Ananda adalah seorang gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan sejak usianya lima tahun. Setelah lulus SMA ia bertekad untuk mencari pekerjaan serta meninggalkan panti asuhan agar posisinya bisa digantikan oleh anak yatim piatu lain yang bernasib malang sepertinya yang tidak punya orang tua sejak usia masih kecil.
Dengan bermodalkan kemampuannya dalam mengurus pekerjaan rumah, ia akhirnya memberanikan diri untuk melamar pekerjaan sebagai asisten rumah tangga di sebuah rumah mewah milik seorang pengusaha kaya raya.
Dari sinilah kisah cintanya bermula, menjalin pernikahan dengan seorang duda berhati dingin tanpa berlandaskan cinta dan terpaksa menjadi ibu sambung bagi putri semata wayang sang suami. Akankah Ananda bertahan dalam rumitnya kehidupan pernikahannya?
Bagaimana pula kisah Ayu sang adik angkat yang juga sedang sama-sama berjuang meraih cita dan cintanya? Mungkinkah ia juga bisa menggapai sang CEO pujaan hatinya?
Seri Pertama Novel The Andersons Family.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosi Lombe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melamar Ananda
Setelah Nyonya besar berhasil meyakinkan Mike untuk menerima perjodohan, langkah selanjutnya yang diambil adalah membujuk Ananda untuk mau menerimanya juga.
"Ananda, apa bisa kita bicara sebentar?" nyonya besar memanggil Ananda yang sedang mencuci piring.
"Baik nyonya" Ananda tiba-tiba panik melihat wajah serius yang ditunjukkan oleh nyonya besar.
"Apa aku berbuat kesalahan ya?" batinnya.
"Duduklah nak!" nyonya besar mempersilahkan Ananda duduk di sofa tepat bersebelahan dengan tempatnya duduk.
"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu!" Nyonya besar menatap intens Ananda, membuat gadis itu merasa canggung.
"Ada apa nyonya?" Ananda bertanya dengan ragu.
"Menurut pendapatmu Mike itu orangnya seperti apa?" tanya nyonya besar menyelidik.
"Emm maksudnya bagaimana nyonya?" Ananda bingung dengan pertanyaan yang diajukan kepadanya.
"Aku ingin mendengar pendapatmu tentang putraku!" kata nyonya.
"Sa saya," Ananda ragu untuk berpendapat.
"Katakanlah dengan jujur, jangan takut!" Nyonya yang melihat Ananda cemas kemudian meraih tangan gadis itu dan tersenyum hangat untuk menenangkan.
"Menurut saya tuan sebenernya adalah pria yang baik dan hangat, hanya saja entah karena memiliki trauma atau masalah apa, maka hal baik yang dimiliki oleh tuan jadi tertutup dengan sikap dingin yang seolah tak acuh pada sekitarnya!" Ananda menjabarkan pendapat pribadinya.
"Apa kau menyukainya?" nyonya bertanya kembali.
"Maksud nyonya?" Ananda semakin bingung dengan arah pembicaraan majikannya itu.
"Sebagai seorang wanita dewasa, apa kau tertarik dengan Mike?" nyonya mulai menjurus.
"Saya rasa semua wanita normal pasti akan menyukai tuan karena beliau sangat berkharisma, hanya wanita tidak peka saja yang akan mengatakan tidak menyukainya!" Ananda masih bingung dengan arah pembicaraan ini.
"Jadi artinya kau menyukainya kan?" nyonya berbinar-binar.
"Nyonya, kenapa pertanyaan Anda sangat membuat saya bingung?" Ananda yang sudah tidak paham lagi akhirnya bertanya.
"Maafkan aku Ananda, aku hanya ingin memastikan saja, apa kau menyukai putraku?" nyonya kembali menggenggam erat jemari Ananda.
"Sebagai seorang wanita, saya pastilah menyukai tuan yang sangat sempurna, namun biar bagaimana pun tuan adalah majikan saya dan saya hanya seorang pelayan, jadi bagi saya menyukai tuan adalah sesuatu yang tidak masuk akal!" Ananda memposisikan dirinya dengan baik.
