Sequel
" Semerbak wangi Azalea."
" Cinta Zara."
" Sah."
Satu kata, tapi kata itu bisa berakhir membuatmu bahagia atau sebaliknya.
Zayn Ashraf Damazal akhirnya mengucap janji suci di depan Allah. Tapi mampukah Zayn memenuhi janji itu ketika sebenarnya wanita yang sudah resmi menjadi istrinya bukanlah wanita yang dia cintai?
Cinta memang tidak datang secara instan, butuh waktu dan effort yang sangat besar. Tapi percayalah, takdir Allah akan membawamu mencintai PilihanNya. Pilihan hati yang akan membawa mu menuju surga Allah bersama sama
" Kamu harus tahu bahwa kamu tidak akan pernah mendapatkan apa yang tidak di takdirkan untukmu." _Ali bin Abi Thalib.
" Perempuan perempuan yang baik untuk laki laki yang baik, laki-laki yang baik untuk perempuan perempuan yang baik pula." _ QS.An - Nur 26
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24 : Akal bulus abu nawas
Semenjak meninggalkan rumah sakit beberapa menit lalu, hanya ada keheningan yang tercipta di dalam kendaraan mewah tersebut.
Aretha menatap ke luar jendela, ingatannya kembali berputar di saat pertemuannya dengan Rafael pagi tadi. Bayangkan saking takutnya, untuk melangkah mendekati pasien yang sudah di baringkan , Aretha sulit mengangkat kakinya.
Tatapan mengintimidasi masih sangat jelas di memorinya, tatapan yang sama di malam Aretha mendapatkan penyiksaan.
Zayn mencuri pandang dan memperhatikan Aretha yang hanya duduk termenung menatap puluhan kendaraan yang lewat.
Karena itu, Zayn berinisiatif memecah kesunyian.
" Malam ini, bagaimana kalau kita menginap di rumah umi Aza." Ucap Zayn.
Aretha menoleh dan menatap Zayn.
Sembari mengulas senyum, Aretha mengangguk.
Zayn sumringah. Ini kesempatan nya bisa tidur sekamar lagi dengan Aretha. Hanya itu yang bisa dia lakukan sementara ini, untuk bisa berdua dengan Aretha melewati malam, Zayn harus menginap di rumah Umi Aza ataupun umi Nisa. Sungguh ide yang memusingkan kepala.
Aretha adalah istrinya, tidur bersama atau bahkan menggaulinya , itu sah sah saja. Entahlah, egonya yang besar atau memang dia masih canggung pada Aretha. Tapi setidak nya, sikap dingin yang dia miliki perlahan mulai menghangat. Zayn lebih cenderung banyak mengajak Aretha mengobrol. Walau jelas terlihat jika sebenarnya, Aretha lah yang selalu menjaga jarak.
Tiba di rumah mewah Brawijaya, Zayn dan Aretha di kejutkan dengan kehadiran tamu tidak di undang. Bagi Aretha wajahnya terlihat bahagia bisa bertemu lagi dengan tamu umi Aza, berbanding terbalik dengan Zayn. Sekarang ini, dia sangat kesal saat melihat wajah Aryan.
Pengakuannya yang menyukai Aretha dan kedekatan keduanya menjadi pencetus ekspresi Zayn yang terlihat emosian. Terlebih, Aryan itu sangat tampan, jadi bisa saja Aretha kepincut dengan ketampanan dan kebaikan sepupunya itu.
Karena di butakan rasa cemburu, Zayn lupa jika Aretha adalah istrinya, bukan kekasihnya. Tidak semudah itu untuk membuat Aretha berpaling, pendidikan agama yang kental beserta rasa cintanya pada Zayn yang sangat besar sudah cukup untuk menahannya terus berada di samping sang suami.
Sayangnya , Zayn tidak tau itu. Yang dia paham adalah, Aryan bisa saja mengambil Aretha dari sisinya.
" Kenapa kau di sini lagi? Uang mu tidak cukup untuk sewa hotel?" Ketus Zayn.
Plak..
Zayn terhuyung ke depan, pukulan Abi Adam di bahunya membuatnya maju beberapa langkah.
