NovelToon NovelToon
Prahara Cinta

Prahara Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Kehidupan di Kantor / Cinta Murni / Romansa / Office Romance
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Riiiiee

Kazuya tak pernah merasa lebih bersemangat selain saat diterima magang di perusahaan ternama tempat kekasihnya bekerja. Tanpa memberi tahu sang kekasih, ia ingin menjadikan ini kejutan sekaligus pembuktian bahwa ia bisa masuk dengan usahanya sendiri, tanpa campur tangan "orang dalam." Namun, bukan sang kekasih yang mendapatkan kejutan, malah ia yang dikejutkan dengan banyak fakta tentang kekasihnya.

Apakah cinta sejati berarti menerima seseorang beserta seluruh rahasianya?

Haruskah mempertahankan cinta yang ia yakini selama ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riiiiee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 Fakta Mengejutkan

"Zuyaaa.. Zuyaaa, ayoo buru kita duduk disini," seru Eli dengan semangat sambil menarik tangan Zuya. "Untung meja incaran gue belum diambil orang." Eli menghela napas lega, seolah baru saja lolos dari ancaman meja yang penuh sesak. Ia segera melangkah cepat menuju meja yang sudah ia incar sejak pertama kali memasuki kantin.

Zuya hanya terkekeh ringan melihat tingkah seniornya itu, sementara Hana sudah menggelengkan kepala pasrah. Tentu saja, ia sudah terbiasa dengan kelakuan memalukan rekannya yang satu ini. Dengan senyum terkekeh, Hana hanya bisa menghela napas, seperti memberi isyarat bahwa meski malu, ia sudah sepenuhnya menerima kenyataan bahwa Eli selalu bertingkah seperti itu.

"Lo harus tau, Zuya, ini meja jadi posisi favorit gue sama Hana banget pokoknya," ucap Eli sambil mendaratkan tubuhnya di kursi. "Ya nggak, Han?" lanjutnya, menatap Hana dengan senyum meminta dukungan.

"Iyaaa aja gue mah, gue mah tempat duduk mana aja sebenernya oke." Jawab Hana santai

"Yeuuu, lo mah sok pura-pura ya!" sungut Eli dengan nada menggoda, matanya melirik Hana yang tampak santai. "Padahal mah protes juga kalo kita nggak kebagian meja ini." Sungut Eli.

"Yaa, itu karena kita dapetnya kursi deket lorong masuk," jawab Hana, ekspresinya sedikit kesal mengingat kejadian beberapa hari lalu. "Gimana gue nggak protes, orang berisik amat, lalu-lalang orang bawa makanan ke sana sini. Mana pas gue lagi makan, orang pada lewat terus!" Hana mengingatkan Eli dengan nada setengah mengeluh, jelas terbayang betapa tidak nyamannya saat itu.

"Udah gue bilang juga apa, ini posisi emang udah paling strategis dari semua tempat yang ada di kantin ini!" Eli berkata dengan penuh semangat, seakan meyakinkan Zuya. "Pokoknya, Zuya, lo pasti setuju sama omongan gue. Dari sini, lo bisa amatin semua orang yang lewat dan duduk, cuma duduk di sini doang! Percaya sama gue." Eli menambahkan dengan antusias, matanya bersinar seakan menemukan posisi emas yang tak bisa dilewatkan.

"Emang iya sih, mba," Kazuya mengangguk sambil mengamati sekitar. "Disini nyaman, nggak terlalu berisik sama lalu-lalang orang-orang." Ia menambahkan, memperhatikan suasana kantin yang relatif tenang meski berada di posisi yang agak strategis. "Posisi kita emang pas banget, nggak terlalu ramai, tapi masih cukup dekat dengan yang lain." Kazuya tersenyum, merasa puas dengan pilihan tempat duduk mereka yang terletak di belakang pojok tengah dekat jendela.

Bahkan, jika duduk mengarah samping mereka bisa melihat lalu lalang jakarta dari jendela tersebut. Namun sayang posisinya duduk mereka di setting membelakangi jendela.

"Bukan masalah itu aja, Zuya," Eli melanjutkan dengan semangat, "Lo dengan jelas bisa mengamati semua orang dari sini. Coba liat..." Ia mengarahkan pandangan Zuya untuk mengikuti arah matanya yang mengitari seluruh penjuru kantin, menunjuk ke berbagai sudut ruangan. "Dari sini, Lo bisa lihat siapa yang datang, siapa yang pergi, siapa yang lagi ngobrol, pokoknya semua yang ada di sini kelihatan jelas. Ini tempat paling strategis buat yang suka mengamati!" Eli berkata dengan bangga, seolah menemukan tempat terbaik untuk menjadi pengamat kantin

"Nahhh!! pojok kiri itu," Eli menghentikan pandangannya kebagian pojok. "Disitu biasa tempat bapak-bapak manager kumpul kalo makan. Kita bisa dengan jelas mengamati dari sini mereka lagi ngomongin apaan. Yahh, walaupun nggak kedengaran setidaknya kita bisa nerka-nerka percakapan dari mimik wajah mereka sih." Kalimat terakhir itu terdengar nada penyesalan karena ia menyampaikan kekurangan dari posisi mereka yang belum bisa hingga mendengar obrol sekolompok manager yang dimaksudnya.

