Ku Luluhkan Hati Suamiku, Dengan Doa Sepertiga Malam
" Saya terima nikah dan kawinnya Laila azira Ningrum binti bapak Wira Subekti dengan mas kawin logam mulia dan berangkat seperangkat alat sholat dibayar tunai.”
" Bagaimana para saksi.”
Sah
Sah
Sah
Akhirnya mereka telah resmi sepasang suami istri yang dijodohkan dengan kedua orang tua mereka masing-masing, yang awalnya tidak kenal kini mereka terikat dalam satu ikatan suci pernikahan yang melibatkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. dengan canggung sang mempelai wanita menyalami pria yang sudah sah menjadi suami nya tersebut, sedangkan laki-laki tersebut hanya memandang datar sang wanita sambil menyodorkan tangannya untuk dicium. lalu dengan canggung juga ia dan terpaksa mencium kening wanita yang sudah sah ia menikahi dengan terpaksa Tampa tersenyuman yang ada di wajah pria tersebut.
Sang penghulu lalu membacakan doa kepada sepasang suami istri itu dengan khidmat, setelah selesai mereka pun disuruh menandatangani buku pernikahan mereka berdua. lalu setelah itu pun pak penghulu pun pergi meninggalkan tempat pernikahan tersebut.
"Alhamdulillah akhirnya kalian terasa menjadi sepasang suami istri bunda seneng banget sayang.” ucap buk Yanti,yang tidak lain ibu dari sang mempelai wanita, dengan senyuman bahagia yang tercetak di wajah yang tidak muda lagi. begitupun dengan pria parubaya yang biasa di panggil ayah oleh ila,nama panggilan kesayangan diri nya oleh kelurga.
"iya Alhamdulillah Wira, saya juga senang akhirnya keluar ke kita berbesanan sesuai dengan rencana kita sewaktu kita masih SMA dulu.” ujar pak Diki Pramono,papa dari dewa putra pranomo calon mempelai pria. Dengan kebahagiaan yang sedang ia rasakan,namun berbeda dengan sang istri ,yaitu Rita angika, yang sejak awal menolak pernikahan anak nya dengan teman suami nya, walau sampai akhirnya dengan terpaksa ia setujui,karna paksaan dari sang suami.
" Ibu bahagia,semoga pernikahan kalian bahagia terus,sampai Jannah,dan maut memisahkan kalian berdua,jodoh dunia akhirat.” timbal buk Yanti ,sambil memeluk anak perempuan satu-satunya dalam keluarga,Karna abangnya nya laki laki. buk Yanti saja tidak percaya anak perempuan yang dulu masih kecil kini telah menjadi seorang istri, membuat buk Yanti sangat berat melepaskan anak perempuannya dengan cepat. namun buk Yanti tidak boleh egois karna setiap anak pasti akan memilih pasangan hidup nya sendiri, dan akan meninggalkan keluarganya dengan cepat. buk Yanti oun menghapus air mata yang mengalir di pipinya dengan cepat, takut anak nya sang putri tau ia menangis. lalu melepaskan pelukan,dan mencium pucuk kepala anak nya dengan perasaan haru.
Sedangkan dewa sendiri hanya menatap anak dan ibu dengan tatapan dingin serta datar, seakan tidak peduli dengan lingkungan sekitar dirinya. berbeda dengan buk Rita hanya mencibir dengan tidak suka, melihat besan yang terlihat lebai dengan anak cewek nya.
" Buk ila mohon maaf kalo ila ada salah,terima kasih juga sudah membesarkan ila dengan cinta yang ayah dan ibu kasih dengan ikhlas kepada ila, sampai ila sampai di titik ini,ila tidak bisa memberikan apa apa pada ibu serta ayah,namun ila akan bedoa semoga ibu dan ayah sehat selalu,di berika umur panjang,dan di mudahkan rezekinya.” dengan air mata yang sudah mengenang di pelupuk mata Laila siap buat tumpah,sambil sungkeman di depan ibu yanti.
" Iya nak,ibu pun juga begitu kalo ada salah sama kakak, insyaallah Allah ibu ikhlas.” lalu mencium sekali lagi kening anak nya yang kini tengah duduk berjongkok di hadapannya.