Zayn menoleh, Abi Adam sudah berdiri berkacak pinggang menatap Zayn tajam.
" Kau bilang apa barusan? Hotel?"
Aretha tidak bisa menahan tawa, begitupun dengan Aryan dan umi Aza.
" Kau saja yang pergi sana ! Enak saja main suruh suruh tidur di hotel." Kesal Abi Adam.
Zayn mengusap bahunya. " Hanya bercanda Abi..." Zayn memelas.
" Duduk, Abi ingin bicara padamu."
Zayn duduk di samping Aretha, dia rela melewati Aryan demi duduk berdekatan dengan sang istri.
" Dokter Roy menelpon abi."
Mendengar nama dokter Roy, Zayn sudah paham dengan maksud Abi yang ingin berbicara padanya.
" Bisa kamu jelaskan pada Abi, kenapa melarang Aretha masuk ke ruangan BC? Istrimu itu masih residen Zayn, kamu tidak punya kewenangan dari sisi akademiknya."
" Aku paham bi. Tapi di sini aku melarang nya bukan sebagai dokter tapi sebagai suami. Aku punya alasan besar untuk itu, dan tidak perlu Zayn ungkapkan di sini, Karena itu menyangkut privasi ku dan Aretha."
Kening Abi mengernyit. Tatapan tajam Zayn menyiratkan sebuah kesungguhan dari permintaan tidak masuk akalnya itu.
Abi Adam kini beralih menatap Aretha. " Apa kamu setuju dengan tindakan Zayn barusan?"
Aretha mengangguk pasti.
Abi Adam menghela nafas panjang.
" Tapi kamu harus menerima konsekuensi untuk penolakan mu itu, Nak."
" Tidak apa apa Abi, Retha akan terima."
" Baiklah, akan Abi bicarakan besok dengan pihak kampus dan konsulenmu."
Aretha tersenyum. " Terima kasih banyak Abi."
Umi Aza menatap menantunya. Dia yakin ada yang di sembunyikan.
" Mungkinkah ini menyangkut masa lalu Aretha?" Batin umi Aza.
Namun umi sudah cukup mengerti dengan situasi yang ada, dia tidak perlu mengetahui masalah masalah yang tidak seharusnya dia campuri.
Aretha masuk ke kamar. Tinggallah Zayn dan Aryan yang masih menikmati pemandangan malam dengan taburan bintang yang nampak indah di cakrawala.
" Rafael, apa dia teman mu ?" Tanya Zayn menatap lurus ke depan.
" Maksud mas, Bryan Rafael?"
" Ya."
" Aku tidak begitu mengenalnya, tapi memang dia adalah salah satu anggota Speed Devils di bawah kepemimpinan Axel bersama Aretha."
" Kau tau kan kalau dia seorang dokter?"
" Iya, Tiga puluh persen anggota Speed Devils berprofesi sebagai dokter. Termasuk pemimpinnya, Rafael dan Aretha."
" Tapi kau tidak tau kan , jika yang membuat Aretha trauma adalah Bryan Rafael."
Netra Aryan membulat sempurna.
" APA...tidak mungkin, setahuku dia pria yang baik." Aryan seakan tidak percaya.
Zayn tersenyum sinis. " Buktinya dia menampar Aretha di tempat umum."
Aryan semakin syok.
" Apa dia yang benar benar melakukannya?"
" Iya, dia melakukannya dengan keras sampai bibir Aretha berdarah." Kesal Zayn.
" Kenapa aku merasa jika ada yang salah ? Mungkinkah dia mendapatkan tekanan dari seseorang? " Batin Aryan. Meski tidak terlalu mengenal Rafael, tapi setidaknya dia bisa membaca karakter seseorang.
" Aku pasti akan membuat nya menderita. " Ujar Zayn menahan amarah.
" Jangan terlalu gegabah. Ya, mas pasti punya bukti, namun, selidiki lah lebih lanjut. Jangan sampai mas ceroboh dan mengharuskan mu berurusan dengan hukum." Kata Aryan khawatir.
Aryan mengenal Zayn dengan sangat baik. Dulu saat tau siapa penyebab Zara keguguran, Zayn hampir saja menjadi seorang pembunuh dengan menghilangkan nyawa Ghina. Ghina itu seorang wanita. Lalu apa kabarnya nasib Rafael yang sudah membuat Aretha terluka sampai harus mengalami trauma yang sangat dalam?