"Nahhh! Kalo di pojok kanan itu.." lanjutnya lagi ingin memberikan penjelasan sepenuhnya tanpa melewatkan apapun. "Itu biasanya divisi marketing kumpul, divisi yang jadi idaman semua orang. Selain bapak managernya yang jadi idola para wanita disini, karyawan-karyawannya juga terkenal masih muda, fresh-fresh pokoknya." Kali ini Eli menjelaskan dengan mata berbinar semangat. Ia sudah membayangkan isi meja itu jika manusia-manusia sudah berkumpul sungguh idaman.

"Apalagi bapak Aro si managernya itu asik parah, nggak kaku sama karyawan divisinya. Bahkan Lo harus tau, cuman dia manager yang makan lebih milih gabung sama anak-anak divisinya dibanding sama rombongan bapak-bapak manager di pojok kiri itu. Mana karyawannya nggak ada rasa canggung lagi interaksi sama dia, bercanda-canda mulu, sering nampilin adegan romantis gratis lagi. Gue juga kan pengen."

Kazuya sempat tersentak mendengar penuturan itu. Mas Nio nya tidak hanya menjadi idola dirinya ternyata memang menjadi idaman semua orang. Ia menatap nanar meja yang dimaksud Eli tadi, disana belum ada satupun orang yang menempati, namun bayangan apa yang dibicarakan Eli sudah terbayang di kepalanya.

"Kalo masalah ini kali ini gue setuju banget sama Lo, Elii." Hana yang semula malas menanggapi omongan Eli dan lebih memilih fokus kepada makanan, kini terlihat ikut excited membicarakan.

Kazuya mengalihkan pandangan ke arah Hana, melihat wajah Hana yang kini terlihat malu-malu ketika membahas divisi marketing. Kazuya sempat berpikir bahwa Hana sosok yang acuh dengan hal begitu. Dari awal ia melihat Hana selalu malas jika Eli sudah bertingkah genit atau lebay dimatanya. Ternyata aslinya sama saja—lucu juga dua seniornya ini pantasan berteman. Sejujurnya hal tersebut tidak masalah sama sekali baginya, malah bisa bahan hiburan untuknya. Apalagi di divisinya yang terbilang banyak karyawan yang sudah agak berumur mayoritas 30an ke atas. Hana dan Eli menyelamatkannya untuk bisa bergabung bersama mereka yang umurnya Kazuya tebak mungkin seumuran dengan Aronio masih di bawah 30. Jadi tidak terlalu kaku serius-serius amat pembahasannya.

Namun obrolan saat ini sedikit mengganjal dihatinya. Apa maksud yang dikatakan Hana dan Eli. Adegan seperti apa yang membuat mereka se iri dan se ingin itu untuk bergabung ke divisinya Aronio tersebut.

"Andaiii bisa pindah divisi semudah itu, gue udah ngajuin dari lama." Ujarnya Hana menambahkan. Terdengar nada sedih di suaranya.

"Emang divisi marketing kenapa, mba? Kok orang-orang pada pengen banget pindah ke sana? divisinya santai?" Kazuya akhirnya mampu mengeluarkan pertanyaan yang sungguh mengganjal. Jujur perasaannya saat ini mendadak menjadi tak menentu.

"Sini-sini kita kasih tau rahasia besar di kantor ini," Eli menuntun mereka agar bisa merapat mendekat kearahnya. "Manager marketing ituu idaman banget pokoknya, mukanya tampan, selalu rapi, ramah banget, Lo kalo lagi di deketnya wihhh langsung semerbak kecium wanginya dari jauh juga." Eli menjelaskan heboh, matanya penuh binar sambil membayang sosok Aronio yang ia maksud.

Zuya menatap meja—yang katanya tempat divisi marketing itu kumpul— dengan kesal. Rasa panas di dadanya membuncah. Pacarnya di puji habis-habisan di depannya. Ingin rasanya ia berteriak menjelaskan bahwa memeluk tubuh yang dikatakan super wangi itu pun sering sekali ia lakukan. Tapi dipikir-pikirnya sepertinya jika ia mengatakan itu hanya dianggap omong kosong oleh orang, atau bahkan lebih buruknya ia akan ditertawakan. Siapa juga yang akan semudah itu percaya anak ingusan kemaren sore sepertinya berpacaran dengan spek manager idaman seperti Aronio.

