Kemalangan adalah hal biasa Riki dapatkan. Namun, kali itu berbeda.
Hanya dalam satu hari, dunianya telah berubah.
Dia baru saja mengetahui jika dia dijebak dan dipermalukan oleh seseorang. Lalu saat dia pulang, dia harus menghadapi kenyataan bahwa adiknya, satu-satunya keluarga yang tersisa harus meninggal karena bunuh diri.
Saat dia tahu apa yang terjadi, dia melaporkan semuanya pada pihak berwenang tapi lagi-lagi dia hanya pecundang.
Hanya kematian saja yang tersisa baginya, lebih baik mati daripada hidup penuh dengan kesengsaraan.
[Apakah anda ingin membalaskan dendam anda?]
Hah? Apa itu?
[Bergabunglah dengan sistem yang akan membantu anda mendapatkan keadilan dan kekayaan]
Kekayaan apa?
[Apakah anda setuju?]
Tapi, bukankah Riki sudah meninggal?
Saat dia bangun, kehidupan baru telah menunggunya.
Saatnya pembalasan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dee hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Uang adalah prioritas
PT Anggara jaya memiliki beberapa tanah dan bangunan yang tidak terpakai. Beberapa diantaranya dibeli oleh perusahaan untuk berdonasi, biasanya ini atas perintah Edward. Hasilnya, mereka memiliki bangunan sampah yang disebutkan Riki sebelumnya. Tapi itu hanya menjadi sampah untuk tempat makan, bangunan atau tanah yang tidak bagus bisa digunakan untuk berbagai keperluan perusahaan nantinya, seperti gudang.
Ada juga beberapa tanah yang didapat karena hutang. Beberapa orang berhutang dan akhirnya harus memberikan tanah atau bangunan mereka pada perusahaan.
Seperti tanah serta bangunan yang Riki ambil saat ini.
Riki tersenyum melihat surat kepemilikan tanah yang telah dialihkan menjadi namanya. Ah, tidak, tanah dan bangunan itu segera dialihkan menjadi nama Riki saat disita.
Maksudnya nama Ricky Anggara.
Jadi kemarin Surya hanya menggantinya menjadi nama Riki Narendra. Sekarang semua identitas Riki sudah atas nama Riki Narendra, bahkan akta kelahiran dia juga.
Bukannya Riki ingin benar-benar mengambil alih tubuh itu dan meninggalkan Ricky, hanya saja… bahkan Ricky ingin menghilangkan nama Anggara dari namanya.
Riki pikir, Ricky tidak akan keberatan, iya kan?
Ah, yang pasti, pagi ini Surya datang dengan membawa surat kepemilikan tanah tersebut pada Riki. Dia juga membawakan sandwich tuna dan sandwich daging ayam cincang dari restoran terkenal.
Riki tidak meminta Surya untuk melakukan itu. Tapi Surya bilang, itu suruhan Edwin.
“Ini untukmu.” Riki memberikan amplop pada Surya, membuat lelaki yang masih berumur 24 tahunan itu terlihat bingung.
“Ini apa, tuan muda?“
”Hadiah untukmu karena sudah membantuku, ku rasa kau akan selalu membantuku dimasa depan.“ ucap Riki.
Surya pun hendak mengembalikan amplop itu, ”apa ini semacam suap?“
Riki mengernyitkan dahinya, ”bukankah itu normal saat kau mengerjakan sesuatu dan aku membayarnya? Dari bagian mana ini bisa disebut suap? Suap itu saat aku memberimu uang untuk sesuatu —“
”Tapi saya sudah dibayar oleh perusahaan.“
Riki terdiam sejenak, meneliti wajah dan ekspresi dari lelaki itu.
”Hei, apa kau tidak tahu yang namanya bonus? Apa membantuku adalah job desk mu? Kan enggak. Jadi ambil aja, aku tahu kamu butuh uang yang banyak. nggak perlu jaim, kau butuh itu, ambil aja.“
Pada akhirnya Surya mengambil uang itu. Sebenarnya, dia juga senang mendapat uang. Tapi jika dia mengambilnya, itu artinya Riki akan terus minta tolong padanya. Surya sudah kerepotan dengan Anton, dia tidak ingin direpotkan oleh— oh? Riki memberinya tiga juta hanya untuk pekerjaan mudah begitu?
Padahal Anton jarang memberi uang padanya. Diberi pun paling banyak satu juta.
Tidak, jika Surya harus membantu tuan muda keluarga Anggara, itu harusnya hanya Riki, iya kan?
”Maafkan aku, tuan muda Anton, uang adalah prioritas ku saat ini.“ gumam Surya, dia segera mengantongi uang itu, dan pergi dari depan apartemen Riki.
Riki, yang sedang sarapan di dalam apartemen, mengernyitkan dahinya heran melihat panel skill pemimpin.
Disana tiba-tiba saja tertulis jika Surya telah menjadi pengikutnya dan dia memercayai Riki hingga 85%.
“Secepat itu dia memercayai ku hanya karena uang dan roti yang semalam aku beli? Itu sangat aneh tapi aku bersyukur. Sekarang orang yang paling kompeten berada di pihakku! Hehehe, mulai sekarang akan menjadi mudah jika ada Surya.”
Riki tidak terlalu memahami bisnis, tapi jika ada Surya, semuanya akan menjadi mudah. Riki butuh orang yang memercayai dia, dan Surya dengan cepat percaya padanya.
Uang adalah kepercayaan.
Mungkin lelaki itu menilai Riki mirip dengan Edwin, baik hati dan memberinya banyak bonus.
Entahlah, yang pasti itu akan menjadi baik.
“Aku sudah dapat tempat yang bagus, setelah ini menghubungi tuan Leonard, lalu mencari arsitek untuk merenovasi bangunan.” gumam Riki, ada banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan dengan cepat.
“Oh iya, aku memiliki pencapaian yang belum aku periksa.”
Riki segera memeriksa panel pencapaian sistem.
[Anda telah berhasil menjadi musuh dalam selimut level satu]
[Hadiah anda adalah skill tangan yang kuat level C]
[Anda telah berhasil menjadi musuh dalam selimut level dua]
[Hadiah anda adalah 7% saham pada PT Anggara jaya]
Musuh dalam selimut? Apa itu karena Riki pura-pura baik pada Hanni dan Anton?
Terserahlah, yang penting Riki mendapatkan hadiahnya.
“Maksudnya tangan yang kuat itu bagaimana?“ Tanya Riki.
[Level kekuatan tangan anda sebelumnya adalah E, sekarang telah naik menjadi level C]
[Skill ini akan membuat tangan anda tidak lemah, memberikan otot yang membuat tangan anda kuat dan tidak mudah dikalahkan]
Ternyata kekuatan tangan Riki bisa naik dengan cepat seperti itu.
”Apa aku suda lebih kuat dari Edward?“
[Tentu saja belum, master]
[Kekuatan tangan Edward Anggara berada di level SS]
”HAH? kok bisa dia sekuat itu? Dia bahkan nggak punya sistem…“
Riki merasa dia kalah jauuuhhh sekali dibandingkan Edward.
[Dia memiliki bakat alami, master, dia juga rajin ke gym]
[Apakah anda akan pergi ke gym dengan teratur sekarang?]
Riki memegangi kepalanya yang ingin meledak. Jika dia pergi ke gym juga, itu artinya dia memiliki jadwal tambahan selain latihan tinju.
Tapi, dia bisa ke gym di pagi hari, kan? Lagipula, apartemen ini membuatnya menjadi anggota dengan gratis. Riki beberapa kali pergi kesana dan pelatihnya sangat baik padanya.
”Aku akan pergi di pagi hari saja mulai besok.“
[Sistem akan mengaturkan jadwal anda]
Riki mengangguk, ”terimakasih.“
Setelah sarapan dengan baik, Riki segera bersiap ke sekolah. Suasana hatinya sedang baik, semoga saja hanya ada hal baik hari ini.
Begitulah yang Riki inginkan.
Namun, saat dia sudah sampai sekolah dengan aman, dia malah melihat hal yang tidak menyenangkan.
Salah satu pengikutnya sedang diganggu.
Lebih tepatnya, Liz sedang diganggu oleh Gidion.
Dan juga… Liz telah mengecat rambutnya dengan warna pirang. Rambut itu tetap panjang dan bergelombang, hanya saja menjadi pirang sekarang. Anehnya, rambut pirang itu terlihat cocok bagi gadis itu. Kecantikannya bertambah berkali-kali lipat hanya dengan mengubah warna rambut menjadi pirang. Jika begitu, mustahil Gidion akan menyerah. Apa yang Liz pikirkan?
Melihat Liz yang diganggu Gidion seperti itu, membuat Riki teringat pada Rena.
Riki ternyata bukanlah kakak yang baik, bagaimana bisa dia tidak tahu apa-apa tentang apa yang dialami oleh adiknya?
Bagaimana jika nanti Liz juga— ah, tidak boleh!
Riki segera mendekati Liz, lalu melindungi gadis itu dengan menariknya ke belakang tubuhnya.
”Dia bilang nggak mau, apa kamu tuli?“