"Apakah kau tidak ingin menikah dengannya?" nyonya menunjukkan wajah serius.
"Nyonya candaan Anda sangat tidak lucu hahaha" Ananda tertawa mendengar pertanyaan itu dan menganggapnya sebuah banyolan konyol.
"Aku serius!" nyonya besar menatap beberapa saat dengan tidak berkedip untuk meyakinkan Ananda.
"Anda membuat saya takut nyonya!" Ananda menatap balik dengan seribu tanda tanya besar.
"Aku ingin kau menjadi istri Mike, ibu dari Gaby dan menantuku!"
"Nyonya,,, aku,,,," Ananda tercekat.
"Aku sudah melamarmu melalu ibu asuhmu di panti asuhan, pada dasarnya dia merestuinya, hanya saja dia ingin mendengar langsung darimu, kalau kau setuju, maka aku akan mengaturnya segera!" nyonya mengelus rambut Ananda.
"Ta tapi bagaimana dengan tuan?" Ananda kehabisan kata.
"Mike menyerahkan semuanya padaku!" nyonya meyakinkan Ananda.
"Bukankah tuan tidak mencintai saya?" Ananda tau betul perasaan tuannya hanya sebatas majikan dan pelayan, tidak lebih.
"Cinta bisa dipupuk setelah kalian menikah, dengar, sejak pertama aku mengenalmu aku sangat yakin bahwa kau adalah wanita yang cocok untuk menjadi nyonya di rumah ini, kau bisa menaklukan hati Gaby, merubah suasana rumah ini kembali hidup setelah sekian lama seperti kota mati, aku mohon, terimalah lamaran ini!"
"Tapi nyonya!" Ananda sangat kacau.
"Pikirkanlah baik-baik, berdiskusi lah dengan ibu asuhmu!" nyonya besar menutup obrolan mereka.
.........
"Aku harus bagaimana ibu?" Ananda memeluk ibu asuhnya.
Sepulang kuliah Ananda sengaja ijin untuk menginap di panti asuhan. Ia belum siap dengan semua kenyataan yang terjadi.
"Apa kau menyukai tuan Mike?" ibu asuh membalas pelukan anaknya.
"Meskipun aku menyukainya, tetap saja ia sangat sulit dijangkau Bu, kami terlalu jauh, bagaikan langit dan bumi!" Ananda berpikir realistis.
"Apakah kau menyayangi Gaby?" tanya ibu.
"Tentu saja aku sayang padanya!" kata Ananda.
"Apa kau rela melihatnya mendapatkan ibu tiri yang tidak sayang padanya?"
"Kenapa ibu bertanya seperti itu?"
"Kau tau apa alasan nyonya melamarmu untuk menjadi calon menantunya?" tanya ibu dan dibalas dengan gelengan kepala oleh Ananda.
"Karena dia tau kau sangat menyayangi Gaby dengan tulus, itu yang membuat nyonya sangat menyayangimu dan berharap kau mau menjadi menantunya!"
"Tapi tuan Mike tidak mencintaiku Bu!" Ananda bersikeras menolak.
"Mungkin dia memang masih mencintai mendiang istrinya, namun apa kau tau kalau dia tidak menolak dijodohkan denganmu? dari semua kandidat yang dicalonkan, dia hanya menerimamu saja, karena apa? karena kau sangat menyayangi putrinya! Ibu yakin lambat laun cinta akan tumbuh diantara kalian!"
"Tapi Bu!"
"Kau sangat beruntung dikelilingi oleh orang-orang baik seperti keluarga Anderson, meskipun mereka kaya raya tapi tidak pernah sedikitpun mereka menganggapmu sebelah mata!" Ibu menguatkan hati Ananda.
"Pikirkanlah baik-baik, menikah tidak hanya soal cinta antara dua manusia, tapi juga hubungan cinta antar keluarga, dan kau yang tidak memiliki keluarga yang utuh sangat beruntung mendapatkan cinta dari keluarga calon suamimu!" kata ibu dengan bijak.
padahal itu yg ditunggu2🤪