Lalu kini Laila berganti sungkeman kepada ibu mertua nya,yang dari tadi melihatnya dengan tetap yang tidak suka namun ia paksakan melihat.
" Bu Laila mohon tolong ridhoi pernikahan laila dengan mas dewa berjalan dengan baik, karena pernikahan Allah subhanahu wa ta'ala,bisa mencintai anak ibu dengan tulus.” sambil mencium tangan buk Rita, sedangkan buk rita sendiri hanya membuang muka mendengar omongan laila yang tidak ia sukai yang notabe nya istri anaknya sendiri. lalu dengan terpaksa buk rita membiarkan tangan ya dicium oleh Laila yang aslinya pingin ia tepis, namun melihat tatapan sang suami tidak jadi ia tepis namun ia biarkan saja.
"Sampai kapan saya tidak akan menerima kamu menjadi mantu saya karena kamu tidak selevel dengan keluarga saya, kalau bukan suami saya menjodohkan kamu dengan anak saya,saya tidak Sudi.” ujar Bu Rita dalam hati dan tidak suka kepada mantunya tersebut dan memandang miring keluarga besan nya itu.
Acara sungkeman itu pun berjalan dengan lancar dan kini kedua pasangan suami istri itu telah duduk di pelaminan walau tidak ada senyuman di raut wajah laki-laki maupun perempuan, hanya senyuman tipis yang menghiasi kebohongan mereka entah sampai kapan itu berlanjut.
Tak terasa kini sudah jam 10.00 malam tamu undangan sudah mengubarkan diri yang tersisa hanyalah pegawai pegawai hotel yang masih membereskan sisa-sisa acara tadi. dan hanya keluarga inti saja yang ada.
" Kalian menginap lah di hotel dulu karna sudah papa siapkan kamar buat kalian berdua selama dua hari kedepan.” ucap pak Diki Pramono,pada sang anak dewa putra pranomo.
" Gak bisa pah, aku besok ada miring penting jadi aku mau langsung pulang ke apartemen milik ku sendiri! Ujar dewa." tidak setuju dengan usulan sang papa buat menginap di hotel tersebut,karna itu bukan kemauan dari dia tapi paksaan dari sang papa,sampai ia menikah dengan cewek yang belum ia kenal sebelum nya.
" Kamu kan masih ada cuti buat dua hari kedepan, ngapain kamu masuk kantor,biar asisten kamu aja yang menghendel itu miring.” timbal pak Diki pada sang anak.
" Pokonya aku gak bisa pah,aku mau pulang aja ke apartemen,kalo dia mau ikut silakan,juga gak papa.” bantah dewa pada sang papa,dengan tatapan dingin.
Sedangkan Laila yang di tunjuk oleh dewa hanya menundukan kepala,sambil meremas gaun pengantin yang ia pakai, ia seperti seorang istri yang tidak di anggap oleh sang suami atas penolakan barusan.
Namun laila bertekad akan mempertahan pernikahan ini bagaimana pun kedepan nya. Karan pernikahan bukan ajang perlombaan yang sewaktu waktu bisa di lepas begitu saja. dan Laila akan berusaha meluluhkan hati sang suami yang sedingin es itu.
"Kan Mama juga sudah bilang dari awal awal papa jangan di paksakan mereka tapi papa tetap ngotot. coba lihat anak kita sendiri yang nolak mentah mentah wanita yang sekarang menjadi istrinya itu jadi biarkan saja dia mau tinggal di mana sekarang jangan papa melarang." ucap buk Rita dengan marah pada sang suami.
" Sudah mama mendingan diam saja jangan ikut campur urusan ini, baik akan papa bebaskan kamu memilih tempat tinggal. namun jangan kamu sakitin manantu papa ,kalo itu terjadi awas kamu papa tidak akan tinggal diam. malah kamu yang akan berterimakasih kepada papa suatu saat nanti karna sudah menjodohkan kamu dengan gadis sebaik istrimu.” kata pak Diki pada anak nya itu, sedagkan sang istri hanya mendelik sebal pada sang suami.
....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments