat seperti apa.”

Sejenak Max membisu. Namun, batinnya berkecamuk. ‘Medica Vitae? Bukankah itu organisasi yang dikatakan Ethan tadi?’

“Bagaimana dengan Liam? Kamu menemukan sesuatu?” tanya Max.

“Aku masih terus menggalinya, Max. Liam terlalu bersih dan ... mencurigakan ....”

“Ethan?” tanya Max lagi.

“Itu apa lagi, tentu saja dia sudah menyembunyikan apapun tentangnya. Untuk mencari tau tentang Ethan, kamu harus mencari orang yang setara dengannya, Max.”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jessie menggigit ujung jarinya bak orang sakau. Sakit kepala yang mendera benar-benar membuatnya tampak sangat menderita. Dia membutuhkan obatnya saat ini.

Kilasan-kilasan masa lalu yang mulai berputar di kepala, benar-benar membuatnya kacau. Kilasan dirinya menatap sayup lampu operasi, kilasan di mana dirinya dibius, kilasan dirinya menatap Anna dengan tatapan iri.

Jessie mengambil ponselnya, menghubungi nomor Liam berkali-kali. Namun, tak ada jawaban sama sekali. Padahal, jelas Jessie melihat nomor Liam online beberapa detik yang lalu.

“Arrrggghhh, sial ...!” Jessie menjerit keras. “Aku butuh obat ku!”

Jessie berguling-guling di atas ranjang, menahan rasa sakit yang mendera di kepala. Namun, wanita itu terdiam ketika ponselnya bergetar, menandakan pesan masuk. Itu dari Liam.

Liam : Kamu nggak boleh minum obat itu lagi, Jess. Obat itu berbahaya. Halusinasi mu semakin parah setiap meminum obat itu.

Jessie membaca pesan itu berulang kali. Dan setiap kali ia membaca, darahnya seakan mendidih.

“Brengsek kau, Liam! Brengseeeeek!” jerit Jessie akhirnya.

Wanita itu membanting barang-barang yang dapat terjangkau oleh tangannya. Rautnya benar-benar murka.

Di tempat lain, Liam duduk di mobilnya, menatap layar ponselnya. Dia melihat foto Jessie yang baru saja dia kirimkan pesan. Senyumnya muncul, tapi senyum itu penuh dengan arti yang gelap.

“Sudah saatnya kamu bertanggungjawab, Jess ....”

Dia menyalakan mesin mobilnya, matanya bersinar dengan kegilaan yang dingin. Di kursi samping, ada sebuah amplop cokelat yang berisi dokumen-dokumen rahasia. Salah satu dokumen itu memiliki logo organisasi medis yang sama dengan yang ditemukan Ethan: Medica Vitae.

Liam melirik amplop itu, dengan tatapan yang aneh. “Semua ada gilirannya.”

Mobilnya melaju ke dalam kegelapan malam, meninggalkan pertanyaan besar tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Esok harinya, teror pemburu kepala kembali terjadi. Korbannya kali ini seorang jurnalis terkenal bernama Andi.

Lampu-lampu jalan memantulkan genangan air, menciptakan bayangan yang bergerak-gerak seperti hantu. Di sebuah gang sempit, suara sirene polisi memecah keheningan. Garis kuning sudah dipasang, membatasi lokasi kejadian yang kini menjadi pusat perhatian.

Max mulai menggerutu. Hujan deras yang mengguyur kota malam itu, membuat jejak bukti menjadi sulit diidentifikasi.

Max berdiri di dekat garis polisi, wajahnya tegang. Di depannya, tubuh seorang pria tergeletak dengan posisi yang tidak wajar. Dan ... tentu saja kepalanya terpisah. Andi Pratama, seorang jurnalis terkenal yang sering mengejar berita di kantor Max bekerja. Kini, wajahnya pucat, matanya terbuka lebar seolah-olah dia melihat sesuatu yang mengerikan sebelum ajal menjemput. Di dadanya, ada ukiran kecil berbentuk simbol yang sama dengan tato "196506A" yang ditemukan di kasus sebelumnya.

Leo, yang berdiri di samping Max, menatap tubuh itu dengan ekspresi serius. "Nak, ini jelas pesan. Pembunuhnya sengaja meninggalkan simbol itu untukmu."

Max mengangguk pelan. "Dia bermain-main dengan ku, Pak Leo. Dia tau aku sedang mengejarnya, dan dia menikmati ini."

Leo menepuk bahu Max. "Kita harus tetap fokus. Jangan biarkan dia mengendalikan permainan ini. —Apa kau sudah melakukan saran ku?"

"Saran?" Max mengernyit.

"Aku memintamu untuk meneliti kasus-kasus pembunuhan berantai yang sudah selesai ditangani di negara ini ataupun di luar negeri. Belajar dari detektif-detektif yang mumpuni," sahut Leo tegas.

"Ah, itu ..." Max menggaruk belakang kepalanya. "Baik, Pak. Segera dilaksanakan."

Leo mengacungkan jempolnya. "Ku dengar, ada barang pribadi korban yang hilang? Benar begitu?"

Max mengangguk. "Sebuah pena. Berdasarkan informasi, pena itu selalu dibawa Andi kemanapun layaknya jimat keberuntungan. Tapi, barang itu tidak ditemukan di sini."

Kening Leo berkerut. "Sebuah pena ya ...." Tampaknya Leo tengah berpikir keras.

Ethan, yang berdiri tak jauh dari mereka, mengamati lokasi dengan ekspresi serius yang jarang terlihat di wajahnya. "Gue udah cek CCTV di sekitar sini. Ada satu kamera yang ngarah ke gang ini, tapi ... kayaknya udah di-hack. Rekamannya kosong."

Max mendekati Ethan. "Lo yakin nggak ada yang bisa diselamatkan dari rekamannya?"

Ethan mengangguk. "Gue bakal coba lagi, tapi sejauh ini, kosong. Pembunuhnya tahu apa yang dia lakuin."

.

.

Keesokan harinya, Max dan Clara pergi ke kantor Andi Pratama untuk mencari petunjuk. Kantor itu kecil, tapi penuh dengan dokumen dan artikel-artikel yang pernah ditulis oleh Andi. Di meja kerjanya, ada sebuah laptop yang masih menyala.

Clara membuka laptop itu dan mulai memeriksa file-file di dalamnya. "Max, lihat ini. Ada folder yang namanya 'Rahasia'."

Max mendekat. "Coba buka."

Clara meng-klik folder itu, dan di dalamnya ada beberapa dokumen yang tampaknya sangat penting. Salah satu dokumen itu berjudul "Proyek 196506A".

"Ini dia," kata Clara dengan suara pelan. "Proyek ini pasti ada hubungannya sama simbol itu."

Max membaca dokumen itu dengan seksama. "Proyek ini ... kelihatannya adalah eksperimen medis yang dilakukan oleh Medica Vitae. Tapi kenapa Andi punya dokumen ini?"

Clara menggeleng. "Mungkin dia sedang menyelidiki sesuatu. Tapi kalau begitu, berarti dia tau sesuatu yang nggak seharusnya dia tau."

Max mengepalkan tangannya. "Dan itu alasan kenapa dia dibunuh."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ethan berhasil menemukan sesuatu yang mengejutkan. Dia memanggil Clara untuk melihat temuannya.

"Clara, lo harus lihat ini," kata Ethan sambil menunjuk layar laptopnya.

Clara mendekat. "Apa itu?"

"Gue nemu arsip lama tentang Medica Vitae. Mereka pernah terlibat dalam eksperimen ilegal yang melibatkan manusia. Salah satu eksperimen itu disebut Proyek 196506A. Dan lo tau apa yang lebih gila? Salah satu nama yang terlibat di proyek itu adalah Liam."

Clara terkejut. "Liam? Maksud lo, Liam yang kita kenal?"

Ethan mengangguk. "Iya. Gue nggak tahu sejauh apa keterlibatannya, tapi namanya ada di dokumen ini."

Clara menghela napas. Batinnya amat berisik. ‘Liam dan Jessie, nama mereka berdua terlibat di organisasi itu.’

*

*

*

1
Yuli a
aamiin...yra...
kembali kasih Kaka...🥰🥰
Sugem
Alhamdulillah. Selamat yea. karya ini memang layak mendapatkannya
Sugem
spediermen pun kalah dibbuat bela haha
Sugem
biadab emg pelakunya
vj'z tri
🫰🫰🫰🫰🫰🫰 l lope u full Thor🫰🫰🫰🫰
Tini Ratnadilla
Alhamdulilah sukses selalu buatmu thorr...
kapaloleng
Selamat untuk kontraknya 🥰tetap semangat dan sehat selalu
Anonim
Selamat Author karyamu memang/Good//Good/.


w a d uuuuuuhhhhh Bellaaaaa....
⚔️⃠🧸🍁𝐘𝐖❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱
Amiiinnnnnnn 😇🤲️🙏
⚔️⃠🧸🍁𝐘𝐖❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱
Yeee, Slmt, De, Puji Tuhan 🥳🥳🥳
⚔️⃠🧸🍁𝐘𝐖❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱
OMG, Guardian Angel aka Devil ny Bella, manaaa ini 🙈🙈🙈
kirana
Selamat othorr.. memang bagus kok karyamu .

jadi inspirasi kalau di dunia nyata besok ada yg jahat² lagi mulutnya, siapkan jarum bius😅🤣😂.

tapi sayangku aku takut jarum suntik😅
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
Alhamdulillah selamat dan semoga smkin semangat berkarya, crtanya bgs bgt yo g bosenin n alure apik rapi, cm pgne up tiap hari atau double bab hehe
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
weh nathan juga
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
kakek Harun apakah lg jg cucu2 nya? krn ortunya lg d Amrik
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
pdhl udh mak2 ya tp msih jd wonder women..berguru clara sp tau km bs sprti bella
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
bnr2 gila..apa smua psikopat g bs puas dg mlht korbannya hanya mati ya tp hrs melakukan hal sekeji mungkin n yg nggilani, kyne msh mending mutilasi🤭 itu bagi warga sdh ekstrim p lg smpe d belah2 smpe klhtn orgam dlme😭 pak tua kl kita lht aja sdh kasian dg fisiknya g smpe hati mencelakai😬kecuali ky dirham lha g d ampun
Tini Ratnadilla
Kasian kamu jess cinta bertepuk sebelah tangan..
Dae_Hwa💎: /Cry/
total 1 replies
Tini Ratnadilla
Gk bisa nebak siapa pembunuh nya...
Dae_Hwa💎: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Tini Ratnadilla
mampir thorr
Dae_Hwa💎: Terimakasih sudah berkenan haddir di karya sederhana ini kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!