"Emang se keren itu?" Tanya Kazuya berusaha terdengar biasa saja, padahal sudah terselip nada ketus didalamnya. Untung saja kedua seniornya itu masih excited mengenai cerita divisi marketing itu, sehingga tidak sadar nada bicara Kazuya yang sedikit terselip kekesalan.

"Iyaaa!!!! Sekeren itu!!" Jawab Eli cepat. Hana mengganguk semangat menyetujui. Hilang sudah sosok Hana di awal pertemuan mereka tadi, kini Hana sudah terlihat seperti Eli sesungguhnya.

"Sayang sih mereka belum dateng, tumben banget ya." Heran Hana setelah mengamati meja yang masih kosong hingga saat ini.

"Tapi gue kasih tau juga, Zuya. Divisi marketing nggak se santai yang Lo bayangin sih. Mereka kerjanya hectic parah sih, tuntutan ini itunya berat. Suka lembur, bahkan kebanyakan karyawan marketing datengnya pagi-pagi banget ngejer deadline kerjaan yang numpuk. Kalo Lo liat anak riset dateng sebelum jam 8 itu udah rame dan pagi, itu belum apa-apanya sama paginya anak marketing." Eli kembali membeberkan fakta, berharap itu bisa menjadi informasi untuk Kazuya sebagai anak magang baru disini agar mempunyai bayangan tentang divisi-divisi di kantor ini.

Kazuya mencerna informasi itu dengan cermat, ikut menghubungkan dengan keseharian Aronio. Kali ini ia menyetujui hal tersebut, mengingat bagaimana sibuknya sang kekasih jika masuk hari-hari kerja kantor. Untuk menyempatkan diri mampir ke apartemen untuk bertemu dan mengobrol sebentar saja rasanya sangat sulit.

"Tapi menurut gue masih oke aja sih kalo bentukan divisinya isinya kek begitu. Mana pak Aronio itu manager rasa pacarnya perempuan-perempuan di divisi marketing. Kan gue jadi iri parah."

"Aslii, nggak kek divisi kita yang isinya kebanyakan orang-orang serius. Mana nggak ada yang bening, biar jadi penyemangat buat masuk kerja 'kan." Sedih Eli sambil menyuapkan ricebowl yang dibelinya tadi ke dalam mulut.

Mereka melanjutkan makan yang sempat tertunda oleh adegan berbagi informasi tersebut. Niat dua seniornya sih baik memberikan informasi agar dirinya tau bagaimana kehidupan di dunia kantor ini. Akan tetapi, mengapa Kazuya menjadi kesal yang mendengar fakta tersebut. Bahkan, mood makannya mendadak berkurang. Ricebowl yang sudah di belinya seperti susah sekali akan habis.

Manager rasa pacar?

Maksudnya apa?

......................

1
.......
semangat kak riie , mampir lagi aku baru up 😁😁
Asshabiraa
waah, ada apa nih Kazuya?
Asshabiraa
Semangat buat Kakak /Rose/
Asshabiraa
hahaa, kocak si Antar. Bilang aja pengin nganterin Zuya hihii
Asshabiraa
iyaa, Antar. saya Kazuya, kenapa emang?
Asshabiraa
iih, kok Aronio nyebelin sih. Kazuya ditinggal lagi....
lily
terserah dia lah mau ngapain
lily
salfok mulu
miilieaa
tim Kazuya dong /Drool/
Houtaru_kun
diliat dari tulisannya kayaknya kakak udah lama di dunia kepenulisan 👍👍 aronio tegas dan berwibawa, kalo kazuya agak sedikit terbuka, menurutku sih ☺️ lanjuttkan kak!!!! 😊👍
Penulis Alter Ego
Udah ku subscribe utk dibaca semuanya nanti, pas aku selesai nulis novelku yah kak 😊 soalnya aku cuma bisa libur nulis di hari Minggu~ semangat kak
Penulis Alter Ego
Hai kak~ aku mampir. Dari penulis novel "Cinderella yang Dicampakkan Pangeran"😊 Cerita kakak bagus, semangat ya👍🏻
Haraa Boo
Terimakasih untuk boom like-nya kak🥰
yanah~
Baru bab pertama udah bikin meleleh 😍😍😍
MatchaLatte
Aro jng terlalu baik ngga semua harus d tolong dahh
Riiiiee: baik ada batasnya juga ya nggak
total 1 replies
Diana (ig Diana_didi1324)
semangat kak up nya ditunggu up selanjutnya
.......
semangat kak di tunggu up nya aku dah subrek 😁😁
Houtaru_kun
subscribe biar gak ketinggalan 😉
neyxiaaa xianeyuae
semangat yaaaa
Senja Wijaya
penasaran deh ada apa ini?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!