Zayn berdiri . " Baiklah, tapi aku tetap tidak bisa menjamin keselamatannya." Ucapnya kemudian berlalu dan meninggalkan Aryan yang tidak mampu berucap.
Zayn masuk ke dalam kamar di saat Aretha baru saja merebahkan tubuhnya di tempat biasa ia tidur saat datang ke rumah Brawijaya. Di mana lagi jika bukan di sofa panjang dekat jendela.
Melihat itu, Zayn pun mendekati Aretha.
" Bagaimana rasanya tidur di sofa?"
Aretha mengernyit." Enak, sama seperti di kasur."
" Jangan bohong, pindah ke tempat tidur." Perintahnya dengan aksen yang memaksa.
" Tidak usah, di sini juga nyaman." Tolaknya.
" Kau tidak mendengar ku?" Kesal Zayn.
" Kan biasanya juga seperti ini, kenapa sekarang jadi lain?" Protes Aretha.
Zayn mulai kehilangan kesabaran." Pindah sendiri atau aku yang pindahkan." Ucapnya sembari melipat kedua tangan di dada.
Seketika, Aretha bangkit dan berjalan melewati Zayn dengan wajah di tekuk penuh kekesalan.
" Dia itu kenapa?" Gerutu Aretha.
Namun tak urung juga dia merebahkan tubuhnya di kasur empuk milik Zayn. Wangi maskulin khas pria tampan itu semerbak menggoda iman Aretha.
Melihat Aretha yang membaringkan tubuhnya, Zayn mengulas senyum tipis.
Untuk beberapa saat, Aretha nampak sulit memejamkan mata. Namun perlahan kantuk datang juga menyerang nya.
Aretha menguap, hingga ia mulai memejamkan mata. Di pikirannya, Zayn yang akan tidur di sofa menggantikannya, mungkin dia kasihan melihat Aretha yang selalu saja mengalah dan memilih tidur di kursi panjang itu.
Namun , tebakan Aretha salah.
Kantuk nya menguar melewati nirwana kala tempat tidurnya bergoyang. Dan itu menandakan jika ada orang lain yang akan menggunakan kasur itu bersama dengannya.
Aretha jadi panik.
Dia berbalik dan melihat Zayn yang sedang menarik selimut.
" Apa yang mas lakukan di sini?" Katanya khawatir.
" Kau tidak liat kalau aku juga mau tidur?" Ucapnya enteng.
" A..Apaaa? Ta...tapi kan.." Aretha sampai duduk dengan tegap karena syok dengan kelakuan Zayn.
" Aku bukan hewan lapar yang memangsa apa saja yang ada di dekatnya, jadi tidur lah dengan tenang. Lagian, hewan lapar sekalipun pasti akan memilih santapan yang lezat untuknya." Ujarnya tersenyum mengejek sembari memandangi tubuh Aretha dari atas ke bawah.
" Ja..jadi mas pikir aku ini daging busuk yang tidak layak makan? Begitu !?" Aretha naik pitam.
Zayn mengangkat kedua bahunya lalu berbalik membelakangi Aretha.
Melihat tingkah Zayn, membuat Aretha jadi kesal sendiri.
Dia pun berusaha turun dari ranjang dan berencana kembali ke sofa, tapi ancaman Zayn mengurungkan niatnya.
" Kamu mau kemana?" Tanya nya tanpa menoleh sedikitpun.
Aretha tidak menjawab.
" Selangkah saja kau pergi, aku akan mencium mu."
Deg.....
...****************...
🤭😍🤩
mudah sekali aslinya zaynnn
tinggalkan gengsi mu
punya kesempatan tium2
nanti jama'ah lagi za mas
5 waktunya setiap hari
lumayan, vitamin 5 kali 😃
halal iniii
😃🤣🤣🤣🤣🤣😂😂😂😂
" hallo pindah kan barang² nyonya Aretha di kamar utama sekarang "
nahh jadi tiap malam bisa bubu bareng teruss 🤣🤣
kamu tu dah jatuh cinta sama areta